Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penanganan Rehabilitasi Orang dengan Gangguan Jiwa Di Panti Renceng Mose, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Adelian, Isabela Dibyacitta; Pujaastawa, Ida Bagus Gde; Sudiarna, I Gusti Putu
Syntax Idea Vol 3 No 7 (2021): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-idea.v3i7.1373

Abstract

Di Mangggarai, Nusa Tenggara Timur masih sering dijumpai fenomena Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang kurang mendapat perhatian dari keluarga. ODGJ berkeliaran di jalanan dan menjadi bahan ejekan. Bahkan, keluarga cenderung menganggap ODGJ sebagai aib yang memalukan, sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penanganan terhadap ODGJ, yakni pemasungan. Upaya penanganan ODGJ dapat dilakukan melalui rehabilitasi dengan tujuan untuk mempersiapkan dan memampukan ODGJ hidup mandiri di masyarakat. Di Manggarai, Renceng Mose merupakan tempat rehabilitasi bagi ODGJ. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena rehabilitasi ODGJ dan implikasinya terhadap ODGJ serta keluarganya. Penelitian yang bersifat kualitatif ini membahas tentang persepsi orang Manggarai terhadap etiologi gangguan jiwa, faktor yang mempengaruhi proses dan mekanisme pengambilan keputusan sistem perawatan kesehatan ODGJ, dan implikasi penanganan rehabilitasi terhadap ODGJ dan keluarganya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan rehabilitasi mampu mengembalikan ODGJ pada peran normalnya di masyarakat. Namun, stigma terhadap ODGJ dan keluarganya masih tetap ada, sehingga dapat menyebabkan ODGJ yang telah sembuh menjadi kambuh.
MAKNA DAN FUNGSI BATIK SASAMBO BAGI MASYARAKAT DESA REMBITAN, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT Shah, Given Immanuel Fabian; Pujaastawa, Ida Bagus Gde; Aliffiati
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 7 No. 7 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v7i7.11610

Abstract

Batik Sasambo merupakan salah satu warisan budaya khas Nusa Tenggara Barat yang memiliki makna dan fungsi dalam kehidupan masyarakat Desa Rembitan, Lombok Tengah. Batik Sasambo merupakan hasil alkulturasi budaya dari tiga etnis utama di NTB, yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo, yang mencerminkan identitas serta kearifan lokal dalam pola dan motifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan fungsi batik sasambo dalam aspek budaya, sosial, dan ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi teknik observasi, teknik wawancara, dan studi dokumen. Permasalahan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Teori Interpretatif Simbolik oleh Clifford Geertz dan Teori Fungsionalisme oleh Malinowski. Hasil penelitian menunjukkan motif-motif pada kain batik sasambo tidak hanya memimliki nilai estetis, tetapi juga merepresentasikan simbol budaya yang mencerminkan kehidupan sejarah, serta nilai-nilai tradisional masyarakat NTB. Setiap motif pada batik sasambo memiliki filosofi tersendiri yang berkaitan dengan alam, adat istiadat, serta harapan kesejahteraan dan keharmonisan sosial. Selain itu batik sasambo juga memiliki berbagai fungsi antara lain fungsi estetis sebagai simbol keindahan dan ekspresi seni, fungsi sosial sebagai identitas budaya dan media komunikasi, fungsi ekonomi sebagai sumber pendapatan pengrajin lokal dan daya tarik bagi sektor pariwisata.
Sacred and Rational Negotiations: The Contestation between Ulu Desa and Prajuru Desa in Pedawa and Julah, North Bali Paramita, Ida Bagus Gede; Suarka, I Nyoman; Pujaastawa, Ida Bagus Gde; Suardiana, I Wayan
International Journal of Multidisciplinary Sciences Vol. 3 No. 3 (2025)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ijms.v3i3.4840

