Bandengan adalah salah satu kelurahan di pesisir Kota Pekalongan yang rawan banjir rob akibat perubahan iklim dan penurunan muka tanah. Dalam menghadapi rob, rumah tangga terdampak dapat mengupayakan seluruh aset penghidupan yaitu modal manusia, modal alam, modal finansial, modal sosial, dan modal fisik untuk bertahan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kondisi aset penghidupan rumah tangga terdampak rob di Bandengan, Kota Pekalongan. Riset ini penting untuk melihat bagaimana rumah tangga di Bandengan mengelola dan memanfaatkan lima aset penghidupan dalam menghadapi resiko banjir rob. Populasi adalah rumah tangga terdampak banjir rob sebanyak 100 sampel melalui survei kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan modal alam berada pada kategori rendah sebanyak 92% dikarenakan kurangnya lahan produktif. Modal manusia berada pada kategori sedang sebanyak 66%, dikarenakan jenjang pendidikan yang masih sebatas lulusan SD. Modal sosial berada pada kategori rendah dengan persentase 48%, dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat dalam komunitas sosial seperti karang taruna, PKK, arisan RT/RW, serta kurangnya akses informasi peringatan dini. Adapun kondisi modal finansial berada pada kategori rendah sebanyak 72%, dikarenakan pendapatan keluarga yang mayoritas kurang dari Rp2.500.000,00. Penilaian modal fisik kategori tinggi sebesar 64% mengindikasikan mayoritas rumah tangga telah melakukan renovasi tempat tinggal melalui pengurugan, peninggian pintu, peninggian jendela. Dapat disimpulkan bahwa modal penghidupan di Kelurahan Bandengan didominasi oleh modal fisik dan modal manusia. Penelitian menjadi masukan pemerintah untuk merancang manajemen resiko bencana rob berdasarkan potensi lokal masyarakat sebagai people centered seperti penguatan peringatan dini, edukasi pelatihan kerja, membentuk komunitas arisan penanganan bencana rob, dan membentuk komunitas peduli lingkungan tingkat kelurahan.