Kredit mikro perbankan nasional Indonesia akan diteliti dalam penelitian ini. Penilaian akan didasarkan pada kriteria penilaian yang ditetapkan oleh bank-bank di Indonesia: lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan bermasalah. Tujuan utamanya adalah mengkategorikan kualitas kredit mikro menjadi sehat, cukup sehat, tidak sehat, atau tidak sehat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan wawasan tentang startup UKM dalam negeri, termasuk kebijakan kewirausahaan dan perekonomian informal. Selain itu, tingkat startup akan dinilai berdasarkan aspirasi kewirausahaan dan inspirasi pengusaha kredit mikro perbankan nasional di Indonesia. Kebijakan pengusaha yang dikategorikan dalam kriteria saat ini, perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet, diteliti pengaruhnya terhadap motivasi pengusaha kredit mikro di perbankan nasional. Perusahaan dinilai berdasarkan empat predikat: sehat, cukup sehat, tidak sehat, dan tidak sehat. Studi ini menyelidiki motivasi pengusaha kredit mikro dan bagaimana startup, yang mencakup harapan kewirausahaan dan dampak motivasinya terhadap perusahaan, memainkan peran utama dalam membentuk motivasi tersebut di lembaga perbankan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai tujuan deskriptif dan eksplanatori dengan menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui penyelidikan kausalitas. Para pengusaha dan asesor Bank Indonesia menjadi unit analisis dalam penelitian ini, dengan menjadikan nomor dua sebagai titik fokus. Dengan menggunakan cakrawala waktu cross sectional, informasi dikumpulkan melalui bukti empiris dari berbagai populasi sampel langsung di tempat kejadian, untuk mengumpulkan pendapat mengenai objek penelitian. Di Indonesia, bank-bank komersial secara keseluruhan memberikan layanan kredit mikro yang memuaskan, dengan peringkat yang cukup kuat. Meskipun layanan perbankan nasional memiliki kualitas yang baik, keandalan dan jaminannya masih dipertanyakan. Pengusaha yang memanfaatkan bank-bank tersebut di Indonesia melaporkan tingkat kepuasan yang lebih rendah dibandingkan dengan pengusaha di kawasan ASEAN. Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang mendukung kewirausahaan, usaha startup, dan kewirausahaan digital di sektor informal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap insentif kewirausahaan.