This Author published in this journals
All Journal Bima Nursing Journal
Muljanto, Rahaju Budhi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Intervensi Electroconvulsive Therapy (ECT) pada Skizofrenia Katatonik Muljanto, Rahaju Budhi; Herdaetha, Adriesti; Kusuma, Wijaya; Ahmad, Ahmad
Bima Nursing Journal Vol 6, No 1 (2024): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v6i1.1717

Abstract

Laporan kasus ini mendokumentasikan intervensi Electroconvulsive Therapy (ECT) pada seorang pria berusia 30 tahun yang didiagnosis dengan skizofrenia katatonik, di mana pengobatan farmakologis tidak memberikan hasil yang memadai. Skizofrenia katatonik merupakan subtipe yang jarang namun parah, ditandai dengan gangguan motorik seperti katalepsi, mutisme, dan gerakan motorik yang tidak teratur. Pasien dalam laporan ini menunjukkan resistensi terhadap obat-obatan antipsikotik, termasuk Haloperidol dan Clozapine, yang mendorong tim medis untuk melakukan ECT sebagai alternatif terapeutik. Prosedur ECT dilakukan dengan pengawasan ketat, dan hasilnya menunjukkan perbaikan signifikan pada gejala katatonik pasien, dengan pengurangan halusinasi dan peningkatan interaksi sosial. Laporan ini menegaskan efektivitas ECT dalam mengatasi gejala katatonik pada kasus skizofrenia yang resisten terhadap pengobatan, serta pentingnya pendekatan individualisasi dalam pengelolaan gangguan ini.
Intervensi Electroconvulsive Therapy (ECT) pada Skizofrenia Katatonik Muljanto, Rahaju Budhi; Herdaetha, Adriesti; Kusuma, Wijaya; Ahmad, Ahmad
Bima Nursing Journal Vol. 6 No. 1 (2024): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v6i1.1717

Abstract

Laporan kasus ini mendokumentasikan intervensi Electroconvulsive Therapy (ECT) pada seorang pria berusia 30 tahun yang didiagnosis dengan skizofrenia katatonik, di mana pengobatan farmakologis tidak memberikan hasil yang memadai. Skizofrenia katatonik merupakan subtipe yang jarang namun parah, ditandai dengan gangguan motorik seperti katalepsi, mutisme, dan gerakan motorik yang tidak teratur. Pasien dalam laporan ini menunjukkan resistensi terhadap obat-obatan antipsikotik, termasuk Haloperidol dan Clozapine, yang mendorong tim medis untuk melakukan ECT sebagai alternatif terapeutik. Prosedur ECT dilakukan dengan pengawasan ketat, dan hasilnya menunjukkan perbaikan signifikan pada gejala katatonik pasien, dengan pengurangan halusinasi dan peningkatan interaksi sosial. Laporan ini menegaskan efektivitas ECT dalam mengatasi gejala katatonik pada kasus skizofrenia yang resisten terhadap pengobatan, serta pentingnya pendekatan individualisasi dalam pengelolaan gangguan ini.
Terapi Pilihan Pada Pasien Demensia dengan Pathological Crying : Evidence Based Case Report Ningrum, Ika Agitra; Herdaetha, Adriesti; Seno, Budhi Hami; Muljanto, Rahaju Budhi
Bima Nursing Journal Vol. 7 No. 1 (2025): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v7i1.1760

Abstract

Latar Belakang: Demensia adalah sindrom dengan penurunan fungsi kognitif, termasuk memori, pemahaman, berpikir, perhitungan, orientasi, bahasa, dan penilaian, yang sangat memengaruhi fungsi sehari-hari. Terapi non-farmakologis seperti akupunktur terbukti efektif dalam meningkatkan daya ingat dan kognisi. Penelitian, seri kasus, dan laporan kasus mendukung efektivitas, tolerabilitas, dan keamanan SSRI dalam menangani pathological laughing and crying.Tujuan: Menentukan terapi pilihan pada pasien demensia dengan pathological crying. Metode: Penelusuran dilakukan di PubMed, Cochrane, Springer, Trip Database, dan Science Direct dengan kata kunci Optional Therapy AND Dementia, Dementia AND Acupuncture, Dementia AND Pathological Crying. Penyaringan meliputi terbitan 10 tahun terakhir, penelitian pada manusia, tinjauan sistematis, meta-analisis, uji klinis acak, bahasa Inggris, dan artikel lebih dari 10 tahun. Hasil: Akupunktur menunjukkan manfaat potensial jika dikombinasikan dengan SSRI pada pasien demensia dengan pathological crying. Data statistik menunjukkan p-value ≤ 0,05%, menunjukkan keefektifannya sebagai terapi komplementer dan alternatif yang dapat diterapkan secara bertahap dalam pengobatan demensia klinis. Simpulan: Akupunktur direkomendasikan sebagai terapi pilihan pada pasien demensia dengan pathological crying. Terapi SSRI, seperti fluoxetine (20 mg), sertraline (50 mg), dan citalopram (10–20 mg), terbukti efektif menangani pathological crying pada demensia.