Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LITERASI LAUT PADA SISWA SD INPRES DORMENA UNTUK MEMBENTUK GENERASI YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PEMANFAATAN LAUT Cornelius Tanta; Apriani Herni Rophi; Edoward Krisson Raunsay; David R. Jesajas; Mivtha Citraningrum
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.37484

Abstract

Kampung Doromena yang berada di Distrik Depapre Kabupaten Sentani, Papua merupakan kampung yang memiliki potensi perairan yang besar apabila dikelola dengan baik. Masyarakat Pesisir Kampung Doromena sebagian besar menggantungkan hidupnya dari hasil laut dengan bermata pencaharian sebagai nelayan. Akan tetapi, beberapa masyarakat masih melakukan destructive fishing yang dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang sebagai tempat hidup banyak biota laut serta merusak regenerasi dan rantai makanan dalam eksosistem tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil observasi kesadaran masyarakat akan laut masih rendah, hal ini terlihat dari perilaku masyarakat yang masih membuang limbah rumah tangganya langsung ke laut. daerah Depapre juga menjadi area yang sangat sering dikunjungi oleh wisatawan karena lautnya yang indah. Hal ini dapat menjadi ancaman dimana kegiatan pariwisata seperti snorkeling yang kurang bertanggung dapat merusak eksosistem terumbu karang dan eksosistem lamun. Ditambah lagi berdasarkan hasil observasi dan wawancara di sekolah diketahui bahwa literasi laut kurang dilakukan. Hal ini akan berdampak pada kesadaran dan kepedulian generasi muda yang kurang dalam menjaga kelestarian laut di daerahnya. Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu adanya literasi laut pada masyarakat pesisir kampung Doromena sejak usia Sekolah Dasa Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk memberikan literasi laut bagi anak-anak Sekolah Dasar. Adanya kegiatan literasi laut ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman anak-anak pesisir tentang pentingnya laut bagi keberlanjutan hidup manusia. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan kedepannya generasi Doromena tidak lagi melakukan destructif fishing atau kegiatan pengrusakan laut lainnya. Melalui kesadaran tersebut, masyarakat Doromena ke depannya dapat mengelola dan memanfaatkan laut secara berkelanjutan sehingga sumberdaya laut dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Kegiatan pengabdian dapat diselengarakan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat. Kegiatan ini disambut baik pihak sekolah dan masyarakat setempat dengan jumlah peserta yang hadir mencapai target 93%. Materi dapat disampaikan secara keseluruhan serta pada akhir kegiatan, peserta memiliki penilaian sikap peduli laut pada kategori sedang hingga tinggi dengan persentase sebesar 83%.
Monitoring Vegetation as Habitat (Paradisaea minor jobiensis Rothschild, 1879) in the Period 2024, 2018, and 2024 to Support Birdwatching Ecotourism in Barawai Yapen Islands Regency Papua Edoward Krisson Raunsay; Basa T. Rumahorbo; Apriani Herni Rophi; David R. Jesajas; Rudolf Abrauw
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 12 (2024): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i12.9347

Abstract

Imbowiari Forest in Barawai Village, Yapen, Papua, has complex flora and fauna biodiversity, including as a habitat for Paradisaea minor jobiensis. In Papua, especially the Yapen Islands Regency, endemic species such as Paradisaea minor jobiensis are the main attraction for tourists. Managed by the community through local wisdom and the Dorey Jaya group, this area has the potential to be developed as birdwatching ecotourism. However, it has not been widely popular with tourists. This study aims to analyze changes in the vegetation of the bird's habitat for three periods (2014, 2018, and 2024) and provide recommendations for ecotourism management in Barawai. Vegetation structure and composition data were collected using the grid line method and analyzed using PAST software. The results showed an increase in the number of species at all vegetation levels, especially seedlings (21 species in 2014 to 72 in 2024), saplings (27 to 64), poles (26 to 76), and trees (41 to 96). The number of individuals also increased significantly, especially on saplings and poles. The diversity index also increased, especially at the tree level (2.78 to 4.07). This study indicates an increase in overall vegetation, with recommendations for optimizing ecotourism management based on biodiversity and local wisdom.
The Relationship Between the Implementation of 4C with Biology Learning Outcomes and Soft Skills of High School Students in Jayapura City Rosaniya E. Rehiara; Paul J. Kawatu; Apriani H. Rophi; Ruth Megawati; David R. Jesajas
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 12 (2024): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i12.9490

Abstract

This study highlights the 21st century global education policy, namely learning that emphasizes 4 important aspects, namely: Critical thinking, Communication, Collaboration, and Creativity, hereinafter abbreviated as 4 C. This study aims to determine the relationship between the application of four 21st century critical skills—critical thinking, communication, collaboration, and creativity (4C)—into biology learning and the impact or relationship to learning outcomes and Soft Skills of high school students in Jayapura City. The results showed that students in the “Sekolah Penggerak” had a higher level of mastery of the 4C and soft skills, such as adaptability, time management, empathy, ethical awareness, self-motivation, and initiative, compared to students in the “Regular School.” Although there was a significant correlation between 4C skills and soft skills, no substantial relationship was found between 4C skills and academic outcomes directly. This suggests that the learning approach applied in the “Sekolah Penggerak,” which is more interactive and collaborative, is more effective in supporting the development of soft skills than academic achievement. These findings highlight the importance of integrating 4C and soft skills development into the secondary education curriculum to prepare students for future challenges. Recommendations from this study encourage educators and policymakers to implement learning methods that support students' interpersonal skills and independence in all types of schools.
SOSIALISASI UPAYA PELESTARIAN SATWA LIAR DI KAMPUNG PERSIAPAN BERBER, DISTRIK BONGGO BARAT, KABUPATEN SARMI Apriani Herni Rophi; Paul Johan Kawatu; Rosaniya E. Rehiara; Edoward Krisson Raunsay; Ruth Megawati; David R. Jesajas
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.25740

Abstract

Kampung Berber merupakan salah satu kampung yang terletak di Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi, Papua. Di kampung ini, masih dapat ditemui cenderawasih (Paradisaea minor) yang merupakan hewan endemik papua yang juga dilindungi. Masyarakat masih dapat melihat aktivitas bermain, mencari makan maupun melakukan aktivitas kawin dari burung ini. Selain itu, beberapa hewan yang dilindungi lainnya seperti burung kaka tua, nuri serta kangguru juga masih dapat ditemui di kawasan hutan. Melihat adanya potensi ancaman bagi keberlangsungan satwa liar dilindungi di kawasan kampung Berber maka perlu dilakukan sosialisasi upaya pelestarian satwa liar di sekitar hutan kawasan kampung Berber. Adapun metode yang digunakan meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Kegiatan sosialisasi dapat diselengarakan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat. Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat dengan jumlah peserta yang hadir mencapai target 100%. Materi dapat disampaikan secara tuntas serta pada akhir kegiatan, peserta memiliki wawasan baru terkait pemanfaatan kekayaan alam disekitar kawasan kampung dengan bertanggung jawab.