Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Desain Sains Arsitektur (DeSciArs)

REDESAIN PASAR TRADISIONAL TOMOHON DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR DI KOTA TOMOHON Moloku, Semuel; Budhyowati, M.Y. Noorwahyu; Kawatu, Freike E.
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Desember
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v4i2.7786

Abstract

Traditional markets are places for buying and selling transactions for food necessities. One of the markets in Tomohon City is the traditional market (Pasar Beliman Tomohon), a market with conditions that appear to be irregular in terms of the grouping of food types and circulation that is not well mapped. As time went by, traders began to fill up on the sides of the road, disrupting transportation activities on the highway. In general, the city of Tomohon is located in a strategic place, apart from being known as an educational city and tourist destination, this city is also known as a city that has traditional markets in Indonesia in North Sulawesi. Broadly speaking, usually the market is known as the process that occurs between buyers and sellers in reaching an agreement on price. And seeing this phenomenon, especially the increasing presence of visitors from within the city and from outside the city, this has triggered the development of a market that is increasingly crowded with the activities of traders and buyers. The application of Neo-vernacular architecture in the design of this traditional market can provide a representative image of the city of Tomohon, including the Paslaten 1 sub-district, which expresses elements of the shape of the surrounding environment as well as models of craft products from the Paslaten sub-district.  
PERANCANGAN KAWASAN WISATA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR REGIONALISME DI PULAU MAKALEHI Pusung, Christy; Suharto, Mohammad Fachruddin; Kawatu, Freike Eugene
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Desember
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v4i2.7803

Abstract

Pulau Makalehi memiliki potensi untuk berkembang pada bidang pariwisata, dilihat dari keindahan alam seperti bentuk danau yang menyerupai hati. Berbagai keterbatasan dan kendala menjadikan pulau makalehi kurang memiliki peminat dalam hal berwisata. Untuk menarik minat wisatawan perancangan kawasan wisata diharuskan untuk menunjang kegiatan wisatawan serta menggunakan konsep yang dapat lebih memperlihatkan keistimewaan dari pulau makalehi. Penggunaan gaya arsitektur regionalisme dapat mepertahankan keistimewaan, keindahan alam, hingga tradisi setempat agar dapat mengurangi kerusakan alam ataupun ketidakseimbangan antara lingkungan sekitar dan perancangan yang ada. Perancangan bangunan fasilitas pada kawasan wisata ini mengambil patokan atau gambaran besar dari rumah adat suku sangihe yaitu bale geguwa dan bale lawo. Selain mencontoh rumah adat, perancangan kawasan wisata ini juga menggabungkan pola-pola, unsur, dan prinsip yang ada pada berbagai tradisi budaya di pulau makalehi hingga memperhatikan iklim yang ada.
REDESAIN TERMINAL MAESAAN DI LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA Kelung, Rafelino; D.J. Mailangkay, Sonny; Kawatu, Freike E.
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Juni
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v4i1.7962

Abstract

Langowan merupakan salah satu daerah di minahasa sulawesi utara yang memiliki sejarah yang penting, melibatkan aspek demografi, geografi, agama, budaya, ekonomi dan politik. Dengan pertumbuhan penduduk yang signifikan, langowan menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur yaitu terminal. Saat ini terminal yang ada belum memenuhi standart sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pengguna dan juga terjadi kesemrawutan lalu lintas. Penelitian ini mencoba meredesain terminal maesaan di langowan sebagai terminal tipe B dengan menggunakan pendekatan kontemporer. Diperlukan perbaikan untuk memastikan terminal mampu mengakomodasi peningkatan aktivitas manusia, menyediakan jalur yang teratur, efisien dan nyaman. Diharapkan dapat meningkatkan aksebilitas dan memberikan infrastruktur yang memadai, mendukung pertumbuhan ekonomi serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Melalui desain kontemporer diharapkan terminal ini tidak hanya efisien secara fungsional tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.
PERANCANGAN TAMAN BUDAYA ADAT TABI DI KOTA JAYAPURA Karamman, Indar; Budhiowati, M. Y. Noorwahyu; E. Kawatu , Freike; M. H. Kilis, Billy
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Juni
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v5i1.12025

Abstract

Papua sangat dikenal dengan kekayaan dan keberagaman adat dan budayanya. Dari 7 wilayah adat, Kota Jayapura termasuk dalam salah satu kota di wilayah adat Tabi yang mana pemerintah dan masyarakat sering membuat kegiatan kesenian dan kebudayaan. Banyak kegiatan maupun festival-festival seni dan budaya diselenggarakan setiap tahunnya. Bahkan terdapat festival yang sudah menjadi acara tetap setiap tahunnya. Banyak sanggar-sanggar seni mengisi acara tersebut dengan tarian-tarian tradisional maupun modern, juga pameran-pameran kesenian tradisional yang diperlihatkan pada beberapa festival membuktikan masyarakat di Kota Jayapura masih menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya mereka. Kota Jayapura sendiri sebelumnya memiliki taman budaya namun penataan yang kurang baik dan kurang menarik membuat taman budaya ini sudah jarang dikunjungi oleh masyarakat maupun wisatawan. Bahkan sudah tidak difungsikan sebagaimana mestinya, juga sudah tidak terawat dan tidak terjaga dengan baik. Sehingga diperlukan wadah untuk kembali memperkenalkan, melestarikan, dan mengembangkan kesenian dan budaya Papua, khususnya Adat Tabi melalui pameran, pelatihan, konvensi, pagelaran, dan kegiatan seni massal lainnya. Perancangan Taman Budaya Adat Tabi di Kota Jayapura menggunakan pendekatan Arsitektur Regionalisme sebagai identitas daerah di masa sekarang menjadi solusi dalam perancangan ini. Arsitektur Regionalisme sebagai identitas daerah dapat merespon perencanaan dan perancangan ini untuk memperkenalkan ciri khas daerah Adat Tabi khusunya di Kota Jayapura.
PERANCANGAN EDUWISATA AKUAKULTUR DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Walanta, Anisa; Budhiowati, M. Y. Noorwahyu; E. Kawatu , Freike
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Juni
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v5i1.12102

