Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN ANALISIS PRINSIP ULTRA VIRES TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM DIREKSI PERSEROAN TERBATAS ATAS KEPAILITAN PERUSAHAAN Mayzura Kamila Sukma; Gracia Tirta Imanuela; Adinda Thalia
JURNAL ILMIAH NUSANTARA Vol. 1 No. 6 (2024): November
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jinu.v1i6.2827

Abstract

The principle of ultra vires is an important legal concept in the corporate context, particularly regarding the authority and legal responsibility of the board of directors. In Indonesian law, this principle refers to actions taken by a corporate body or its organ that exceed the authority granted by the company’s articles of association or applicable regulations. This article aims to analyze the application of the ultra vires principle within the framework of corporate law, specifically in the context of the directors' legal responsibility related to corporate bankruptcy under Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies (UU PT) and Law No. 37 of 2004 on Bankruptcy and Suspension of Debt Payment Obligations (UU Kepailitan). This research uses a normative (doctrinal) approach, with an analysis of applicable laws, legal doctrines, and relevant court decisions. The findings indicate that although the ultra vires principle faces challenges in its application within Indonesian legal practice especially due to a lack of clarity regarding actions that exceed the authority of directors this principle still plays a crucial role in assessing the legal responsibility of directors in bankruptcy cases. Actions that are deemed ultra vires by the directors may lead to civil liability, and even criminal liability, if they cause harm to the company and creditors.
PEMBERIAN MENU MAKANAN TAMBAHAN DALAM MENCEGAH STUNTING PADA ANAK USIA DINI DI DESA BALANE KABUPATEN SIGI Adinda Thalia; Kasmiati; Hildawati
Ana' Bulava: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD), Instutut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/abulava.Vol5.Iss1.149

Abstract

Stunting sebagai gangguan pertumbuhan yang menggambarkan tidak tercapainya potensi pertumbuhan sebagai akibat status kesehatan atau nutrisi yang tidak optimal pada anak- anak. Untuk itu masa anak-anak sering dipandang sebagai fase yang sangat fundemental bagi perkembangan individu, karena pada fase inilah terjadi pembentukan dan perkembangan pribadi seseorang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pemberian menu makanan tambahan dalam mencegah stunting pada anak usia dini di Desa Balane Kabupaten Sigi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif dan menggunakan desain deskriptif kualitatif, cara pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap objek penelitian. Hasil penelitian, ada beberapa proses di dalam pemberian menu makanan tambahan, di antaranya pelibatan tim pencegah stunting, pendataan anak yang mengalami stunting yang dilakukan saat posyandu, memberikan makanan tambahan dengan gizi yang seimbang dan upaya pengenalan pencegahan stunting kepada masyarakat dengan penyuluhan. Dalam pemberian menu makanan tambahan untuk mencegah stunting ini dilakukan 24 kali dalam setahun, dalam 1 bulan ada 2 kali pemberian makanan tambahan. Untuk pemberian makanan tambahan untuk anak gizi kurang diberikan 60 hari serta anak gizi buruk diberikan 90 hari makanan tambahan. Dari proses tersebut ada beberapa kendala-kendala yang ada salah satunya disebabkan kurangnya perhatian orang tua kepada anak/kurangnya pemahaman orang tua terkait stunting dan masalah ekonomi orang tua. Kesimpulan dari Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian menu makanan tambahan di Desa Balane kabupaten Sigi memberikan efek yang positif yaitu presentase kasus stunting di Desa Balane mengalami penurunan. Dan diharapkan tidak ada lagi anak yang mengalami stunting.