Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Silek Minangkabau Pada Film “Surau dan Silek” Rahmah, Mishbahu; Habibi, Muhamad Lutfi; Rifa’i, Ahmad
AT-TABSYIR Vol 10, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v10i2.25055

Abstract

BUDAYA SILEK MINANGKABAU PADA FILM “SURAU DAN SILEK”.Pudarnya nilai budaya silek Minangkabau disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dalam masyarakat tersebut. Faktor eksternal yang memengaruhi melibatkan lupa akan tradisi, yang tercermin dalam pandangan bahwa budaya silek semakin tertinggal dari perkembangan zaman dan kemajuan pemikiran. Di sisi lain, faktor internal melibatkan kesulitan menemukan guru silek dengan pemahaman mendalam dan pengetahuan yang matang, serta menurunnya minat generasi muda Minangkabau terhadap budaya ini. Arif Malinmudo menggambarkan nilai-nilai silek tersebut dalam film "Surau dan Silek," yang menyoroti unsur-unsur seperti salat, selawat, dan silek itu sendiri. Tujuan tulisan ini adalah menjelaskan representasi nilai budaya silek dalam film tersebut berdasarkan teori budaya J.J. Hoeningman, yang mencakup gagasan (ideologi), aktivitas (tindakan), dan artefak (karya). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui teknik dokumentasi, serta menganalisis data dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian mencakup tiga aspek utama. Pertama, nilai ideologi yang terkandung dalam film melibatkan salat selawat dan silek sebagai nilai inti silek, dengan beberapa inti silek, banyak nasihat silek, dan pesan penulis. Kedua, aktivitas silek yang ditampilkan dalam film mencakup latihan dasar, latihan silek lebih mendalam, beberapa perguruan silek, dan adanya pertandingan silek. Ketiga, artefak silek yang muncul dalam film termasuk baju silek anak-anak, baju silek dewasa, dan kurambik sebagai senjata. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya komunikasi audiovisual, terutama nilai budaya silek Minangkabau, yang perlu dilestarikan dan dipelajari dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Peran Pembimbing Asrama dalam Meningkatkan Disiplin Santri Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan Fadli, Ahmad Fikri; Irfanuddin, Fahmi; Rifa’i, Akhmad; Rahmah, Mishbahu
Jurnal Literasiologi Vol 12 No 4 (2024): Jurnal Literasiologi
Publisher : Yayasan Literasi Kita Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47783/literasiologi.v12i4.813

Abstract

Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peraturan untuk meningkatkan kedisiplinan santri. Dengan disiplin, santri akan terlatih dan tekontrol sehingga dapat mengembangkan sikap bertanggung jawab. Faktanya masih ada santri yang melakukan tindak pelanggaran disiplin dan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan disiplin santri adalah dengan peran pembimbing asrama melalui komunikasi interpersonal. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori ancangan humanistik untuk efektivitas komunikasi interpersonal menurut Joseph A. Devito yang bersumber dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan peran pembimbing asrama dengan santri dalam upaya meningkatkan disiplin santri. Hasil penelitian ini menunjukkan komunikasi interpersonal yang dilakukan antara pembimbing asrama dengan santri yang sesuai dengan teori Joseph A. Devito, yaitu: keterbukaan (openness); empati (empathy); sikap mendukung (supportiveness); sikap positif (positiveness); dan kesetaraan (equality). Penggunaan bahasa yang tepat dalam menyampaikan nasehat serta arahan yang dilakukan secara langsung dan intensitas juga menjadi faktor pendukung dalam upaya meningkatkan disiplinkan santri. Namun, pelaksaan pembimbingan masih harus berhadapan dengan santri yang memiliki emosi tinggi, mudah putus asa, merasa senior, dan perbedaan kebiasaan serta latar belakang budaya yang berbeda dimana hal tersebut menjadi faktor penghambat yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pembimbing asrama Pondok Pesantren Baitussalam.
Da'wa Communication Model in Indonesia and Malaysia Aziz, Abdul; Rahmah, Mishbahu; Afifah, Nisa
Jurnal Dakwah Risalah Vol 36, No 1 (2025): June 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jdr.v36i1.29936

Abstract

This article examines the communication models employed by Islamic preachers (da'i) in Indonesia and Malaysia, with the aim of identifying effective strategies for disseminating religious messages within different cultural and societal contexts. By comparing the da’wa (Islamic preaching) approaches in both countries, the study analyzes how cultural, religious, and social dynamics shape communication practices. It explores both interpersonal and mass-mediated communication channels to uncover their respective strengths, limitations, and implications for contemporary da’wa. The analysis also considers the challenges posed by globalization and technological advancement, emphasizing the necessity for preachers to adapt to shifting modes of communication. Ultimately, this comparative study offers critical insights into the factors that contribute to successful Islamic preaching in Southeast Asia and provides practical recommendations for enhancing the relevance and impact of da’wa across diverse audiences.