Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN CUCI ANTIBAKTERI DENGAN EKSTRAK SEREH WANGI, KUNYIT, DAN LEMON SEBAGAI PENGGANTI DETERGEN Cahyani, Karina Ikadinar; Alfatih, Ade Fabarizi; Pramesti, Azzahra Indi; Kasanah, Kurotun Nikmatul; Berlianti, Agnia; Latifah, Dya Nur; Mujiyanti, Qismah Orva Dwi; Ichwanto, Muhammad Aris
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kegiatan rumah tangga yang paling sering dilakukan yaitu memasak. Kegiatan tersebut mengakibatkan timbulnya limbah minyak goreng yang jika dibiarkan saja dapat menyebabkan penumpukan limbah minyak goreng bekas. Limbah minyak goreng bekas ini disebut minyak jelantah. Efek samping yang ditimbulkan minyak jelantah membuatnya menjadi limbah yang tidak berguna. Maka dari itu, penting untuk menemukan metode yang tepat dalam memanfaatkan kembali minyak jelantah tersebut. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan mengolahnya menjadi sabun cuci antibakteri. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya yaitu minyak jelantah, soda api, air, ekstrak sereh wangi, kunyit, dan lemon. Sereh wangi mengandung minyak atsiri dapat menekan aktivitas bakteri, termasuk bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Lemon mengandung flavonoid dan minyak atsiri yang memiliki aktivitas antibakteri. Kunyit mengandung kurkumin, senyawa yang memiliki sifat antibakteri. Mengukur pH sabun dengan menggunakan indikator pH berupa kertas lakmus untuk menentukan kelayakan produk sabun antibakteri dalam konteks keamanan penggunaan serta dampaknya bagi lingkungan. Untuk mengukur pH sabun dengan kertas lakmus, dilakukan dengan mengencerkan sabun menggunakan aquades hingga menjadi 10 ml. pH sabun minyak jelantah dengan ekstrak sereh, kunyit, dan lemon yaitu 8. Hasil ini sesuai dengan standar aman pH sabun menurut SNI. Kisaran standar pH sabun yang aman yaitu antara 6 - 11.
Pembuatan Sabun Pembersih Lantai Menggunakan Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Buah Mengkudu Berlianti, Agnia; Mujiyanti , Qismah Orva Dwi; Latifah , Dya Nur; Sitinjak , Armedi R. S.; Mulyani , Anik Tri; Agata, Refi Amelia
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan yang matang terhadap proyek perlu dilakukan untuk meminimalisir keterlambatan proyek. Tujuan penelitian ini adalah mencari faktor utama keterlambatan dan tingkat fatalitas keterlambatan proyek rehabilitasi bendungan bareng. Metode yang digunakan untuk menganalisis penyebab keterlambatan dengan menggabungkan metode Fault Tree Analysis ( FTA ) untuk menentukan faktor utama keterlambatan sedangkan matrik risiko untuk menentukan tingkat fatalitas keterlambatan. Hasil analisa FTA mendapatkan basic event sebanyak 30 yang menjadi faktor utama ialah banyaknya revisi pada gambar yang memiliki probabilitas 0,969 dan minimnya jumlah tenaga kerja di pekerjaan beton yang memiliki probabilitas 0, 943. Untuk hasil matrik risiko didapatkan di tingkat Low terdapat 4 risiko, sedangkan di tingkat Medium terdapat 26 risiko. Proyek rehabilitasi bendungan bareng memiliki fatalitas faktor keterlambatan pada tingkat risiko “Medium“ dan “Low“ tidak ada tingkat risiko “High“.
Pembuatan Sabun Pembersih Lantai Menggunakan Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Buah Mengkudu: Bahasa Indonesia Berlianti, Agnia; Nur Latifah, Dya; Orva Dwi Mujiyanti, Qismah; Tri Mulyani, Anik; Raphael Sebastian Sitinjak, Armeidi; Amelia Agata, Refi
Casuarina: Jurnal Teknik Lingkungan Vol 2 No 2 (2025): CEEJ APR 2025
Publisher : LRI Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/ceej.v2i2.3793

Abstract

Di Indonesia, permintaan minyak goreng sangat tinggi, baik untuk kebutuhan rumah tangga, pedagang kaki lima, maupun industri makanan seperti restoran. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika jumlah limbah minyak goreng yang dihasilkan cukup banyak. Minimnya kesadaran akan bahaya minyak goreng bekas, serta minimnya praktik daur ulang semakin memperparah masalah ini. Padahal, minyak goreng bekas dapat didaur ulang menjadi produk yang lebih bermanfaat dengan cara mengolah limbah minyak goreng bekas menjadi produk pembersih lantai dengan cara memadukan minyak goreng bekas yang diolah dengan ekstrak buah mengkudu sebagai antibakteri dan antijamur. Proses pembuatan sabun pel dengan cara memurnikan minyak goreng bekas dengan karbon aktif selama 24 jam kemudian dicampur dengan basa kuat NaOH dan didiamkan selama 24 jam hingga terbentuk dua lapisan. Tahap selanjutnya adalah penambahan asam sitrat untuk menurunkan pH larutan, ditambahkan hingga pH memenuhi syarat SNI 1842:2019 pada kisaran 6-11. Tingkat keasaman atau pH sabun pel lantai yang terbentuk adalah 6, sehingga dapat dikatakan pH sabun pel lantai yang terbentuk telah memenuhi syarat.