Kanker payudara adalah penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di Indonesia, dengan sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut. Deteksi dini seperti SADARI (Pemeriksaan Mandiri Payudara) telah terbukti efektif dalam menurunkan angka kematian, namun implementasinya masih menghadapi berbagai kendala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Puskesmas dalam meningkatkan kesadaran dan implementasi deteksi dini kanker payudara pada wanita usia subur (WUS) di wilayah kerjanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan ParticipatoryActionResearch (PAR). Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan focusgroupdiscussion (FGD) yang melibatkan WUS, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan di Puskesmas Titi Papan. Hasil penelitian menemukan beberapa kendala utama, yaitu rasa malu, stigma sosial dan agama, kurangnya kesadaran dan kurangnya dukungan dari keluarga dan pasangan. Kendala lainnya termasuk kendala waktu karena pekerjaan dan lokasi yang jauh. Puskesmas mengatasi hal ini dengan edukasi berkelanjutan, penyaluran media informasi, pelatihan teknis SADARI, dan melibatkan tokoh agama dan masyarakat. Kesimpulannya, puskesmas memiliki peran strategis dalam upaya promotif dan pencegahan deteksi dini kanker payudara. Dukungan pendidikan, sosial, dan budaya diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan implementasi SADARI di kalangan perempuan usia subur.