Abstract

This study examines the contestation between Ulu Desa (sacred-traditional authority) and Prajuru Desa (administrative authority) in the Bali Aga villages of Pedawa and Julah, which reflects the ongoing tension between customary governance and state regulation. The research aims to analyze how historical trajectories, regulatory frameworks, and socio-economic transformations have shaped the dynamics between sacred and bureaucratic leadership. Using a qualitative descriptive approach, data were collected through in-depth interviews, participant observation, and document analysis, and interpreted with Bourdieu’s concepts of habitus, capital, and field as well as Foucault’s theories on power and discourse. The findings reveal that, (1) historical practices of surveillance embedded dual forms of discipline ritual and administrative within village governance, (2) the penetration of state mechanisms, particularly through village competitions and regional regulations, gradually displaced sacred legitimacy in favor of bureaucratic authority and (3) socio-economic factors such as migration, education, technology, and financial support further reinforced the dominance of Prajuru Desa. Nevertheless, Ulu Desa continues to hold symbolic significance as a guardian of cosmological order. In conclusion, the study demonstrates that the contestation between these two institutions illustrates a hybridization of power in Bali Aga society, where tradition and modernity coexist through tension, negotiation, and adaptation.
Kekerasan Berbasis Gender Online Melalui Whatsapp Group di Kalangan Generasi Z Kota Denpasar: Perspektif Antropologi Virtual Elly, Rania; Wiasti, Ni Made; Pujaastawa, Ida Bagus Gde
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 6: Mei 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v3i6.3485

Abstract

Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) adalah isu universal yang terkadang masih dimarginalisasikan di kalangan masyarakat Indonesia. Diskusi mengenai KBGO masih perlu dipahami secara komprehensif di setiap lapisan kalangan khususnya kalangan muda yang sangat akrab dengan penggunaan teknologi informasi digital. KBGO sendiri merupakan salah satu bentuk dari kejahatan siber yang dimediasi oleh internet. Sulitnya penananganan KBGO dalam ranah yuridis dan kontruksi sosial dengan nilai patriarki menyebabkan KBGO semakin umum dan dinormalisasi. KBGO marak terjadi pada kalangan Gen Z karena mereka adalah kalangan yang lahir di era digital. Fokus penelitian ini adalah fenomena KBGO melalui aplikasi Whatsapp (aplikasi chatting dengan pengguna terbanyak di Indonesia) di kalangan Gen Z Kota Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme KBGO di kalangan Gen Z di Kota Denpasar melalui whatsapp group secara kohesif dari sudut pandang sosio-kultural, hukum, dan melalui kacamata feminisme. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode etnografi virtual. Permasalahan penelitian ini dijelaskan dengan teori interseksionalitas dan kekerasan simbolik. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor yang memengaruhi Gen Z dalam melakukan KBGO di whatsapp group dilandasi oleh budaya patriarki, rape culture, perilaku konformitas, dan minimnya pengetahuan umum KBGO.
Tourism marketing: Channel, factor, and strategy for foreign market share in Badung Regency Ariana, Nyoman; Sutama, I Ketut; Pujaastawa, Ida Bagus Gde; Wiranatha, Agung Suryawan; Yudiastina, I Gusti Bagus Arya; Panca P, Wayan Agung
Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality Vol. 8 No. 1 (2025): JASTH: Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/jasth.v8i1.1-23

Abstract

Badung Regency, a prominent tourism hub in Bali, Indonesia, attracts a diverse range of international tourists. Effective marketing strategies are essential to enhance its competitiveness and address challenges such as traffic congestion and the need for improved digital marketing. This research aims to identify marketing channels and factors, determine key priorities in tourism marketing development, and formulate marketing strategies for international tourist markets in Badung Regency. The study employed a mixed-methods approach, including a literature review, direct and online observation, document analysis, Focus Group Discussions (FGD) and surveys. Data analysis used Importance Performance Analysis (IPA) and Analytical. Hierarchy Process (AHP) methods, supported by SPSS and Expert Choice software. The study identified eight key marketing factors, i.e., tourism products, pricing, tourism image, digital marketing, tourism services, Networking, competitors, and branding, encompassing 48 indicators. Based on IPA, variables are categorized into four quadrants, with 14 indicators in the top priority quadrant. AHP analysis identified ten top marketing strategies, including improving traffic conditions, enhancing online content marketing, strengthening social media marketing, and standardizing tourist services. These strategies are crucial for addressing issues and enhancing international tourism marketing in Badung. The findings highlight the significance of tailoring. Marketing strategies to improve Badung's competitiveness in the global tourism market. The strategic focus on digital marketing, service quality, and brand management can significantly boost tourist satisfaction and loyalty. This research provides a comprehensive framework for developing effective marketing strategies to enhance Badung's appeal as a premier international tourist destination.