Dhinar Maulidya Ayu Efendi
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT 2024 MELALUI ORIENTASI AKSI BERGIZI PADA SISWA SMPN 1 BANGKALAN Dini Setiarsih; Rizki Nurmalya Kardina; Rizki Amalia; Luluk Nadhiva; Habibah Salsabila; Dhinar Maulidya Ayu Efendi; Helma Marsha Narindra Mumtaza
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.36622

Abstract

Program Aksi Bergizi merupakan sebuah gerakan nasional yang menjadi salah satu upaya mencegah masalah gizi khususnya anemia pada remaja. Namun belum semua sekolah mendapatkan orientasi dan pendampingan secara intensif sehingga pelaksanaannya kurang optimal. Salah satu satuan pendidikan di Bangkalan yang juga belum pernah mendapatkan pendampingan Aksi Bergizi adalah SMPN 1 Bangkalan. Sementara itu pada tahun 2024 ini, SMPN 1 Bangkalan berupaya mewujudkan Sekolah Sehat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mitra yaitu siswa sebagai fasilitator Aksi Bergizi yang dapat mendukung terwujudnya aspek sehat bergizi pada program Sekolah Sehat. Metode kegiatan meliputi orientasi, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendampingan dan evaluasi. Tahapan pelaksanaan meliputi diskusi persiapan dengan mitra, persiapan alat dan bahan, pre test, orientasi, post test, monitoring dan evaluasi. Hasil pre test dan post test dianalisis dengan uji Paired T Test pada program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test (p value = 0,000). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan siswa mengalami peningkatan yang bermakna setelah orientasi Aksi Bergizi dilakukan. Hal tersebut menunjukkan kegiatan edukasi dan orientasi berdampak positif terhadap peningkatan pengetahuan peserta. Dan tidak hanya aspek pengetahuan, maka kapasitas peserta sebagai fasilitator diyakini telah terbentuk melalui kegiatan orientasi tersebut.