Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kopi dalam Aktivitas Religi Masyarakat Hindu di Bali Kamandalu, Si Gede Bandem
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v8i2.3577

Abstract

Coffee was first introduced to Indonesia in the 16th century through colonialism activities carried out by the Dutch Colonial Government. The development of coffee began to increase since the forced planting period, during that period coffee cultivation extended to small islands in Indonesia, including Bali. In Bali, coffee gets special treatment, especially in terms of traditions and religious activities. This article attempts to explain the role of coffee in religious activities carried out by the Hindu community in Bali. Based on the research objectives, a data collection process was carried out through literature review, both from books, scientific journals and news articles. Apart from that, data collection was also carried out by applying observation and documentation methods to the research objects. The data was then processed using descriptive-qualitative analysis, so that this research prioritizes descriptions of the phenomena obtained during the research. Religious theories are also used to help the framework of thinking. The results of this research will provide an overview of the religious activities carried out by the Hindu community in Bali and their relationship to coffee, both in the form of places of worship, worship ceremonies and media of worship. [Kopi pertama kali dikenalkan di Indonesia pada abad ke-16 melalui aktivitas kolonialisme yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Perkembangan kopi mulai meningkat sejak masa tanam paksa, pada masa tersebut budidaya tanaman kopi meluas hingga ke pulau-pulau kecil di Indonesia, termasuk Bali. Di Bali, kopi mendapat perlakuan istimewa khususnya dalam hal tradisi dan aktivitas religi. Tulisan ini berupaya untuk menguraikan mengenai peran kopi dalam aktivitas religi yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka dilakukan proses pengumpulan data melalui kajian pustaka, baik dari buku, jurnal ilmiah, dan artikel berita. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan menerapkan metode observasi dan pendokumentasian terhadap objek penelitian. Data kemudian diolah menggunakan analisis deskriptif-kualitatif, sehingga penelitian ini mengedepankan pendeskripsian terhadap fenomena yang didapat selama penelitian. Teori religi juga digunakan untuk membantu kerangka berpikir. Hasil dari penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai aktivitas religi yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali serta kaitannya dengan kopi, baik dalam bentuk tempat pemujaan, upacara pemujaan, dan media pemujaan.]
Konservasi Lingkungan dan Pemanfaatan Mata Air Pura Tirta Empul : Kajian Prasasti Manukaya Sutejo, Alfan Azzury; Laksmi, Ni Ketut Puji Astiti; Zuraidah; Prihatmoko, Hedwi; Kamandalu, Si Gede Bandem
AMERTA Vol. 43 No. 1 (2025)
Publisher : Penerbit BRIN (BRIN Publishing)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/amt.2025.8670

Abstract

Abstract. Environmental Conservation and the Utilization of the Tirta Empul Temple Spring: A Study of the Manukaya Inscription. Water is a vital element for all creatures on earth. Moreover, for humans, water has a function to fulfill needs both spiritually and profanely (daily needs). One of the springs used to fulfill these two needs is at Tirta Empul Temple. To fulfill spiritual needs, the spring is used as tirtha (holy water) and to carry out the melukat procession. Profane use of this spring is used for several things, such as supplying household water in Manukaya and Tampaksiring Villages, water raw materials for PDAM Gianyar, meeting the water needs of the Tampaksiring Presidential Palace, and finally, irrigating the subaks located downstream of Tirta Empul Temple. Based on this, the things studied in this paper are related to environmental conservation activities and the use of this spring as stated in the Manukaya inscription. Apart from that, it is also necessary to observe the sustainability of conservation activities carried out by local indigenous communities. The research process is divided into three stages, namely data collection (literature study, observation, and interviews), data analysis (descriptive-qualitative and cultural ecology), and finally data interpretation to draw conclusions. The results of this research show that there are environmental conservation efforts and the use of the Tirta Empul spring in the Manukaya inscription. Conservation efforts are also carried out today by indigenous peoples by maintaining the sacredness of the main pond and having awig-awig regarding the prohibition of cutting down trees around Tirta Empul Temple. Keywords: Pura Tirta Empul, Conservation, Prasasti Manukaya, Water Spring   Abstrak. Air merupakan unsur yang sangat vital bagi seluruh makhluk di bumi. Selain itu, bagi manusia, air memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan baik secara spiritual maupun profane (kebutuhan sehari-hari). Salah satu sumber air yang dimanfaatkan untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut adalah di Pura Tirta Empul. Untuk memenuhi kebutuhan spiritual, sumber air tersebut dimanfaatkan sebagai tirtha (air suci) dan untuk melaksanakan prosesi melukat. Pemanfaatan profane sumber air ini dimanfaatkan untuk beberapa hal, seperti penyediaan air rumah tangga di Desa Manukaya dan Desa Tampaksiring, bahan baku air untuk PDAM Gianyar, pemenuhan kebutuhan air Istana Kepresidenan Tampaksiring, dan terakhir, pengairan subak yang terletak di hilir Pura Tirta Empul. Berdasarkan hal tersebut, maka hal-hal yang dikaji dalam tulisan ini terkait dengan kegiatan pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber air ini sebagaimana tercantum dalam prasasti Manukaya. Selain itu, perlu juga dicermati keberlanjutan kegiatan pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat adat setempat. Proses penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pengumpulan data (studi pustaka, observasi, dan wawancara), analisis data (deskriptif-kualitatif dan ekologi kultural), dan terakhir interpretasi data untuk menarik simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya upaya pelestarian lingkungan dan pemanfaatan mata air Tirta Empul pada prasasti Manukaya. Upaya pelestarian juga dilakukan saat ini oleh masyarakat adat dengan menjaga kesakralan kolam utama dan memiliki awig-awig tentang larangan menebang pohon di sekitar Pura Tirta Empul. Kata kunci: Pura Tirta Empul, Konservasi, Prasasti Manukaya, Mata Air