Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Non Classic - Congenital Adrenal Hyperplasia: Suatu Kasus Langka Sofiani, Dinda Putri; Decroli, Eva; Aprilia, Dinda; Kam, Alexander
Health and Medical Journal Vol 7, No 1 (2025): HEME January 2025
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v7i1.1643

Abstract

Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) adalah kelainan autosomal resesif yang disebabkan defek steroidogenesis. Salah satu tipe CAH adalah defisiensi 21-hydroxylase yang terdiri dari sub tipe classic dan non-classic. Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan CAH merupakan suatu tantangan dikarenakan langkanya kasus dan manifestasi klinis yang bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan defisiensi enzim. Telah dilaporkan suatu kasus yang langka berupa klitoromegali dengan hirsutisme dan amenorea primer, yang merupakan suatu non classic - congenital adrenal hyperplasia (NC-CAH). Penegakan diagnosis NC-CAH pada kasus ini didapatkan dari gambaran virilisasi pada wanita dewasa berupa klitoromegali dan hirsutisme yang disertai amenorea primer dengan kadar kortisol serum dan elektrolit yang normal. Penelusuran riwayat keluarga dan pencitraan membantu penegakan diagnosis, namun pemeriksaan 17-Hydroxyprogesterone tetap disarankan untuk konfirmasi diagnosis dan pemantauan terapi.
Peran Angiotensin 1-7 pada Penyakit Ginjal Kronik Sofiani, Dinda Putri; Harun, Harnavi
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol. 6 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v6i3.1521

Abstract

Latar Belakang:  Penyakit ginjal kronik (PGK) ditandai penurunan progresif fungsi ginjal. Pada patogenesisnya, sistem renin–angiotensin–aldosteron (RAAS) berperan sentral. Angiotensin-(1–7) [Ang(1–7)], metabolit angiotensin II yang berikatan dengan reseptor Mas, memiliki efek vasodilatasi, anti-inflamasi, dan anti-fibrosis yang berpotensi protektif. Objektif:  Mengevaluasi bukti preklinik dan klinik terkait peran Ang(1–7) terhadap tekanan darah, inflamasi/fibrosis, dan luaran ginjal pada PGK. Metode:  Tinjauan naratif atas studi 2010–2025 yang ditelusuri di PubMed/Scopus dengan kata kunci “chronic kidney disease”, “angiotensin-(1–7)”, “Mas receptor”. Inklusi: model hewan atau uji klinik yang melaporkan tekanan darah, albuminuria, eGFR, atau penanda inflamasi/fibrosis. Ekstraksi berfokus pada arah efek dan keselamatan. Hasil:  Studi preklinik konsisten menunjukkan penurunan tekanan darah, hambatan aktivasi TGF-β/SMAD dan NF-κB, serta penurunan kolagen interstisial. Pada manusia, uji awal bersampel kecil melaporkan penurunan albuminuria dan tekanan darah, perbaikan biomarker inflamasi, serta perlambatan penurunan eGFR pada sebagian kohort; profil keamanan umumnya baik. Namun, heterogenitas populasi, variasi dosis/route (peptida vs analog), dan durasi intervensi yang singkat membatasi kepastian efek kausal. Kesimpulan:  Ang(1–7) menjanjikan sebagai adjuvan penatalaksanaan PGK melalui modulasi RAAS non-klasik dengan efek anti-inflamasi dan anti-fibrotik. Meski sinyal manfaat awal ada, bukti klinik masih terbatas. Uji acak terkontrol berskala besar dengan penetapan dosis, durasi, dan luaran keras (penurunan eGFR jangka panjang, dialisis, kematian) diperlukan sebelum implementasi rutin