Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), stunting di Indonesia berada pada angka yang mengkhawatirkan, khususnya di wilayah pesisir, di mana akses terhadap sumber daya kesehatan dan pendidikan, stunting adalah suatu keadaan balita pendek, atau suatu kondisi anak berusia dibawah lima tahun mengalami gagal tumbuh akibat dari kurang gizi kronis dan infeksi berulang yang biasanya terjadi terutama pada pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejauh mana pengetahuan masyarakat pesisir tentang stunting dan pentingnya gizi pada anak. Metode penelitian kuantitatif deskriptif, dengan populasi ialah masyarakat pesisir, sampel dalam penelitian ini terdiri dari 35 responden yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dan data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner online menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan mayoritas responden (31 orang, 88,57%) menyebutkan bahwa penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak. Sementara itu, faktor lingkungan dan genetik masing-masing dianggap sebagai penyebab oleh 1 orang (2,86%) dan 2 orang (5,71%). Sisa responden (2,86%) menganggap bahwa ketidakpedulian terhadap lingkungan bisa menjadi faktor penyebab stunting. Kesimpulannya berdasarkan hasil kuesioner mengenai pemberian gizi pada anak di masyarakat pesisir, bahwa sebagian besar ibu menghadapi kendala dalam memberikan gizi yang baik kepada anak mereka, dengan alasan utama terkait faktor ekonomi dan mahalnya kebutuhan gizi.