Octonariz, Vito Zhafran
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Lama Penyimpanan Kapsul Kloramfenikol Yang Diperoleh Dari Puskesmas Kabupaten Pringsewu Terhadap Kadar Menggunakan Metode Nitrimetri Octonariz, Vito Zhafran; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.17568

Abstract

Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai spektrum luas terutama terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Kloramfenikol dipilih untuk mengobati penyakit demam tipus, paratifus, pneumonia, batuk kering, infeksi saluran kemih, infeksi berat yang disebabkan salmonella spp, Haemophilus influenza, Gram negatif yang menyebabkan bakterimia meningitis atau infeksi berat lainnya. Sampel diambil dari puskesmas yang ada di Kabupaten Pringsewu secara random sampling untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama penyimpanan kloramfenikol sediaan kapsul terhadap penurunan kadar. Metode penetapan kadar sampel yang digunakan adalah nitrimetri. Nitrimetri adalah reaksi diazotasi terbentuknya garam diazonium oleh reaksi senyawa amina primer aromatis atau alifatik dengan asam nitrit dalam lingkungan asam HCl, pada suhu rendah atau didinginkan. Dari hasil analisis kualitatif, semua sampel positif mengandung kloramfenikol. Sedangkan hasil analisis kuantitatif dengan lama penyimpanan 7 hari sampai 110 hari, sampel mengalami penurunan kadar, tetapi masih sesuai dengan standar Farmakope Indonesia Edisi III yaitu, tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan lama penyimpanan kapsul kloramfenikol dapat mempengaruhi kadar kloramfenikol.
Identifikasi Pewarna Metanil Yellow Pada Makanan Jelly Bermerk Yang Dijual Di Pasar Way Kandis Bandar Lampung Dengan Metode Kromatografi Kertas Purnama, Robby Candra; Octonariz, Vito Zhafran
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.17531

Abstract

Jelly adalah salah satu jenis produk makanan yang pada umumnya berbentuk semi padat dengan rasa manis. Jelly terbuat dari sari buah dan dimasak dengan gula yang berwarna jernih, transparan dan cukup kukuh mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan dari wadah. Dalam pembuatan jelly seringkali ditambahkan bahan tambahan makanan yang salah satunya adalah pewarna. Pewarna ditambahkan dengan tujuan untuk memberikan kesan yang menarik bagi konsumen. Tetapi, tidak semua jenis pewarna yang ditambahkan pada makanan diizinkan oleh pemerintah. Berdasarkan PERMENKES RI NO : 239/Menkes/Per/V/1985, pewarna Metanil Yellow (Kuning) dinyatakan sebagai bahan berbahaya bila digunakan untuk makanan dan minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pewarna Metanil Yellow pada jelly bermerk khususnya jelly yang berwarna kuning dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Sampel yang diperiksa diambil dari Pasar Way Kandis Bandar lampung dengan tiga merk yang berbeda. Dari hasil penelitian pada ketiga sampel yang diperiksa menunjukan hasil yang negatif, hal ini dilihat dari tidak timbulnya bercak pada totolan sampel. Sehingga ketiga sampel yang diperiksa A, B, dan C tidak menggunakan atau 0% menggunakan pewarna Metanil Yellow.
Identifikasi Pewarna Metanil Yellow Pada Makanan Jelly Bermerk Yang Dijual Di Pasar Way Kandis Bandar Lampung Dengan Metode Kromatografi Kertas Purnama, Robby Candra; Octonariz, Vito Zhafran
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.17531

