Syah Putra, Ajib Atha
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS HAMBATAN ADMINISTRASI TERHADAP AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DESA SECURAI KECAMATAN BABALAN KABUPATEN LANGKAT Gunawan, Amanda Natasya; Hanifa, Nazwa Ihza; Khathimah, Husnul; Hanafi, Riski Aditia; Farahany, Suci; Putri, Yuana Wangsa; Saragih, Tini Rezeki; Syah Putra, Ajib Atha; Agustina, Dewi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.36485

Abstract

Pelayanan medis di Puskesmas memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama pada tingkat dasar. Puskesmas berfungsi sebagai pusat layanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Meskipun demikian, akses masyarakat terhadap pelayanan ini seringkali terhambat oleh berbagai masalah administratif yang memengaruhi kelancaran proses pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hambatan-hambatan administratif yang memengaruhi akses masyarakat ke layanan kesehatan di puskesmas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi langsung terhadap petugas kesehatan serta pasien di beberapa puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai hambatan administratif yang sering terjadi. Di antaranya adalah prosedur pendaftaran yang rumit dan memakan waktu, keterbatasan jumlah tenaga medis yang tersedia, serta kurangnya penerapan sistem teknologi informasi yang terintegrasi untuk mendukung kelancaran administrasi dan pelayanan. Selain itu, informasi tentang prosedur pelayanan yang tidak cukup disosialisasikan kepada masyarakat menjadi faktor penghambat lainnya. Hal ini sering kali menambah kebingungan pasien dan memperlambat proses pelayanan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan langkah-langkah perbaikan, seperti penyederhanaan proses administrasi, peningkatan kapasitas serta pelatihan tenaga medis, dan penerapan sistem teknologi informasi yang lebih efisien. Dengan perbaikan ini, diharapkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat lebih mudah, pelayanan menjadi lebih efektif, serta kualitas layanan di puskesmas meningkat.
Analysis of Public Knowledge About the Risk of Spreading Infectious Diseases After the Rob Flood Disaster in Sei Naga Lawan Village Handoko, Fauziah; Susilawati, Susilawati; Wahyuni, Dewi Sri; Syah Putra, Ajib Atha; Siregar, Findyani; Syaharani, Latifah
PROMOTOR Vol. 8 No. 3 (2025): JUNI
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v8i3.1241

Abstract

One of the natural disasters that often occur in Indonesia's coastal areas is the Rob flood, which increases the possibility of transmission of infectious diseases in addition to causing damage to infrastructure. The purpose of this study is to examine the general public's awareness of the dangers of infectious disease transmission after the flash flood tragedy in Sei Naga Lawan Village, Perbaungan District. This study uses a quantitative methodology and involves 96 randomly selected respondents. Because there are 2,561 people living in Sei Naga Lawan Village, Perbaungan District, the Slovin formula with an error threshold of 10% is used to calculate the number of samples that need to be studied. Thus, 96 residents is the number of samples to be examined. Based on the research, it was found that out of 96 respondents, 30.2% of respondents had insufficient knowledge in understanding the problem of infectious disease risk, while 69.8% of respondents had quite good knowledge about the problem of infectious disease risk after the flash flood. Poor sanitation and lack of public awareness about prevention can exacerbate infectious diseases such as dengue fever and diarrhea. From the research conducted in the conclusion, most of the respondents (69.8%) felt that they had quite good knowledge about the risk of infectious diseases after the flash flood, although some of them (30.2%) had less knowledge in understanding the problem. This concludes that there is a gap in the public's understanding of health risks. Good education is needed by the community to develop sustainable health knowledge to increase public awareness to prevent infectious diseases after floods appropriately.