Salah satu kegiatan rumah tangga yang paling sering dilakukan yaitu memasak. Kegiatan tersebut mengakibatkan timbulnya limbah minyak goreng yang jika dibiarkan saja dapat menyebabkan penumpukan limbah minyak goreng bekas. Limbah minyak goreng bekas ini disebut minyak jelantah. Efek samping yang ditimbulkan minyak jelantah membuatnya menjadi limbah yang tidak berguna. Maka dari itu, penting untuk menemukan metode yang tepat dalam memanfaatkan kembali minyak jelantah tersebut. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan mengolahnya menjadi sabun cuci antibakteri. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya yaitu minyak jelantah, soda api, air, ekstrak sereh wangi, kunyit, dan lemon. Sereh wangi mengandung minyak atsiri dapat menekan aktivitas bakteri, termasuk bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Lemon mengandung flavonoid dan minyak atsiri yang memiliki aktivitas antibakteri. Kunyit mengandung kurkumin, senyawa yang memiliki sifat antibakteri. Mengukur pH sabun dengan menggunakan indikator pH berupa kertas lakmus untuk menentukan kelayakan produk sabun antibakteri dalam konteks keamanan penggunaan serta dampaknya bagi lingkungan. Untuk mengukur pH sabun dengan kertas lakmus, dilakukan dengan mengencerkan sabun menggunakan aquades hingga menjadi 10 ml. pH sabun minyak jelantah dengan ekstrak sereh, kunyit, dan lemon yaitu 8. Hasil ini sesuai dengan standar aman pH sabun menurut SNI. Kisaran standar pH sabun yang aman yaitu antara 6 - 11.