Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tata Ruang Pemukiman Masyarakat Bali Aga Desa Pedawa, Kabupaten Buleleng Gayatri, Ni Made Devi; Ni Made, Wiasti; Aliffiati
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 5 No. 5 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v5i5.6923

Abstract

A B S T R A K Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana struktur pemukiman dan fungsi tata ruang pemukiman masyarakat Bali Aga pada Desa Pedawa di Kabupaten Buleleng. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata ruang pemukiman Desa Pedawa mengikuti prinsip kosmologi Bali yang mengutamakan keseimbangan antara manusia, alam, dan roh leluhur. Pemukiman diatur dalam pola memusat, pola pemukiman yang memusat mengacu pada prinsip tata ruang tradisional masyarakat Bali Aga yang berlandaskan kosmologi Bali. Dalam pola ini, penataan ruang desa dirancang dengan pusat spiritual atau religius sebagai titik fokus, biasanya berupa penempatan bangunan tempat tinggal, tempat ibadah (pura), dan fasilitas lainnya yang memperhatikan konsep hulu-teben sebagai acuannya. Di Desa Pedawa, pola pemukiman linier ini memusat pada pura utama yang terletak di Banjar Desa. Pura ini berfungsi sebagai pusat spiritual, menandai hubungan vertikal antara masyarakat dan dunia supranatural (dewa-dewa dan leluhur). Ruang-ruang di sekitar pura ditata sedemikian rupa, mencerminkan hierarki kosmologi dengan tempat yang paling suci berada di arah utara (hulu) atau lebih tinggi, sementara area yang lebih profan, seperti pemukiman dan ladang, berada di bagian bawah atau selatan (teben). Setiap rumah di Desa Pedawa biasanya mengikuti orientasi yang sama, dengan bagian depan rumah menghadap ke arah pura atau area yang dianggap lebih suci.
MAKNA DAN FUNGSI BATIK SASAMBO BAGI MASYARAKAT DESA REMBITAN, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT Shah, Given Immanuel Fabian; Pujaastawa, Ida Bagus Gde; Aliffiati
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 7 No. 7 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v7i7.11610

Abstract

Batik Sasambo merupakan salah satu warisan budaya khas Nusa Tenggara Barat yang memiliki makna dan fungsi dalam kehidupan masyarakat Desa Rembitan, Lombok Tengah. Batik Sasambo merupakan hasil alkulturasi budaya dari tiga etnis utama di NTB, yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo, yang mencerminkan identitas serta kearifan lokal dalam pola dan motifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan fungsi batik sasambo dalam aspek budaya, sosial, dan ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi teknik observasi, teknik wawancara, dan studi dokumen. Permasalahan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Teori Interpretatif Simbolik oleh Clifford Geertz dan Teori Fungsionalisme oleh Malinowski. Hasil penelitian menunjukkan motif-motif pada kain batik sasambo tidak hanya memimliki nilai estetis, tetapi juga merepresentasikan simbol budaya yang mencerminkan kehidupan sejarah, serta nilai-nilai tradisional masyarakat NTB. Setiap motif pada batik sasambo memiliki filosofi tersendiri yang berkaitan dengan alam, adat istiadat, serta harapan kesejahteraan dan keharmonisan sosial. Selain itu batik sasambo juga memiliki berbagai fungsi antara lain fungsi estetis sebagai simbol keindahan dan ekspresi seni, fungsi sosial sebagai identitas budaya dan media komunikasi, fungsi ekonomi sebagai sumber pendapatan pengrajin lokal dan daya tarik bagi sektor pariwisata.