Penelitian mengevaluasi efektivitas penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta Sarana dan Prasarana dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMK. Kurangnya fasilitas pendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bengkel dan rendahnya penerapan aturan K3, minimnya pemahaman siswa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, serta kondisi alat pelindung diri yang tidak memadai dari segi jumlah dan kelayakan. Penelitian jenis kuantitatif deskriptif dengan strategi asosiatif, melibatkan kepala jurusan, guru mata Pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan (PMKR), dan teknisi bengkel sebagai subjek. Data dikumpulkan melalui kuesioner, dokumentasi, dan nilai praktik siswa, kemudian dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil menunjukkan bahwa penerapan SMK3 serta Sarana dan Prasarana secara signifikan memengaruhi hasil belajar siswa (61,3%), dengan SMK3 memiliki pengaruh lebih kuat (β=0,453) dibanding Sarana dan Prasarana (β=0,387). This research evaluates the effectiveness of implementing the Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) and Infrastructure Facilities in improving student learning outcomes in Vocational High School. Poor implementation of safety regulations and limited student understanding leading to workplace accidents, and insufficient personal protective equipment in terms of quantity and feasibility. A descriptive quantitative approach with an associative strategy, involving department heads, Light Vehicle Maintenance Engineering teachers, and workshop technicians as subjects. Data were collected through questionnaires, documentation, and student practical scores, then analyzed using multiple linear regression. The results show that the implementation of OHSMS and Infrastructure and Facilities significantly influences student learning outcomes (61.3%), with OHSMS having a stronger influence (β=0.453) compared to Infrastructure and Facilities (β=0.387).