Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Reducing the Turbidity Level of Bengawan River Water in Solo Using the Jar Test Method with Al2(SO4)3 and Ca(OH)2 Coagulants Adela Kayisi, Layung; Rendy Dwi Yulianto, Achmad; Mahardika Putri, Sekar; Sulistiyo Nugroho, Budi
Advances In Social Humanities Research Vol. 2 No. 12 (2024): Advances In Social Humanities Research
Publisher : Sahabat Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/adv.v2i12.314

Abstract

Water is a compound composed of hydrogen (H?) and oxygen (O?), with turbidity caused by suspended particles such as clay and sewage. This study aims to reduce the turbidity of the Bengawan Solo River using the jar test method with pre-sedimentation and no pre-sedimentation treatment. The results showed that pre-sedimentation decreased the mean turbidity from 55.08 NTU to 30.16 NTU. The primary coagulant Al?(SO?)? and the auxiliary coagulant Ca(OH)? affect the turbidity and pH of the water. The pH value was close to neutral (6.07) achieved at a concentration of 60 ppm with pre-sedimentation. This method is effective in reducing turbidity and has the potential to be applied in large-scale water treatment.
Pengaruh Lalu Lintas di Pertigaan Jalan Blora Cepu terhadap Kualitas Kebisingan Menggunakan Sound Level Meter dan Gas Karbon Monoksida Menggunakan Multi Gas Detector pada X November 2024 Rendy Dwi Yulianto, Achmad; Adela Kayisi, Layung; Mahardika Putri, Sekar; Sulistiyo Nugroho , Budi
Jurnal Global Ilmiah Vol. 2 No. 3 (2024): Jurnal Global Ilmiah
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/jgi.v2i3.148

Abstract

Simpang T Bloor Sepu merupakan salah satu titik pergerakan kendaraan dengan kepadatan tinggi, yang dapat mengakibatkan peningkatan kebisingan dan emisi karbon monoksida (CO), terutama pada jam-jam sibuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kebisingan dengan menggunakan noise meter dan konsentrasi karbon monoksida dengan menggunakan multigas detector pada tanggal 14 November 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan sangat bervariasi dari hari ke hari, dengan nilai maksimum 83,839 dBA pada pukul 03:00-04:00, yang melebihi ambang batas kenyamanan 70 dBA. Tingkat kebisingan yang tinggi ini terutama terkait dengan lalu lintas kendaraan dan kegiatan industri. Di sisi lain, pengukuran konsentrasi CO selama 24 jam menunjukkan hasil yang stabil yaitu 0 ppm, yang mengindikasikan kualitas udara yang relatif baik di lokasi. Rendahnya tingkat emisi CO diperkirakan disebabkan oleh efisiensi teknologi kendaraan modern, seperti penggunaan catalytic converter, dan faktor lingkungan yang membantu menghilangkan gas. Namun, tingkat kebisingan yang tinggi tetap menjadi perhatian serius karena dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti stres, gangguan pendengaran, dan kualitas tidur yang buruk. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pengelolaan lalu lintas dan kebijakan lingkungan. Tingginya tingkat kebisingan yang terdeteksi menunjukkan perlunya strategi mitigasi, seperti pengaturan waktu operasional untuk kendaraan berat dan penciptaan zona aktivitas yang lebih tenang. Meskipun kualitas udara terjaga, perhatian tetap harus diberikan pada dampak kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan kebijakan yang lebih berkelanjutan dalam manajemen lalu lintas dan perlindungan lingkungan di area perkotaan.