Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN PUSTAKA: DAMPAK INSOMNIA PADA PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DAN NEURODEGENERATION Annisa Rizky Carita Putri Toengkagie; Nurita Hidayati; Karina Dewi
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 10 No. 3 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v10i3.10527

Abstract

Background: Insomnia is one of the most common sleep disorders defined as difficulty initiating sleep, maintaining sleep, or unrefreshing sleep for 1 month or more. Insomnia is generally characterized by dissatisfaction with the quantity or quality of sleep. Sleep plays a major role in optimizing cognitive performance. Experimental studies of sleep quality and quantity-related disorders have shown detrimental effects on performance across multiple cognitive domains, including attention, executive function, and short-term memory. Sleep disturbances themselves may accelerate or activate neurodegeneration through mechanisms involving oxidative stress and inflammation. Objective: This literature review aims to provide a comprehensive understanding of the impact of insomnia on cognitive function and neurodegeneration. Method: A literature study was conducted involving the collection, evaluation, and analysis of relevant literature sources to answer the research questions. This approach allows researchers to understand the impact of insomnia on cognitive decline and neurodegenerative diseases based on previous research results. Results: Individuals with insomnia often report a decreased quality of life and are at higher risk for depression. Insomnia is also associated with decreased productivity, which can be caused by impaired concentration, memory, and problem-solving abilities. Conclusion: Individuals with insomnia often report a decreased quality of life and are at higher risk for depression. Insomnia is also associated with decreased productivity, which can be caused by impaired concentration, memory, and problem-solving abilities. A reciprocal relationship between sleep and neurodegenerative diseases has also been found, which has significant implications for the diagnosis and treatment of Alzheimer's disease. Latar Belakang: Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur paling umum yang didefinisikan sebagai adanya kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih. Insomnia secara keseluruhan ditandai dengan adanya ketidakpuasan terhadap kuantitas atau kualitas tidur. Tidur memiliki peran utama dalam optimalisasi kinerja kognitif. Studi eksperimental tentang gangguan terkait kualitas dan kuantitas tidur menunjukkan efek buruk terhadap kinerja di berbagai domain kognitif, termasuk perhatian, fungsi eksekutif, dan memori jangka pendek. Gangguan tidur sendiri dapat mempercepat atau memperburuk neurodegenerasi melalui mekanisme yang melibatkan stres oksidatif dan peradangan. Tujuan: Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai dampak insomnia terhadap fungsi kognitif dan neurodegeneration. Metode: Dilakukan studi pustaka yang melibatkan pengumpulan, evaluasi, dan analisis sumber-sumber literatur yang relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami dampak insomnia terhadap penurunan fungsi kognitif dan penyakit neurodegeneratif berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Hasil: Individu yang menderita insomnia sering melaporkan penurunan kualitas hidup dan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi. Insomnia juga terkait dengan penurunan produktivitas, yang dapat disebabkan karena adanya gangguan pada konsentrasi, memori, dan kemampuan memecahkan masalah. Kesimpulan: Individu yang menderita insomnia sering melaporkan penurunan kualitas hidup dan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi. Insomnia juga terkait dengan penurunan produktivitas, yang dapat disebabkan karena adanya gangguan pada konsentrasi, memori, dan kemampuan memecahkan masalah. Ditemukan juga adanya hubungan timbal balik antara tidur dan penyakit neurodegeneratif, yang memiliki implikasi signifikan dalam diagnosis dan pengobatan penyakit Alzheimer.
Hemorrhagic Stroke Misae Fattah Rizki; Nurita Hidayati; Edi Prasetyo
Jurnal Kesehatan Republik Indonesia Vol 2 No 2 (2025): JKRI - Januari 2025
Publisher : PT. INOVASI TEKNOLOGI KOMPUTER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke hemoragik merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas global, dengan hipertensi sebagai faktor risiko utama. Studi kasus ini menganalisis pendekatan diagnostik dan terapeutik pada pasien stroke hemoragik intracerebral hemorrhage (ICH) untuk meningkatkan pemahaman tentang prognosis dan outcome klinis. Penelitian ini melibatkan analisis kasus pasien laki-laki berusia 62 tahun yang mengalami kelemahan anggota gerak sisi kiri secara tiba-tiba, nyeri kepala, dan bicara pelo. Pasien menjalani pemeriksaan klinis, laboratorium, pencitraan CT-Scan, serta terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Intervensi meliputi pemberian manitol, citicolin, candesartan, serta mobilisasi pasif. CT-Scan menunjukkan perdarahan sebesar 6,57 cc di basal ganglia kanan. Pasien mendapatkan manajemen terpadu yang menghasilkan perbaikan klinis signifikan, ditandai dengan peningkatan kekuatan motorik dan artikulasi bicara. Prognosis pasien dinilai baik berdasarkan skor NIHSS dan pemantauan klinis. Penanganan stroke hemoragik memerlukan pengelolaan hipertensi yang efektif dan pendekatan multidisiplin. Terapi yang tepat dapat memperbaiki outcome neurologis dan mengurangi risiko komplikasi. Edukasi mengenai gaya hidup sehat penting untuk mencegah serangan stroke berulang