Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sustainability Analysis of Environmental Waste Alleviation through Bioconversion using Black Soldier Fly Larvae: A Case Study in Depok City, Indonesia Zulkifli, Sunarto; Jayanegara, Anuraga; Noorachmat, Bambang Pramudya; Fahmi, Melta Rini; Tandio, Tjondroargo
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 15 No 1 (2025): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.15.1.19

Abstract

Depok City, Indonesia, faces significant challenges with a population of over 2 million people, substantially impacting waste issues, particularly food waste, contributing to global anthropogenic greenhouse gas emissions. To support sustainable development goals, it is crucial to reduce food loss. To address this problem, black soldier fly (Hermetia illucens) has emerged as a potential solution because of its ability to break down food waste into biomass. Nevertheless, environmental waste management faces challenges such as public awareness, infrastructure limitations, stakeholder engagement, and threats to long-term sustainability. This study aims to identify key leverage points for the sustainability of BSF (Black Soldier Fly) larvae utilization in waste management. The objective of this study was to identify the key sustainability factors. This study used RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries) software to find the keys to sustainability. Results reveal that the sustainability status of the utilization of BSF for environmental waste managementis deemed to be “Relatively Sustainable”. The Department of Environmental and Cleanliness plays a pivotal role as a sustainability leverage for this program.
Mutu fisikokimia dan mikrobiologi rajungan (Portunus pelagicus) hasil tangkapan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah: Physicochemical and microbiological quality of blue swimming crab (Portunus pelagicus) caught in Rembang District, Central Java Sari, Rodiah Nurbaya; Marimin, Marimin; Uju, Uju; Riani, Etty; Sukoraharjo, Sri Suryo; Hastarini, Ema; Priyono, Franciscus Edi; Zulkifli, Sunarto; Wicaksono, Arief
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 1 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i1.57136

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas perikanan yang menjadi andalan ekspor Indonesia, umumnya dalam bentuk daging rebus kupas beku dan bersifat mudah rusak. Tingginya potensi penangkapan dan pemanfaatan daging rajungan, maka tujuan penelitian adalah menentukan mutu fisikokimia dan mikrobiologi rajungan hasil tangkapan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Sampel yang digunakan adalah rajungan segar beku, rebus beku, dan daging rebus yang dikupas oleh rumah tangga nelayan dan miniplants. Analisis yang dilakukan, yaitu yield, kadar protein, profil asam amino, TVB-N, cemaran mikrob, dan logam berat. Hasil penelitian menunjukkan yield 28,36-42,34%, kadar protein 17,98±0,64 dan 21,24±1,47% (bb), jumlah lisina 1,79-1,87%, asam glutamat 4,05-4,78% (b/b), hardness 22,145-38,096 N, dan cohesiveness 0,476-0,638. Nilai TVB-N rajungan (segar dan rebus) dan daging rajungan antara 9,51±1,67-54,68±0,00 mg N/100 g sampel. Daging rajungan tidak ditemukan Salmonella (negatif), Escherichia coli < 0,3 APM/100 g sampel, dan ALT 6,15×108 CFU/g sampel. Cemaran logam berat daging rajungan, yaitu Pb 0,12±0,09 mg/kg sampel, Cd 0,15±0,12 mg/kg sampel, dan Hg 1,48±0,71 mg/kg sampel. Rajungan hasil tangkapan di Kabupaten Rembang memiliki kualitas yang baik. Logam berat Hg yang ditemukan pada daging rajungan kupas di miniplants berada di atas ambang batas yang diizinkan, masih harus memerlukan pengujian lebih lanjut.