Simpang T Bloor Sepu merupakan salah satu titik pergerakan kendaraan dengan kepadatan tinggi, yang dapat mengakibatkan peningkatan kebisingan dan emisi karbon monoksida (CO), terutama pada jam-jam sibuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kebisingan dengan menggunakan noise meter dan konsentrasi karbon monoksida dengan menggunakan multigas detector pada tanggal 14 November 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan sangat bervariasi dari hari ke hari, dengan nilai maksimum 83,839 dBA pada pukul 03:00-04:00, yang melebihi ambang batas kenyamanan 70 dBA. Tingkat kebisingan yang tinggi ini terutama terkait dengan lalu lintas kendaraan dan kegiatan industri. Di sisi lain, pengukuran konsentrasi CO selama 24 jam menunjukkan hasil yang stabil yaitu 0 ppm, yang mengindikasikan kualitas udara yang relatif baik di lokasi. Rendahnya tingkat emisi CO diperkirakan disebabkan oleh efisiensi teknologi kendaraan modern, seperti penggunaan catalytic converter, dan faktor lingkungan yang membantu menghilangkan gas. Namun, tingkat kebisingan yang tinggi tetap menjadi perhatian serius karena dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti stres, gangguan pendengaran, dan kualitas tidur yang buruk. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pengelolaan lalu lintas dan kebijakan lingkungan. Tingginya tingkat kebisingan yang terdeteksi menunjukkan perlunya strategi mitigasi, seperti pengaturan waktu operasional untuk kendaraan berat dan penciptaan zona aktivitas yang lebih tenang. Meskipun kualitas udara terjaga, perhatian tetap harus diberikan pada dampak kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan kebijakan yang lebih berkelanjutan dalam manajemen lalu lintas dan perlindungan lingkungan di area perkotaan.