Diare merupakan penyakit tertinggi kedua di dunia yang menyebabkan kematian pada anak dan merupakan penyakit terbanyak ke-7 di provinsi Lampung. Diare adalah keluarnya feses cair lebih sering daripada frekuensi normal individu dan merupakan salah satu penyakit ringan yang dapat diatasi dengan swamedikasi. Swamedikasi merupakan suatu upaya pengobatan yang dilakukan sendiri, seperti pemberian oralit, zink, ataupun Lacto-B untuk pengobatan diare pada anak. Pada penatalaksanaan swamedikasi diperlukan pengetahuan yang baik agar masyarakat dapat berperilaku yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat kota Bandar Lampung terhadap swamedikasi diare pada anak. Penelitian bersifat deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 400 responden menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat wilayah kota Bandar Lampung memiliki pengetahuan baik (63,65%), cukup (27,5%) dan kurang (8,75%); serta memiliki perilaku baik (64%), cukup (28,75%) dan kurang (7,25%) terhadap swamedikasi diare pada anak. Terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara pengetahuan dan perilaku masyarakat tersebut yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,821. Masyarakat wilayah kota Bandar Lampung memiliki tingkat pengetahuan dan perilaku yang baik terkait swamedikasi diare pada anak. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dan dapat memberikan informasi kepada Dinas Kesehatan setempat agar lebih memperhatikan kegiatan masyarakat dalam melakukan swamedikasi diare pada anak.