Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peraturan untuk meningkatkan kedisiplinan santri. Dengan disiplin, santri akan terlatih dan tekontrol sehingga dapat mengembangkan sikap bertanggung jawab. Faktanya masih ada santri yang melakukan tindak pelanggaran disiplin dan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan disiplin santri adalah dengan peran pembimbing asrama melalui komunikasi interpersonal. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori ancangan humanistik untuk efektivitas komunikasi interpersonal menurut Joseph A. Devito yang bersumber dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan peran pembimbing asrama dengan santri dalam upaya meningkatkan disiplin santri. Hasil penelitian ini menunjukkan komunikasi interpersonal yang dilakukan antara pembimbing asrama dengan santri yang sesuai dengan teori Joseph A. Devito, yaitu: keterbukaan (openness); empati (empathy); sikap mendukung (supportiveness); sikap positif (positiveness); dan kesetaraan (equality). Penggunaan bahasa yang tepat dalam menyampaikan nasehat serta arahan yang dilakukan secara langsung dan intensitas juga menjadi faktor pendukung dalam upaya meningkatkan disiplinkan santri. Namun, pelaksaan pembimbingan masih harus berhadapan dengan santri yang memiliki emosi tinggi, mudah putus asa, merasa senior, dan perbedaan kebiasaan serta latar belakang budaya yang berbeda dimana hal tersebut menjadi faktor penghambat yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pembimbing asrama Pondok Pesantren Baitussalam.