Transformasi digital dalam sektor logistik maritim menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) pesisir yang kompeten dan adaptif. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memetakan kebutuhan kompetensi SDM pesisir guna mendukung operasi logistik maritim di era digital. Metode pengabdian kepada masyarakat yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik survei terhadap 120 responden yang terdiri dari nelayan, operator pelabuhan kecil, dan tenaga logistik di wilayah pesisir Jawa Timur. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara semi-terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan teknik tabulasi distribusi frekuensi dan analisis gap kompetensi. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa 76,7% responden belum memiliki keterampilan digital dasar, dan hanya 18,3% yang pernah mengikuti pelatihan terkait logistik digital. Kompetensi yang paling dibutuhkan meliputi penguasaan perangkat lunak logistik (85%), literasi data (73%), dan kemampuan komunikasi daring (67%). Tingkat kesenjangan kompetensi (competency gap) tertinggi ditemukan pada kategori penguasaan teknologi informasi (selisih 42% antara kebutuhan dan ketersediaan). Temuan ini mengindikasikan urgensi program pelatihan vokasi berbasis digital untuk mendukung kinerja logistik maritim. Diskusi menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan vokasi, pemerintah daerah, dan industri pelayaran dalam pengembangan SDM pesisir. Pengabdian kepada masyarakat ini memberikan dasar kebijakan untuk menyusun kurikulum pelatihan kompetensi maritim digital yang kontekstual dan aplikatif.