Rahmi, Reysa Dwi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Makna Ornamen Pelaminan Meuracu Tunggang Baliak dalam Upacara Pernikahan Suku Aneuk Jamee Mastura, Gita; Rahmi, Reysa Dwi; Munis, Alfian; Fatia, Dara; Nurdin, Ibnu Phonna
Aceh Anthropological Journal Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v8i2.19041

Abstract

The Aneuk Jamee tribe has unique customs, one of which is the use of a kasab altar in wedding ceremonies, known as pelaminan meuracu tunggang baliak*. Each shape, motif, and color on this altar carries specific symbolic meanings. This research aims to describe the motifs and meanings in the pelaminan meuracu tunggang baliak of the Aneuk Jamee tribe in Tapaktuan District. Using qualitative methods and a descriptive approach, the study applies symbolic interaction theory to analyze the altar's motifs and meanings. The findings reveal the following: (1) colorful fans represent the king, commander, intelligence, and cleverness; (2) kaniang symbolizes men's and women's tongues; (3) meuracu refers to three kings; (4) banta gadang conveys parental messages to the younger generation about carrying on tradition; (5) banta basusun represents four parties from eight family groups; (6) dalansi symbolizes life, likened to plants, which reflect the nature of human existence; (7) the pandak mattress features the dalimo motif and intricate root patterns; and (8) butun fruit symbolizes the kings umbrella. Other symbolic elements include daluang and ceurano (betel containers).Suku Aneuk Jamee memiliki berbagai adat istiadat yang unik, salah satunya yaitu menggunakan pelaminan kasab dalam upacara pernikahan yang diberi nama pelaminan meuracu tunggang baliak. Dalam pelaminan meuracu tunggang baliak ini setiap bentuk, motif dan warna tersebut mempunyai makna atau arti tersendiri. Penelitian ini memepunyai tujuan untuk mendeskripsikan motif dan makna dalam pelaminan meuracu tunggang baliak suku Aneuk Jamee di Kecamatan Tapaktuan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan data primer dan data sekunder. Penelitian ini memakai teori interaksi simbolik untuk menggambarkan motif dan makna dari pelaminan tersebut. Motif dan makna dari pelaminan meuracu tunggang baliak suku aneuk jamee di Kecamatan Tapaktuan adalah (1) kipas warna-warni yang memiliki makna raja, hulubalang, cerdik dan pandai; (2) kaniang/lidah-lidah yang bermakna lidah perempuan dan lidah laki-laki; (3) meuracu yang diinterpretasikan sebagai tiga raja; (4) banta gadang diartikan sebagai pesan orang tua untuk anak muda yang akan menjadi penerus adat dan kehidupan; (5) banta basusun dimaknai sebagai empat pihak delapan kaum yaitu saudara dari orang tua yang merupakan kakak atau adik laki-laki dari orang tua; (6) Dalansi mewakili simbol tentang kehidupan di dunia ini yang diibaratkan dengan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai filosofi menyimpan makna tentang hakikat kehidupan manusia; (7) tilam pandak ini memakai motif dalimo utuh dan akar berjalin dua petak dan empat petak dari akar yang bergolak; (8) buah butun merupakan simbol dari payung raja. Selain itu juga terdapat properti seperti daluang dan ceurano (tempat sirih).