p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Agrohorti
Ritonga, Arya W
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Buletin Agrohorti

Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk Dasar terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Berbagai Genotipe Bayam (Amaranthus sp.) Rosyid, Muhammad Syaiful Ar; Ritonga, Arya W; Chozin, Muhamad Achmad
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 3 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i3.61526

Abstract

Produktivitas nasional bayam tergolong rendah pada kisaran 20% potensi hasil, sedangkan luas lahan budidaya memiliki tren menurun. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui penggunaan varietas unggul dan pemupukan yang optimal. Pemupukan yang optimal sangat penting karena tanaman semusim seperti bayam memiliki siklus hidup yang singkat. Pupuk dasar yang diaplikasikan pada waktu yang tepat dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas bayam. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh waktu aplikasi pupuk dasar terhadap berbagai genotipe bayam. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) pola tersarang, dengan petak utama waktu aplikasi pupuk dasar (0 MST dan 1 MST) dan anak petak 14 genotipe bayam. Peubah yang diamati meliputi: tinggi tanaman, daya tumbuh, diameter batang, ukuran daun, panjang tangkai daun, umur panen, bobot per tanaman, bobot per petak, dan dugaan hasil per hektar. Data yang diperoleh diolah menggunakan software Ms. Excel dan dianalisis menggunakan uji BNJ pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap karakter-karakter agronomis seperti panjang daun, lebar daun, panjang tangkai daun, diameter batang, luas daun, bobot pertanaman, dan produktivitas, pertumbuhan dan produktivitas lebih tinggi pada aplikasi pupuk dasar 1 MST, serta berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun saat 2 MST. Produktivitas tertinggi dimiliki oleh genotipe B3, B14 dan B12 yang merupakan bayam hijau. Produktivitas terendah terdapat pada genotipe B6, B8 dan B9 yang merupakan bayam merah. Rata-rata produktivitas bayam hijau lebih tinggi dibandingkan dengan bayam merah. Terdapat keragaman yang nyata antara genotipe yang diuji pada semua karakter. Kata kunci: karakter agronomis, keragaman genotipe, pemupukan, waktu aplikasi
Aksi Gen Epistasis Duplikat pada Karakter Terkait Toleransi Naungan di Tanaman Tomat Ritonga, Arya W; Syukur, Muhamad; Chozin, Muhammad Achmad; Maharijaya, Awang; Sobir, Sobir
Buletin Agrohorti Vol. 12 No. 2 (2024): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v12i2.56491

Abstract

Informasi tentang karakter seleksi dan pewarisan sifatnya sangat penting bagi program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karakter seleksi dan informasi pewarisan sifatnya terhadap cekaman naungan pada tanaman tomat. Populasi persilangan Biparental SSH3 x 4979 (tetua, F1, backcross dan F2) ditanam pada kondisi tanpa naungan (N0) dan kondisi cekaman naungan paranet 50% (N50) di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika – Institut Pertanian Bogor, Pasir Kuda, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karakter kehijauan daun, fruit set, jumlah buah dan bobot buah per tanaman merupakan karakter seleksi toleran naungan pada tanaman tomat. Terdapat aksi gen dominan dan epistasis duplikat pada karakter-karakter tersebut baik pada kondisi normal maupun kondisi cekaman naungan kecuali karakter fruit set pada kondisi tanpa naungan. Dominansi pada karakter-karakter tersebut bersifat over dominan pada kondisi tanpa naungan, namun dominan parsial pada kondisi cekaman naungan. Ragam aditif lebih berperan dibandingkan ragam non aditif pada karakter kehijauan daun, fruit set, jumlah dan bobot buah per tanaman pada kondisi normal namun sebaliknya dimana ragam non aditif lebih berperan dibandingkan ragam aditif pada karakter-karakter tersebut saat kondisi cekaman naungan. Seleksi pada generasi awal seperti generasi F2 dapat efektif dilakukan pada karakter-karakter tersebut pada kondisi tanpa naungan, namun seleksi pada kondisi cekaman naungan terhadap karakter-karakter tersebut lebih baik dilakukan pada generasi lanjut. Kata kunci: agroforestri, berkelanjutan, tumpang sari, varietas unggul