ABSTRACT Pratama XX Clinic in Samarinda serves up to 100 patients per day with limited manpower resources, thus potentially causing mental workload and stress. Mental workload occurs because work demands exceed the individual’s mental capacity which can trigger fatigue and emotional reactions. Psychological disorder such as depression, anxiety, and stress often arise as a result of high work pressure. Understand the correlation between mental workload and psychological dimensions such as depression, anxiety and stress. Also understand therelationship between psychological dimensions (depression, anxiety and stress). This study used a quantitative descriptive correlational design with a cross-sectional approach. The sample consisted of 10 XX clinic employees in Samarinda who were selected through total sampling. The instruments used were DASS-21 to measure depression, anxienty, and stress, and simple NASA-TLX to measure mental workload. Data were analyzed descriptively and using the Spearman correlation test because the sample size was small and the data was non-parametric. The correlation between mental workload and anxiety is significant( = 0.642 ; p-value = 0.045), while the correlation with depression (= 0.263 ; p-value = 0.462) and the relationship with stress ( = 0.351 ; p-value = 0.320) are not significant. While the correlation between Depresion and Anxiety is significant ( = 0.664 ; p-value = 0.036), and the correlation between Depression and Stress is also very significant ( = 0.777 ; p-value = 0.008), as well as the correlation between anxiety and stress which is also significant ( = 0.746 p-value = 0.013). From the research results, it was found that mental workload and anxiety have a close relationship, and the three psychological dimensions, namely depresions, anxiety and stress, are interrelated and can strengthen and each other. Keywords: Mental workload, Depression, Anxiety, Stress. ABSTRAK Klinik Pratama XX di Samarinda melayani hinga 100 pasien per hari dengan sumber daya tenaga kerja yang terbatas, sehingga berpotensi menimbulkan beban kerja mental dan strs yang terbatas, sehingga berpotensi menimbulkan beban kerja mental dan stres pada tenaga kesehatan. Beban kerja mental terjadi karena tuntutan pekerjaan melebihi kapasitas mental individu yang dapat memicu kelelahan dan reaksi emosional. Gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stres sering muncul sebagai dampak dari tekanan kerja yang tinggi. Memahami adanya korelasi antara beban kerja mental dengan dimensi psikologis berupa depresi, kecemasan dan stres. Juga memahami hubungan antara diemensi psikologis (depresi, kecemasan dan stres). Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 10 karyawan klinik XX di Samarinda yang dipilih melalui total sampling. Instrumen yang digunakan adalah NASA-TLX sederhana untuk mengukur beban kerja mental serta DASS-21 untuk mengukur depresi, kecemasan dan stres. Data dianalisis secara deshriptif dan menggunakan uji korelasi Spearman karena jumlah sampel kecil dan data berskala non-parametik. Korelasi antara beban kerja mental dan kecemasan bersifat signifikan ( = 0.642 ; p-value = 0.045), sementara korelasi dengan depresi (= 0.263 ; p-value = 0.462) dan hubungan dengan stres ( = 0.351 ; p-value = 0.320) tidak signifikan. Sementara korelasi antara Depresi dan Kecemasan bersifat signifikan ( = 0.664 ; p-value = 0.036),dan korelasi Depresi dengan Stres juga sangat signifikan ( = 0.777 ; p-value = 0.008), begitu juga dengan korelasi kecemasan dengan stres yang juga signifikan ( = 0.746 p-value = 0.013). Dari hasil penelitian didapatkan beban kerja mental dengan kecemasan memiliki hubungan yang erat, dan ketiga dimensi psikologis yaitu depresi, kecemasan dan stres saling berhubungan dan dapat saling memperkuat. Kata Kunci: Beban Kerja Mental, Depresi, Kecemasan, Stres