Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu sebuah sistem yang bertujuan membentuk lingkungan kerja yang sehat serta aman, baik dalam sektor formal bahkan sektor informal seperti di Bank Sampah. Namun, dalam pelaksanaannya, penerapan K3 di Bank Sampah masih menghadapi beberapa kendala. Studi yang dilaksanakan ini mempunyai tujuan dalam rangka menganalisis penerapan K3 dan kendalanya di Bank Sampah Nusantara. Studi ini memanfaatkan pendekatan kualitatif memakai desain studi kasus. Dilaksanakan pengumpulan data memakai metode wawancara kepada lima orang pekerja Bank Sampah Nusantara dan observasi saat kegiatan berlangsung. Analisis data dilakukan secara tematik dengan teknik koding manual, dimulai dari proses reduksi data, penyusunan kode (memberi label pada data yang relevan), dan pengelompokan dalam tema (menggabungkan beberapa kode yang sama). Penyajian data dilakukan berwujud narasi deskriptif dan selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Untuk keabsahan data, digunakan teknik validasi Member Check. Diperoleh hasil penelitian bahwa penerapan K3 di Bank Sampah Nusantara masih kurang optimal yang ditandai dengan penggunaan APD seadanya dan minimnya fasilitas K3, belum adanya SOP atau pelatihan K3, serta kurangnya kesadaran pekerja akan penerapan K3. Adanya penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya penguatan sistem K3 di sektor informal, serta mendorong perhatian dari pemerintah atau lembaga terkait untuk mendukung K3 di Bank Sampah, sehingga diharapkan penerapan K3 dapat berjalan dengan optimal. Occupational Safety and Health (OSH) is a system aimed at creating a safe and healthy work environment, both in the formal and informal sectors, including waste banks. However, in its implementation, OSH in waste banks still faces several challenges. This study aims to analyze the implementation of OSH and its obstacles at Bank Sampah Nusantara. The research employs a qualitative approach with a case study design. Data were collected through interviews with five workers at Bank Sampah Nusantara and direct observations during operational activities. The data were analyzed thematically using manual coding techniques, starting with data reduction, coding (assingning labels to relevant data), and grouping codes into themes (combining similar codes). The data were presented in descriptive narrative form, followed by the process of drawing conclusions. To ensure data validity, the member check technique was applied. The results shos that the implementation of OSH at Bank Sampah Nusantara remains suboptimal, as reflected in the limited use of personal protective equipment (PPE), inadequate safety facilities, the absence of Standard Operating Procedures (SOPs) and OSH training, and the low awareness of workers regarding OSH practices. This study highlights the importance of strengthening OSH systems in the informal sector and encourages greater attention from government or relevant institutions to support OSH efforts in waste banks so that its implementation can be carried out optimally.