Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konfigurasi swap pada Linux Mint terhadap performa mesin virtual di VirtualBox dengan RAM terbatas. Virtualisasi telah menjadi teknologi penting dalam dunia komputasi modern, memungkinkan beberapa sistem operasi berjalan bersamaan pada satu perangkat keras. Namun, keterbatasan RAM sering menjadi kendala utama yang memengaruhi kinerja mesin virtual, terutama pada perangkat dengan spesifikasi rendah. Linux Mint menyediakan fitur swap sebagai memori virtual tambahan dengan memanfaatkan penyimpanan sekunder, seperti hard drive atau SSD, untuk mengatasi keterbatasan RAM, meskipun penggunaannya dapat memengaruhi kecepatan dan stabilitas sistem.Pengujian dilakukan dalam lima kondisi: tanpa swap, dengan swap bawaan, serta menggunakan swap file buatan sebesar 1 GB, 2 GB, dan 4 GB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa swap file 4 GB memberikan performa terbaik dengan waktu boot Debian 24,89 detik dan lag yang minimal, dibandingkan tanpa swap yang menghasilkan waktu boot 30,85 detik dengan lag signifikan. Swap file berukuran lebih kecil (1 GB dan 2 GB) memberikan kontribusi positif tetapi belum sepenuhnya menghilangkan hambatan performa. Tanpa swap, sistem hanya mengandalkan RAM fisik, yang menyebabkan penurunan stabilitas pada beban berat. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan swap file dengan ukuran cukup besar, seperti 4 GB, sangat direkomendasikan untuk meningkatkan stabilitas dan performa, terutama pada perangkat dengan spesifikasi terbatas yang sering menjalankan mesin virtual