Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Potential of Moringa Leaf Extract to Prevent Aging Targeted Cellular Senescence Sri Andriyani; Rujitoningtyas, Karimatussholikah; Wigati, Hilmi U.; Amalina, Nur Dina
International Journal of Cell and Biomedical Science Vol 1 No 3 (2022)
Publisher : Stem Cell and Cancer Research (SCCR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59278/cbs.v1i3.21

Abstract

High exposure to ultraviolet light and chemicals causes cell senescence due to the overproduction of reactive oxygen species (ROS). Cell senescence is known as one of the causes of degenerative diseases. Reducing ROS levels using antioxidant compounds can overcome cell senescence. This study aimed to evaluate the potential of Moringa leaf extract (EDK) as an anti-aging agent and predict the molecular mechanisms underlying its activity. EDK active compounds were identified through qualitative phytochemical screening, a cytotoxic assay was evaluate using MTT assay, ROS level calculate under DCFDA flow cytometry assay, and cell senescence analyze using SA-β-galactosidase assay. The molecular mechanism that plays an important role in senescence was analyzed through bioinformatics studies and molecular docking in silico to investigate the interaction strength of the active compound EDK with the target protein. The results showed that the EDK ethanol extract contained flavonoid, phenolic, alkaloid, saponin, and steroid compounds. This extract did not give any cytotoxic effect on NIH3T3 cells, as evidenced by the IC50 value of 420μg/mL. EDK concentrations of ¼IC50 (105μg/mL) and ½IC50 (210μg/mL) significantly reduced ROS level in dose-dependent manner in the NIH3T3 cell population with high oxidative stress induced by Doxorubicin 10nM (Dox). The percentage of senescence cells also decreased due to EDK 210μg/mL administration up to 47.60% compared to the positive aging control Dox 10nM (78.90%). Bioinformatics studies found that p21 and TP53 proteins were most directly affected by EDK active compounds in the senescence pathway. The quercetin compound in EDK has the most robust interaction strength against p21 and TP53 proteins compared to ligands. In conclusion, it can be concluded that the active compound EDK can suppress intracellular ROS levels and compete with p21 and TP53 proteins in preventing cell senescence.
Aspek Hukum dalam Paten Farmasi dan Implikasinya terhadap Akses Obat di Negara Berkembang Rujitoningtyas, Karimatussholikah; Wala, Gevan Naufal
Dinasti Health and Pharmacy Science Vol. 2 No. 4 (2025): Dinasti Health and Pharmacy Science (April 2025)
Publisher : Dinasti Research & Yayasan Dharma Indonesia Tercinta (DINASTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/dhps.v2i4.1847

Abstract

Penelitian ini menganalisis aspek hukum paten farmasi dan implikasinya terhadap akses obat di negara berkembang, dengan fokus khusus pada Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan analisis perbandingan hukum untuk mengkaji implementasi fleksibilitas Perjanjian TRIPS di negara berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan paten berdampak signifikan terhadap harga obat, dengan rezim paten yang lebih kuat berkorelasi dengan harga obat yang lebih tinggi di negara berkembang. Analisis kasus lisensi wajib untuk obat antiretroviral di Indonesia mengungkapkan keberhasilan sekaligus tantangan implementasi. Penelitian mengidentifikasi empat strategi hukum utama untuk meningkatkan akses obat: lisensi wajib, importasi paralel, ketentuan Bolar, dan mekanisme oposisi paten. Penelitian menyimpulkan bahwa negara berkembang, termasuk Indonesia, belum memanfaatkan secara optimal fleksibilitas TRIPS untuk menyeimbangkan perlindungan paten dengan kebutuhan kesehatan masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan reformasi hukum termasuk penguatan prosedur oposisi pra-pemberian paten, penerapan kriteria patentabilitas yang lebih ketat, dan pengembangan kebijakan komprehensif yang menyelaraskan perlindungan paten dengan tujuan kesehatan masyarakat.
Analisis Yuridis Legalitas dan Regulasi Penggunaan Cannabis untuk Kepentingan Medis di Indonesia Wala, Gevan Naufal; Nugraha, Afdhillah Wahyu Putra; Rujitoningtyas, Karimatussholikah
Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah (Januari - Maret 2025)
Publisher : Siber Nusantara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jhesm.v3i1.331

Abstract

Penelitian ini mengkaji analisis yuridis terhadap legalitas dan regulasi penggunaan cannabis untuk kepentingan medis di Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi kerangka hukum yang mengatur narkotika di Indonesia, khususnya UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang saat ini mengklasifikasikan cannabis sebagai narkotika Golongan I, melarang penggunaannya untuk tujuan medis. Menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, perbandingan, dan konseptual, penelitian ini menganalisis interpretasi yuridis Pasal 6, 7, dan 8 UU Narkotika yang berpotensi mengakomodasi cannabis medis dengan kondisi regulasi yang ketat. Hasil penelitian mengungkapkan ambiguitas hukum di mana Pasal 7 mengakui penggunaan narkotika untuk pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun klasifikasi cannabis sebagai Golongan I secara efektif mencegah aplikasi medisnya. Penelitian ini membandingkan pendekatan regulasi Indonesia dengan kerangka cannabis medis yang berhasil di Thailand, Australia, Jerman, dan Israel, mengidentifikasi model regulasi potensial yang dapat diadaptasi dengan konteks hukum Indonesia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa reklasifikasi cannabis melalui Peraturan Menteri Kesehatan, setelah tinjauan bukti ilmiah, merepresentasikan jalur paling memungkinkan menuju legalisasi cannabis medis terbatas di Indonesia sambil mempertahankan kepatuhan terhadap konvensi internasional.