Pertumbuhan ekonomi secara global maupun nasional mengalami penurunan pada pasca pandemi Covid-19. Kondisi tersebut membuat Indonesia harus segara mencari solusi alternatif untuk memulihkan perekonomian. Salah satu alternatif dengan potensi yang besar adalah ekonomi biru. Hal ini karena Indonesia memiliki wilayah lautan yang luas. Ekonomi biru merupakan pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan pada industri kelautan dan maritim. Penerapan konsep ini dapat memberikan dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi jangka Panjang. Indonesia telah melakukan beberapa upaya dalam sistem ekonomi biru. Hasilnya, Indonesia berhasil mengekspor hasil perikanan sebesar USD 6,2 miliar pada tahun 2022. Namun, kontribusi tersebut hanya menyumbangkan 2,58% terhadap PDB nasional. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan potensi ekonomi kelautan di setiap provinsi yang ada di Indonesia. Berdasarkan karakteristiknya, pemerintah dapat mengelompokkan provinsi-provinsi tertentu untuk memudahkan dalam meningkatkan ekonomi biru secara merata. Salah satu metodenya adalah analisis cluster. Analisis clustermerupakan metode untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang serupa. Pada penelitian ini, dilakukan analisis cluster pada provinsi di Indonesia berdasarkan faktor potensi ekonomi laut tahun 2022. Faktor-faktor tersebut terdiri dari luas lahan budidaya perikanan, produksi budidaya perikanan, persentase kontribusi perikanan terhadap PDRB, dan volume ekspor hasil perikanan. Berdasarkan hasil analisis, karakteristik luas lahan, produksi budidaya, volume ekspor hasil perikanan sangat beragam antara satu provinsi dengan provinsi yang lain. Hasil cluster hierarki menggunakan single lingkage diperoleh jumlah cluster optimum sebesar 5, sedangkan hasil cluster non hierarki menggunakan K-means diperoleh jumlah cluster optimum sebesar 3.