Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Edukasi Audiovisual Terhadap Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Tentang Penanganan Anafilaksis Akibat Anestesi Lokal Averina, Friliesa; Martaria, Nency
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 10 (2024): Volume 11 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i10.15897

Abstract

Penggunaan anestesi lokal dalam praktik sehari-hari, tentunya tidak akan lepas dengan risiko reaksi yang merugikan, salah satunya adalah reaksi anafilaksis. Reaksi anafilaksis adalah keadaan darurat medis yang umum terjadi dan merupakan reaksi hipersensitivitas akut yang mengancam jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi audiovisual terhadap nilai pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021 tentang penanganan reaksi anafilaksis akibat anestesi lokal. Penelitian ini merupakan studi quasi-eksperimental dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design yang dilakukan pada 71 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021. Pengumpulan data dan intervensi dilakukan secara daring dengan menggunakan kuesioner elektronik dan dianalisa menggunakan uji statistik Wilcoxon. Pada penelitian ini didapatkan adanya peningkatkan nilai median pengetahuan mahasiswa setelah dilakukannya intervensi dengan edukasi audiovisual, yaitu dari 33,33 (Q1-Q3 = 26,67-53,33) menjadi 86,67 (Q1-Q3 = 80-93,33) dengan selisih 53,34. Didapatkan adanya perbedaan yang bermakna secara statistik terhadap nilai pengetahuan mahasiswa tentang penanganan reaksi anafilaksis akibat anestesi lokal setelah dilakukan intervensi berupa edukasi audiovisual (p-value = 0,0001).
Deep Vein Thrombosis (DVT) Pasca Cedera Otak Traumatik Berat Martaria, Nency; Fuadi, Iwan; Sudadi, Sudadi
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2969.489 KB) | DOI: 10.24244/jni.v8i3.236

Abstract

Cedera otak traumatik(COT) adalah penyebab utama kematian dan disabilitas. Deep vein thrombosis (DVT) adalah salah satu risiko tinggi dari COT. Faktor risiko DVT lain yang umum ditemukan pada pasien COTadalah paralisis, imobilisasi, dan cedera ortopedi. Deep vein thrombosis diduga terkait gangguan koagulasi yang sering ditemukan pada COT, terutama pada COT berat. Deep vein thrombosis dapat menyebabkan pulmonary embolism (PE) yang merupakan salah satu penyebab kematian lambat terbanyak pada pasien trauma. Diagnosis DVT didapatkan melalui stratifikasi risiko, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang mencakup pemeriksaan d-dimer, ultrasonografi, dan penunjang lain seperti spiral computed tomography venography. Tata laksana DVT pada pasien COT mencakup pemberian antikoagulan intravena yang dilanjutkan oral jangka panjang,stoking kompresi, dan pemasangan vena cava filter (VCF). Pada pasien COT, adanya risiko perdarahan intrakranial umumnya menimbulkan keraguan pada klinisi terkait inisiasi profilaksis farmakologis dengan antikoagulan. Profilaksis nonfarmakologis mencakup penggunaan graduated compression stocking (GCS), alat kompresi pneumatik (pneumatic compression devices/PCD), A-V foot pump, dan vena cava filter (VCF). Beberapa studi terkini menyarankan pemasangan PCD pada semua pasien COT pada awal perawatan selama tidak ditemukan kontraindikasi. Pemeriksaan CT selanjutnya dilakukan setelah 24 jam. Penemuan hasil yang stabil pada CT, profilaksis farmakologis dapat dimulai dalam 24-48 jam setelah CT. Selama pemberian antikoagulan, CT serial dapat dilakukan untuk memantau progresi perdarahan.Deep Vein Thrombosis (DVT) after Severe Traumatic Brain InjuryAbstractTraumatic brain injury (TBI) is a risk factor for deep vein thrombosis (DVT). Beside the common risk factors of DVT among TBI patients, this is associated with coagulopathycommonly foundin TBI, especially in severe TBI.Diagnosis and treatment of DVT are also crucial to prevent mortality. Deep vein thrombosis could be diagnosed through risk stratification, physical examination, and d-dimer as well as ultrasonography examination. Treatment includes intravena anticoagulant continue with longterm oral, stocking compression and the use of vein cava filter (VCF). Deep vein thrombosis could cause pulmonary embolism (PE), a common cause of late mortality in trauma patients. Deep vein thrombosis could be prevented pharmacologically (with anticoagulant) and nonpharmacologically. However, in TBI patients, the risk of intracranial hemorrhage usually considered an initiation of pharmacological prophylaxis. Nonpharmacological prophylaxisincludes graduated compression stocking (GCS), pneumatic compression devices (PCD), A-V foot pump, and vena cava filter (VCF). Latest studes suggest the use of PCD for all TBI patients without contraindication since administration. Computed tomography should be performed within 24 hours and if the resultis stable, pharmacological prophylaxis should be initiated within 24-48 hours.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fk Untar Angkatan 2019 Pada Terapi Covid - 19 Di Rumah Sakit Di Indonesia Fatikasari, Aisyah; Martaria, Nency
Ebers Papyrus Vol. 29 No. 2 (2023): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v29i2.23382

Abstract

Awal tahun 2020 yang lalu dunia dihadapkan oleh pandemi COVID-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China. Terapi spesifik untuk Covid-19 hingga saat ini belum ditemukan, hal ini mendorong para ahli tenaga kesehatan untuk membentuk prosedur penangan penyakit sesuai dengan gejala yang dialami pasien. Terapi yang diberikan saat ini hanya merupakan terapi simptomatik. Pengetahuan mengenai tatalaksana ini haruslah dipahami dasarnya oleh mahasiswa fakultas kedokteran (FK). Sebagai calon dokter, mahasiswa FK juga dapat memberikan edukasi mengenai tatalaksana kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Berkembangnya berbagai informasi pada kalangan masyarakat menyebabkan tidak sedikit masyarakat yang melakukan terapi mandiri atau meragukan terapi yang diberikan tenaga kesehatan. Fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara, khususnya angkatan 2019 adalah mahasiswa semester 6 yang sudah mendapatkan berbagai macam materi atau blok sistem. Mahasiswa ini tentunya sudah memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik mengenai terapi Covid-19 yang diterapkan di rumah sakit saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara terhadap terapi Covid – 19 di rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 98 orang mahasiswa dan pengambilan data menggunakan kuesioner melalui google form. Hasil penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 78 orang (79,6%) dan sikap positif 68 orang (69,3%). Terdapat hubungan bermakna (p value <0,05) antara pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran mengenai terapi Covid-19 di Rumah Sakit di Indonesia.