Meilani Dwi Cahya
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengelolaan Kurikulum Merdeka Pembelajaran STEAM di Pos PAUD Anggrek Kota Bandung Meilani Dwi Cahya; Ayi Sobarna; Arif Hakim
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 4, No. 2, Desember 2024, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v4i2.5074

Abstract

Abstrak. Kurikulum adalah komponen penting dalam pendidikan, yang diartikan sebagai program pembelajaran untuk siswa. Tanpa kurikulum, sekolah akan kesulitan menentukan arah pembelajaran, menjadikannya elemen esensial dalam pendidikan, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi. Kurikulum Merdeka, juga disebut Kurikulum Prototipe, merupakan kurikulum yang fleksibel. Penelitian ini membahas implementasi Kurikulum Merdeka pada pembelajaran STEAM di Pos PAUD Anggrek (nonformal) untuk anak usia 5-6 tahun. Tujuan penelitian adalah memahami perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Kurikulum Merdeka pada pembelajaran STEAM. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus, melibatkan kepala sekolah dan guru sebagai narasumber. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Dalam perencanaan, pendidik masih mengenal Kurikulum Merdeka dan belum sepenuhnya lepas dari Kurikulum 2013, sehingga terjadi kebingungan. (2) Pelaksanaan pembelajaran belum sesuai minat anak karena PAUD Anggrek masih beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka. (3) Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan pencatatan oleh guru. Penelitian ini menyoroti tantangan implementasi Kurikulum Merdeka di lembaga nonformal. Abstract. Curriculum is an important component of education, defined as a learning program for students. Without a curriculum, schools will have difficulty determining the direction of learning, making it an essential element in education, from early childhood education to higher education. The Merdeka Curriculum, also called the Prototype Curriculum, is a flexible curriculum. This research discusses the implementation of Merdeka Curriculum in STEAM learning at Pos PAUD Anggrek (non-formal) for children aged 5-6 years. The research objective is to understand the planning, implementation, and evaluation of Merdeka Curriculum in STEAM learning. The research used a qualitative method with a case study, involving the principal and teachers as resource persons. Data were collected through observation, documentation, and interviews. The results showed: (1) In planning, educators still recognize the Merdeka Curriculum and have not completely separated from the 2013 Curriculum, resulting in confusion. (2) The implementation of learning has not matched children's interests because Anggrek PAUD is still adapting to the Merdeka Curriculum. (3) Learning evaluation is carried out through observation, documentation, and recording by the teacher. This research highlights the challenges of implementing the Merdeka Curriculum in non-formal institutions.