Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Kebutuhan Kompetensi Sdm Pesisir Untuk Mendukung Operasi Logistik Maritim Di Era Digital: Pengabdian Ainun Nasihah; Sudirman; Eka Pujo; Carlos Lazaro; Sapit Hodayat
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.1959

Abstract

Transformasi digital dalam sektor logistik maritim menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) pesisir yang kompeten dan adaptif. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memetakan kebutuhan kompetensi SDM pesisir guna mendukung operasi logistik maritim di era digital. Metode pengabdian kepada masyarakat yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik survei terhadap 120 responden yang terdiri dari nelayan, operator pelabuhan kecil, dan tenaga logistik di wilayah pesisir Jawa Timur. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara semi-terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan teknik tabulasi distribusi frekuensi dan analisis gap kompetensi. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa 76,7% responden belum memiliki keterampilan digital dasar, dan hanya 18,3% yang pernah mengikuti pelatihan terkait logistik digital. Kompetensi yang paling dibutuhkan meliputi penguasaan perangkat lunak logistik (85%), literasi data (73%), dan kemampuan komunikasi daring (67%). Tingkat kesenjangan kompetensi (competency gap) tertinggi ditemukan pada kategori penguasaan teknologi informasi (selisih 42% antara kebutuhan dan ketersediaan). Temuan ini mengindikasikan urgensi program pelatihan vokasi berbasis digital untuk mendukung kinerja logistik maritim. Diskusi menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan vokasi, pemerintah daerah, dan industri pelayaran dalam pengembangan SDM pesisir. Pengabdian kepada masyarakat ini memberikan dasar kebijakan untuk menyusun kurikulum pelatihan kompetensi maritim digital yang kontekstual dan aplikatif.
INTEGRASI KESEHATAN MENTAL SEBAGAI PRASYARAT PERNIKAHAN: ANALISIS FIQIH MUNAKAHAT PERSPEKTIF EMPAT MAZHAB Ainun Nasihah; Nur Faizah
MAHAD ALY JOURNAL OF ISLAMIC STUDIES Vol 4 No 1 (2025): Ma had Aly Journal of Islamic Studies
Publisher : AL-BAYAN INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63398/d4rwjb50

Abstract

This study aims to analyze the potential integration of mental health assessments as a prerequisite for marriage within the framework of fiqh almunakahat by examining the perspectives of the four major Islamic legal schools: Shafi’i, Hanafi, Maliki, and Hanbali. The background of this research stems from the increasing rates of divorce and family dysfunction linked to the psychological unpreparedness of spouses, while classical Islamic jurisprudence has yet to explicitly address mental health as a formal requirement for marriage validity. This study employs a qualitative library research method using an interdisciplinary approach combining Islamic legal studies, psychology, and civilizational discourse. The findings reveal that all schools acknowledge severe mental illness (junūn) as a type of defect (‘uyub) that can justify annulment (fasakh) of marriage. However, they do not provide a preventive mechanism such as premarital psychological assessment. Within the framework of maqasid alshari‘ah, particularly the preservation of intellect (hifz al‘aql) and life (hifz alnafs), mental health integration as an administrative premarriage policy is both syar’ilegitimate and contextually relevant. This study recommends enhancing religiouspsychological premarital programs and updating fiqh curricula to be more responsive to contemporary psychosocial challenges.