Abstract

Jelly adalah salah satu jenis produk makanan yang pada umumnya berbentuk semi padat dengan rasa manis. Jelly terbuat dari sari buah dan dimasak dengan gula yang berwarna jernih, transparan dan cukup kukuh mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan dari wadah. Dalam pembuatan jelly seringkali ditambahkan bahan tambahan makanan yang salah satunya adalah pewarna. Pewarna ditambahkan dengan tujuan untuk memberikan kesan yang menarik bagi konsumen. Tetapi, tidak semua jenis pewarna yang ditambahkan pada makanan diizinkan oleh pemerintah. Berdasarkan PERMENKES RI NO : 239/Menkes/Per/V/1985, pewarna Metanil Yellow (Kuning) dinyatakan sebagai bahan berbahaya bila digunakan untuk makanan dan minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pewarna Metanil Yellow pada jelly bermerk khususnya jelly yang berwarna kuning dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Sampel yang diperiksa diambil dari Pasar Way Kandis Bandar lampung dengan tiga merk yang berbeda. Dari hasil penelitian pada ketiga sampel yang diperiksa menunjukan hasil yang negatif, hal ini dilihat dari tidak timbulnya bercak pada totolan sampel. Sehingga ketiga sampel yang diperiksa A, B, dan C tidak menggunakan atau 0% menggunakan pewarna Metanil Yellow.
Pengaruh Lama Penyimpanan Kapsul Kloramfenikol Yang Diperoleh Dari Puskesmas Kabupaten Pringsewu Terhadap Kadar Menggunakan Metode Nitrimetri Octonariz, Vito Zhafran; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.17568

Abstract

Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai spektrum luas terutama terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Kloramfenikol dipilih untuk mengobati penyakit demam tipus, paratifus, pneumonia, batuk kering, infeksi saluran kemih, infeksi berat yang disebabkan salmonella spp, Haemophilus influenza, Gram negatif yang menyebabkan bakterimia meningitis atau infeksi berat lainnya. Sampel diambil dari puskesmas yang ada di Kabupaten Pringsewu secara random sampling untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama penyimpanan kloramfenikol sediaan kapsul terhadap penurunan kadar. Metode penetapan kadar sampel yang digunakan adalah nitrimetri. Nitrimetri adalah reaksi diazotasi terbentuknya garam diazonium oleh reaksi senyawa amina primer aromatis atau alifatik dengan asam nitrit dalam lingkungan asam HCl, pada suhu rendah atau didinginkan. Dari hasil analisis kualitatif, semua sampel positif mengandung kloramfenikol. Sedangkan hasil analisis kuantitatif dengan lama penyimpanan 7 hari sampai 110 hari, sampel mengalami penurunan kadar, tetapi masih sesuai dengan standar Farmakope Indonesia Edisi III yaitu, tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan lama penyimpanan kapsul kloramfenikol dapat mempengaruhi kadar kloramfenikol.
Program Pemenuhan Kebutuhan Kalsium dengan Susu Kedelai Pengganti Susu Formula pada Anak-Anak TPA Masjid Baitussalam Purnama, Robby Candra; Octonariz, Vito Zhafran; Fajar, Muhammad Surya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i2.18622