Abstract

Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi besar dalam sektor perikanan, khususnya budidaya perikanan, yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Luasnya wilayah perairan menjadikan Indonesia sebagai produsen akuakultur terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dengan produksi mencapai 14,3 juta ton. Budidaya perikanan di Indonesia mencakup budidaya laut (mariculture), air tawar (freshwater culture), dan air payau (brackishwater culture). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi perikanan budidaya Indonesia pada tahun 2023 mencapai 14,9 juta ton, dengan budidaya air tawar menyumbang 3,4 juta ton. Meskipun secara umum terjadi peningkatan, beberapa daerah seperti Minahasa Tenggara menunjukkan penurunan produksi di sektor tertentu, seperti budidaya jaring apung. Sebaliknya, sektor budidaya kolam menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Fakta ini menunjukkan bahwa sektor budidaya perikanan masih memiliki ruang untuk dikembangkan sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.
MULTI-PURPOSE BUILDING DI KOTA MANADO Manangkot, Millenio; E. Kawatu , Freike; D. J. Mailangkay, Sonny
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Juni
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v5i1.12142

Abstract

Kota Manado, sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, mengalami perkembangan pesat dalam sektor ekonomi, sosial, dan pariwisata. Keindahan alam seperti Taman Laut Bunaken, kekayaan budaya, dan berbagai acara berskala nasional hingga internasional menjadikan Manado sebagai kota yang semakin dikenal di kancah global. Namun, pertumbuhan tersebut belum diimbangi dengan ketersediaan fasilitas infrastruktur, khususnya gedung serbaguna (multi-purpose building) yang mampu mendukung berbagai kegiatan berskala besar. Selain itu, Manado merupakan wilayah dengan potensi bencana alam yang tinggi, seperti gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, diperlukan perancangan bangunan serbaguna yang tidak hanya fleksibel dan representatif untuk berbagai acara, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas Emergency Operations Center (EOC). Bangunan ini dirancang dengan struktur tahan bencana agar dapat difungsikan sebagai pusat koordinasi darurat sekaligus tempat evakuasi saat terjadi bencana, guna meningkatkan ketangguhan kota dalam menghadapi situasi krisis.
REDESAIN PASAR TRADISIONAL TOMOHON DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR DI KOTA TOMOHON Moloku, Semuel; Budhyowati, M.Y. Noorwahyu; Kawatu, Freike E.
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Desember
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v4i2.7786

Abstract

Traditional markets are places for buying and selling transactions for food necessities. One of the markets in Tomohon City is the traditional market (Pasar Beliman Tomohon), a market with conditions that appear to be irregular in terms of the grouping of food types and circulation that is not well mapped. As time went by, traders began to fill up on the sides of the road, disrupting transportation activities on the highway. In general, the city of Tomohon is located in a strategic place, apart from being known as an educational city and tourist destination, this city is also known as a city that has traditional markets in Indonesia in North Sulawesi. Broadly speaking, usually the market is known as the process that occurs between buyers and sellers in reaching an agreement on price. And seeing this phenomenon, especially the increasing presence of visitors from within the city and from outside the city, this has triggered the development of a market that is increasingly crowded with the activities of traders and buyers. The application of Neo-vernacular architecture in the design of this traditional market can provide a representative image of the city of Tomohon, including the Paslaten 1 sub-district, which expresses elements of the shape of the surrounding environment as well as models of craft products from the Paslaten sub-district.  
REDESAIN TERMINAL MAESAAN DI LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA Kelung, Rafelino; D.J. Mailangkay, Sonny; Kawatu, Freike E.
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Juni
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v4i1.7962

Abstract

Langowan merupakan salah satu daerah di minahasa sulawesi utara yang memiliki sejarah yang penting, melibatkan aspek demografi, geografi, agama, budaya, ekonomi dan politik. Dengan pertumbuhan penduduk yang signifikan, langowan menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur yaitu terminal. Saat ini terminal yang ada belum memenuhi standart sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pengguna dan juga terjadi kesemrawutan lalu lintas. Penelitian ini mencoba meredesain terminal maesaan di langowan sebagai terminal tipe B dengan menggunakan pendekatan kontemporer. Diperlukan perbaikan untuk memastikan terminal mampu mengakomodasi peningkatan aktivitas manusia, menyediakan jalur yang teratur, efisien dan nyaman. Diharapkan dapat meningkatkan aksebilitas dan memberikan infrastruktur yang memadai, mendukung pertumbuhan ekonomi serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Melalui desain kontemporer diharapkan terminal ini tidak hanya efisien secara fungsional tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.