Gempabumi merupakan gejala alam yang tidak dapat dihilangkan atau ditiadakan. Kejadian gempabumi sangat berpengaruh terhadap bangunan. Indonesia merupakan suatu wilayah yang hampir seluruhnya berada di sekitar ring on fire (daerah yang sering mengalami gempabumi dengan intensitas sedang hingga tinggi dan letusan gunung api). Gedung Labor dan Bengel Teknik Elekro Politekntik Negeri Padang memiliki 3 lantai yang befungsi untuk praktikum dan perkuliahan. Sebagai sebuah gedung pendidikan, kenyamanan pengguna menjadi prioritas utama, sehingga dilakukanlah evaluasi guna memastikan bahwa struktur bangunan tersebut memenuhi standar keamanan yang diperlukan serta mampu bertahan tanpa mengalami keruntuhan saat terjadi gempabumi dengan menggunakan metode evaluasi tier 1 berdasarkan ASCE 41-17. Evaluasi tier 1 pada gedung ini dilakukan berdasarkan gambar struktur gedung, pemodelan struktur menggunakan ETABS dan perhitungan manual dengan software excel. Hasil penelitian yaitu terdapat ceklis yang terpenuhi pada evaluasi tier 1, adalah jalur beban, bangunan yang berdekatan, tingkat lemah, tingkat lunak, geometri, massa, torsi, kegagalan lereng, guling, redudansi, tegangan geser kolom, tegangan aksial kolom, rangka pelat datar, kolom kaptif, tidak ada kegagalan geser, tulangan balok, sambungan tulangan balok, eksentrisitas joint, Kontinuitas diafragma dan penulangan diafragma pada bukaan. Pernyataan ceklis yang tidak terpenuhi pada evaluasi tier 1, adalah dinding yang menghalangi, kolom kuat balok lemah, spasi tie kolom, spasi sengkang, dan kompabilitas defleksi. Berdasarkan hasil evaluasi ceklis tier 1, bangunan gedung ini tidak memenuhi tingkat kinerja immediate occupancy karena terdapat beberapa kriteria ceklis yang tidak terpenuhi.