Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kontradiksi moralitas para tokoh dalam novel Pendosa yang Saleh karya Royyan Julian yang dinarasikan melalui tindakan dan dialog antartokoh. Penelitian ini mengaplikasikan teori sosiologi sastra dari Lucien Goldmann berupa strukturalisme genetik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis teks. Data penelitian berupa kutipan-kutipan yang dipilih dari novel Pendosa yang Saleh. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kontradiksi moralitas yang digambarkan melalui tokoh-tokoh berikut, yakni (1) Habib Umar yang melakukan tindak perzinahan dan perselingkuhan secara diam-diam yang tidak sejalan dengan citranya dan ajaran agama yang dianut; (2) Desi yang merupakan anak perempuan dari keluarga dengan ajaran agama yang kuat, tetapi menunjukkan sikap menentang pada orang tuanya dan meragukan ajaran agama yang disampaikan orang tuanya; (3) Mubarak yang memiliki orientasi seksual berupa pedofilia, yang mana bertentangan dengan citranya sebagai anak seorang kiai yang memiliki pemahaman agama yang mendalam. Kata kunci: Kontradiksi, moralitas, Pendosa yang Saleh, Royyan Julian, strukturalisme genetik AbstractThis research aims to reveal the contradictions of the characters’ morality in the novel Pendosa yang Saleh by Royyan Julian, narrated through the characters’ actions and dialogue. This research applies Lucien Goldmann's theory of literary sociology in the form of genetic structuralism. The method used in this research is a text analysis method. The research data are selected quotations from the novel Pendosa yang Saleh. The results of this study show the contradiction of morality described through the following characters, namely (1) Habib Umar who commits adultery and infidelity secretly which is not in line with his image and religious teachings; (2) Desi who is a daughter from a family with strong religious teachings, but shows a defiant attitude towards her parents and doubts the religious teachings conveyed by her parents; (3) Mubarak who has a sexual orientation in the form of pedophilia, which contradicts his image as the son of a kiai who has a deep religious understanding. Keywords: Contradiction, morality, Righteous Sinner, Royyan Julian, genetic structuralism