Abstract

ABSTRAK Pemenuhan kalsium anak-anak adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas. Untuk itu pilihan konsumsi minuman juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi yang tepat mengenai pemilihan minuman yang lebih sehat sejak usia dini. Salah satu alternatif minuman sehat yang dapat diperkenalkan kepada anak-anak adalah susu kedelai. Susu kedelai merupakan minuman nabati yang kaya akan protein, kalsium, serat, serta berbagai vitamin dan mineral yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak. Kegiatan ini dilakukan dengan 2 metode. Pertama dengan melakukan sosialisasi yaitu penyampaian materi secara interaktif mengenai cara membedakan minuman kemasan yang baik dan tidak baik. Materi ini akan menjelaskan tentang bahayanya minuman kemasan apabila di konsumsi secara berlebihan, manfaat minuman yang baik bagi tubuh dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh. Kedua, Demonstrasi yaitu dilakukan praktik langsung dengan membagikan minuman susu kedelai. Hasil dari kegiatan adalah beberapa materi utama yang disampaikan mencakup penting nya dalam menjaga kesehatan dan dampak dari minuman kemasan  Selain itu, disampaikan edukasi tentang minuman sehat dan aman dikonsumsi bagi anak – anak. Kesimpulan dari kegiatan tersebut adalah pentingnya pengenalan sumber kalsium yang terjangkau sebagai pengganti susu formula, dan salah satunya adalah susu kedelai. Kata Kunci: Kalsium, Susu Kedelai, Sosialisasi, Demonstrasi  ABSTRACT Fulfilling children's calcium intake was a very important aspect in creating a healthy, strong and intelligent generation. For this reason, the choice of drink consumption also needs to be considered. Therefore, it was important to provide appropriate education regarding choosing healthier drinks from an early age. One alternative healthy drink that can be introduced to children is soy milk. Soy milk is a vegetable drink that is rich in protein, calcium, fiber, and various vitamins and minerals which are very good for supporting children's growth and health. This activity was carried out using 2 methods. First, by conducting outreach, namely delivering interactive material on how to differentiate between good and bad packaged drinks. This material will be explained the dangers of packaged drinks if consumed excessively, the benefits of good drinks for the body and how they affect body health. Second, demonstrations, namely direct practice by distributing soy milk drinks. The results of the activity were some of the main material presented included the importance of maintaining health and the impact of packaged drinks. Apart from that, education was provided about healthy and safe drinks for children to consume. The conclusion from this activity was the importance of introducing affordable sources of calcium as a substitute for formula milk, and one of them is soy milk. Keywords: Calcium, Soy Milk, Socialization, Demonstration
Upaya Peningkatan Kesehatan Mata Akibat Penggunaan Gawai dengan Asupan Makanan Olahan Mengandung Vitamin A (Retinol) pada Anak-Anak Tpa Masjid Baitussalam Octonariz, Vito Zhafran; Purnama, Robby Candra; Putri, Rahma Febrilia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i2.18623

Abstract

ABSTRAK Penggunaan gawai di kalangan anak-anak telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dalam era digital ini, gawai seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer, digunakan oleh anak-anak untuk berbagai keperluan, seperti belajar, bermain, dan hiburan. Anak-anak yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar gawai berisiko mengalami berbagai gangguan penglihatan. Gangguan yang paling umum adalah kelelahan mata, yang ditandai dengan gejala seperti mata kering, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi yang tepat mengenai penggunaan gawai dan kesehatan mata sejak usia dini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan mengandung vitamin A (Retinol). Vitamin A dalam pangan salah satunya terkandung dalam sayuran seperti wortel. Kegiatan ini dilakukan dengan 2 metode. Pertama dengan melakukan sosialisasi yaitu penyampaian pembelajaran secara interaktif mengenai cara menjaga kesehatan mata. Pembelajaran interaktif ini akan menjelaskan tentang bahaya penggunaan gawai yang berlebihan, bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan mata, dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah gangguan penglihatan. Kedua, Dilakukan praktik langsung dengan membagikan makanan olahan mengandung vitamin A. Dilanjutkan dengan permainan edukasi terkait materi. Hasil dari kegiatan adalah materi pembelajaran interaktif yang disampaikan mencakup penting nya dalam menjaga kesehatan mata dan dampak dari penggunaan gawai yang berlebihan. Selain itu, disampaikan edukasi tentang asupan gizi yang baik untuk kesehatan mata. Kesimpulan dari kegiatan tersebut adalah pentingnya edukasi terkait penggunaan gawai dan kesehatan mata sejak usia dini dan diharapkan kegiatan ini akan melibatkan orang tua dan pendidik untuk memantau penggunaan gawai oleh anak-anak mereka dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari gangguan penglihatan. Kata Kunci: Gawai, Vitamin A, Sosialisasi, Demonstrasi  ABSTRACT Gadget usage among children has become an inseparable part of everyday life. In this digital era, gadgets such as smartphones, tablets, and computers, are used by children for various purposes, such as studying, playing, and entertainment. Children who spend hours using gadgets are at risk of experiencing various vision disorders. The most common disorder is eye fatigue, which is characterized by symptoms such as dry eyes, blurred vision, and headaches. Therefore, it is important to provide proper education about gadget usage and eye health from an early age. One effort can be made to consume foods containing vitamin A (Retinol). Vitamin A in food is contained in vegetables such as carrots. This activity was carried out using 2 methods, First, by conducting socialization, namely delivering interactive learning on how to maintain eye health. This interactive learning will explain the dangers of excessive gadget usage, how it affects eye health, and steps that can be taken to prevent vision disorders. Second, direct practice was carried out by distributing processed foods containing vitamin A. Continued with educational games related to the material. The results of the activity are some of the interactive learning materials delivered including the importance of maintaining eye health and the impact of excessive gadget usage. In addition, education was delivered about good nutritional intake for eye health. The conclusion of the activity is the importance of education related to gadget usage and eye health from an early age and it is hoped that this activity will engage parents and educators to monitor their children's usage of gadgets and take precautions to avoid vision disorders. Keywords: Gadgets, Vitamin A, Socialization, Demonstration
Uji Cemaran Bakteri Coliform Pada Minuman Teh Seduhan Yang Dijual Di Simpur Center Bandar Lampung Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Purnama, Robby Candra; Octonariz, Vito Zhafran
Jurnal Analis Farmasi Vol 10, No 1 (2025): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v10i1.20474

