Sinukaban, Bertha Wandasari
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TERJUALNYA MORALITAS: KAJIAN ETIKA KRISTEN TERHADAP PRAKTIK POLITIK UANG DI KABUPATEN SIMALUNGUN Purba, Fredi Ardo; Sinukaban, Bertha Wandasari; Sembiring, Maria Sinta
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 8, No 1 (2024): J.VoW Vol 8. No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36972/jvow.v8i1.272

Abstract

Praktik politik uang telah menjadi fenomena yang terus-menerus terjadi dan mengganggu kehidupan politik di Indonesia, termasuk kabupaten Simalungun. Praktik politik uang sering kali dibenarkan sebagai strategi efektif untuk mendapatkan dukungan pemilih dalam pemilihan kepala daerah, meskipun hal ini mengorbankan dasar moral dan etika demokrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengkaji fenomena politik uang melalui analisis etika Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik politik uang di kabupaten Simalungun mengarah pada penurunan moralitas publik yang menggambarkan terdegradasinya nilai falsafah Habonaron do Bona dan terjadinya sikap magou do ahap halani tarahap. Menurut pandangan etika Kristen, masyarakat Simalungun perlu menolak politik uang dengan tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab yang diamanatkan dalam ajaran Kristen.
Tingkat Stres Mahasiswa STFT Jakarta Program Magister Semester Tiga yang Berprofesi sebagai Pendeta dalam Menghadapi Beban Tugas Perkuliahan Br. Sembiring, Maria Sinta; Sinukaban, Bertha Wandasari; L. Paembongan, Raka Saden Priya; Pakpahan, Abraham Gerald
Jurnal Teologi Praktika Vol 5 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v5i2.175

Abstract

Stres merupakan keadaan mental dan emosional manusia yang terganggu karena ketegangan atau tekanan faktor dari luar. Tulisan ini menunjukkan tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa STFT Jakarta program Magister semester tiga yang berprofesi sebagai pendeta di dalam menghadapi masa transisi dari tugas pelayanan di gereja ke tugas perkuliahan di kampus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-induktif dengan mengumpulkan data melalui wawancara terhadap mahasiswa STFT Jakarta program Magister semester tiga yang berprofesi sebagai pendeta dan mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan stres. Tujuan dari penelitian ini adalah menawarkan cara mengelola stres yang dialami oleh mahasiswa yang mengalami masa transisi dari tugas pelayanan di gereja ke tugas perkuliahan di kampus.
Jangan Berikan Kepadaku Kemiskinan atau Kekayaan Sinukaban, Bertha Wandasari
Te Deum (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) Vol 14 No 2 (2025): Januari-Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAPPI Ciranjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51828/td.v14i2.388

Abstract

This paper examines the meaning of Agur the son of Jakeh's prayer in Proverbs 30:7-9 as a text that offers simple life. This research uses qualitative methods with interpretation-design of wisdom literature which analyzes text, structure, and sentence form. This research finds that Proverbs 30:7-9 reflects simple life which is very relevant to apply in today's life. Simple life is a simple way of life that is appropriate to prevent consumerism, hedonism, and greed. This finding can be seen in Agur the son of Jakeh's request for a 'middle state' (neither poor nor rich) and the motivation for life that is echoed in his prayer. This research is an input and reminder for every believer and church to live their simple life by Biblical values as a form of gratitude, trust, and loyalty to God.
Upaya Perdamaian Yakub dan Esau: Tafsir Naratif Kejadian 33:1-20 serta Relevansinya dalam Purpur Sage Suku Karo Sinukaban, Bertha Wandasari
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 5, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v5i2.325

Abstract

Living in peace is something many people in the world desire. However, human relationships as social beings living side by side with others are very prone to misunderstandings, disagreements, and conflicts, as in the brotherly relationship between Jacob and Esau. Moreover, there are long-lasting conflicts due to the lack of peacemaking efforts from the conflicting parties. This paper aims to examine Genesis 33:1-20 using a qualitative method with narrative interpretation that pays attention to narrative components such as: structure, setting (place, time), plot, characters (and characterization), conflict, style, and narrator. This study found that conflicts can be stopped with peacemaking efforts between the conflicting parties. Furthermore, this study also found that peace can be achieved when we see the faces of our neighbour as if seeing God's face. This paper also shows that the peacemaking efforts made by Jacob and Esau can provide a basic theological contribution to society, especially the Karo tribe, which recognizes a peacemaking effort called Purpur Sage. Through this research, the author hopes that readers will understand the meaning of the narrative of Jacob making peace with Esau in Genesis 33:1-20 and Purpur Sage in the Karo tribe that conflicts can be stopped with the efforts from the conflicting parties, thus creating peace. AbstrakHidup di dalam damai merupakan hal yang diinginkan banyak orang di dunia ini. Akan tetapi, relasi manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain sangat rentan dengan kesalahpahaman, perselisihan dan konflik, seperti dalam relasi persaudaraan Yakub dan Esau. Selain itu, terdapat pula konflik-konflik yang berlarut-larut dikarenakan tidak adanya upaya perdamaian dari pihak yang berkonflik. Tulisan ini bertujuan untuk meneliti Kejadian 33:1-20 menggunakan metode kualitatif dengan tafsir naratif yang memperhatikan komponen-komponen narasi, seperti: struktur, latar cerita (setting) tempat, waktu, alur cerita (plot), karakter (dan karakterisasi), konflik, gaya dan narator. Penelitian ini menemukan bahwa konflik dapat dihentikan dengan adanya upaya perdamaian antara pihak-pihak yang berkonflik. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa perdamaian dapat tercipta ketika kita melihat wajah sesama kita seperti melihat wajah Allah. Tulisan ini juga menunjukkan bahwa upaya perdamaian yang dilakukan Yakub dan Esau dapat memberikan kontribusi dasar teologis bagi masyarakat, secara khusus suku Karo yang mengenal upaya perdamaian yang disebut Purpur Sage. Melalui penelitian ini, penulis mengharapkan agar pembaca memahami makna narasi Yakub berdamai dengan Esau dalam Kejadian 33:1-20 dan Purpur Sage dalam suku Karo bahwa konflik dapat dihentikan dengan upaya dari pihak-pihak yang berkonflik sehingga tercipta perdamaian.