Kondisi rendahnya akses pendidikan perempuan, terbatasnya peran mereka dalam kepemimpinan gereja, dan stereotip budaya. Penelitian ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan melalui pendidikan di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Jemaat Betlehem Enggros, Wilayah Port Numbay, Kota Jayapura. Permasalahan yang dihadapi perempuan jemaat adalah rendahnya tingkat pendidikan formal dan kurangnya dukungan terhadap pengembangan kapasitas, yang berdampak pada keterbatasan akses perempuan dalam pengambilan keputusan gerejawi. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada 1 Mei 2025, dengan metode pelatihan yang mencakup sosialisasi kesetaraan gender, pelatihan penguatan peran perempuan, diskusi pendidikan, dan pelatihan kepemimpinan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman perempuan tentang kesetaraan gender, partisipasi aktif dalam kegiatan gereja, serta peningkatan keterampilan kepemimpinan. Namun, tantangan masih ada, termasuk stereotip budaya dan keterbatasan akses pendidikan formal. Untuk keberlanjutan program, diperlukan sinergi antara gereja, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendidikan sebagai alat pemberdayaan perempuan dan mengusulkan strategi peningkatan akses pendidikan dan kepemimpinan perempuan melalui pendekatan yang inklusif dan partisipatif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi gereja-gereja lain dalam mengembangkan program pemberdayaan perempuan berbasis pendidikan.