Abstract

Minuman teh seduhan merupakan salah satu terobosan baru dalam penjualan teh berbagai rasa untuk semakin menarik minat para konsumen. Minuman teh seduhan dapat mengalami kerusakan secara mikrobiologi seperti layaknya pada makanan dan minuman lainnya melalui berbagai faktor. Faktor tersebut salah satunya adalah air. Indikator adanya pencemaran air oleh bakteri patogen penyebab penyakit ialah Coliform. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 bahwa untuk syarat bakteriologis air yang melalui atau tanpa melalui proses pengolahan batas kandungan E. coli atau faecal coli didalam 100 ml sampel air sebanyak 0 (tidak ada) dan batas kandungan total bakteri Coliform didalam 100 ml air adalah sebanyak 0 (tidak ada). Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian uji cemaran bakteri Coliform pada minuman teh seduhan yang dijual di Simpur Center Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya jumlah bakteri Coliform pada minuman teh seduhan yang dijual di Simpur Center Bandar Lampung sesuai dengan Persyaratan BPOM 2012 tidak lebih dari 2 APM/100 ml. Pengujian dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN). Metode ini merupakan uji deret tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam sampel uji. Sampel yang diuji adalah minuman teh seduhan yang diambil dari 4 pedagang minuman teh seduhan. Dari keempat sampel yang diambil positif 100 % tercemar Coliform dan cemaran Coliform melebihi batas Cemaran yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 yaitu dibawah 2APM/ 100 ml.
ANALISIS KADAR VITAMIN C PADA PETAI (Parkia speciosa Hassk) YANG DIBUDIDAYAKAN DI DESA GAYAM KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SECARA IODIMETRI Octonariz, Vito Zhafran; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 10, No 1 (2025): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v10i1.20482

Abstract

Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan tubuh. Sumber vitamin C umumnya terdapat pada pangan yaitu sayuran dan buah-buahan segar. Beberapa pustaka mengatakan bahwa petai segar mengandung vitamin C dan dapat dijadikan pangan untuk memenuhi asupan vitamin C tubuh. Analisis Kadar Vitamin C pada petai (Parkia speciosa Hassk) yang dibudidayakan di Desa Gayam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan secara Iodimetri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin C pada sampel petai gajah dan petai kacang. Metode yang digunakan yaitu metode Iodimetri yang disebut juga titrasi langsung dimana zat uji langsung dititrasi dengan larutan iodium standar dan larutan amilum sebagai indikatornya. Hasil analisis kadar vitamin C pada sampel petai gajah dan petai kacang secara berturut-turut yaitu sebesar 40,05 dan 37,25 mg/100 g. Dari hasil analisis kadar tersebut diperoleh nilai uji presisi yang sudah memenuhi syarat keberterimaan dengan nilai koefisien variasi (KV) untuk sampel petai gajah dan petai kacang secara berturut-turut yaitu sebesar 1,76% dan 1,80%. Berdasarkan analisis tersebut petai mengandung vitamin C yang cukup tinggi dan petai dapat dijadikan salah satu pangan untuk memenuhi asupan vitamin C pada tubuh.
ANALISIS KADAR VITAMIN C PADA PETAI (Parkia speciosa Hassk) YANG DIBUDIDAYAKAN DI DESA GAYAM KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SECARA IODIMETRI Octonariz, Vito Zhafran; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 10, No 1 (2025): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v10i1.20482

Abstract

Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan tubuh. Sumber vitamin C umumnya terdapat pada pangan yaitu sayuran dan buah-buahan segar. Beberapa pustaka mengatakan bahwa petai segar mengandung vitamin C dan dapat dijadikan pangan untuk memenuhi asupan vitamin C tubuh. Analisis Kadar Vitamin C pada petai (Parkia speciosa Hassk) yang dibudidayakan di Desa Gayam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan secara Iodimetri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin C pada sampel petai gajah dan petai kacang. Metode yang digunakan yaitu metode Iodimetri yang disebut juga titrasi langsung dimana zat uji langsung dititrasi dengan larutan iodium standar dan larutan amilum sebagai indikatornya. Hasil analisis kadar vitamin C pada sampel petai gajah dan petai kacang secara berturut-turut yaitu sebesar 40,05 dan 37,25 mg/100 g. Dari hasil analisis kadar tersebut diperoleh nilai uji presisi yang sudah memenuhi syarat keberterimaan dengan nilai koefisien variasi (KV) untuk sampel petai gajah dan petai kacang secara berturut-turut yaitu sebesar 1,76% dan 1,80%. Berdasarkan analisis tersebut petai mengandung vitamin C yang cukup tinggi dan petai dapat dijadikan salah satu pangan untuk memenuhi asupan vitamin C pada tubuh.
Uji Cemaran Bakteri Coliform Pada Minuman Teh Seduhan Yang Dijual Di Simpur Center Bandar Lampung Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Purnama, Robby Candra; Octonariz, Vito Zhafran
Jurnal Analis Farmasi Vol 10, No 1 (2025): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v10i1.20474

Abstract

Minuman teh seduhan merupakan salah satu terobosan baru dalam penjualan teh berbagai rasa untuk semakin menarik minat para konsumen. Minuman teh seduhan dapat mengalami kerusakan secara mikrobiologi seperti layaknya pada makanan dan minuman lainnya melalui berbagai faktor. Faktor tersebut salah satunya adalah air. Indikator adanya pencemaran air oleh bakteri patogen penyebab penyakit ialah Coliform. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 bahwa untuk syarat bakteriologis air yang melalui atau tanpa melalui proses pengolahan batas kandungan E. coli atau faecal coli didalam 100 ml sampel air sebanyak 0 (tidak ada) dan batas kandungan total bakteri Coliform didalam 100 ml air adalah sebanyak 0 (tidak ada). Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian uji cemaran bakteri Coliform pada minuman teh seduhan yang dijual di Simpur Center Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya jumlah bakteri Coliform pada minuman teh seduhan yang dijual di Simpur Center Bandar Lampung sesuai dengan Persyaratan BPOM 2012 tidak lebih dari 2 APM/100 ml. Pengujian dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN). Metode ini merupakan uji deret tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam sampel uji. Sampel yang diuji adalah minuman teh seduhan yang diambil dari 4 pedagang minuman teh seduhan. Dari keempat sampel yang diambil positif 100 % tercemar Coliform dan cemaran Coliform melebihi batas Cemaran yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 yaitu dibawah 2APM/ 100 ml.