Pencemaran air sungai, khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, menjadi salah satu permasalahan lingkungan serius yang berdampak pada kualitas ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang antarmuka aplikasi “BEMAVERT”, yang menggunakan famili makroinvertebrata sebagai bioindikator untuk mendeteksi tingkat pencemaran air secara efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan utama: kebutuhan pengguna terkait desain antarmuka, cara menciptakan antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan, serta memastikan desain yang dihasilkan mampu mendukung pengambilan keputusan berbasis visualisasi data yang valid. Penelitian ini menggunakan metode Human-Centered Design (HCD) yang menempatkan kebutuhan pengguna sebagai fokus utama. Metode penelitian meliputi wawancara, observasi langsung, pembuatan persona, dan pengujian usability terhadap rancangan antarmuka. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tematik kualitatif untuk mengevaluasi pengalaman pengguna dan keberhasilan antarmuka aplikasi. Desain antarmuka dikembangkan melalui tahapan penyusunan arsitektur informasi, userflow, pembuatan wireframe, screenflow, desain high-fidelity, hingga prototype interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain aplikasi BEMAVERT berhasil memenuhi kebutuhan pengguna berdasarkan pengujian usability. Responden memberikan penilaian positif terhadap kemudahan navigasi, tampilan visual yang menarik, serta ketersediaan fitur yang relevan dengan kebutuhan lapangan. Desain antarmuka yang dihasilkan telah melalui evaluasi iteratif dan menghasilkan prototipe yang dapat mendukung efisiensi input data, visualisasi hasil, serta pengambilan keputusan dalam pemantauan kualitas air sungai. Dengan pendekatan HCD, penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan desain aplikasi untuk mitigasi pencemaran lingkungan. Desain aplikasi BEMAVERT diharapkan dapat menjadi solusi yang relevan dan berkelanjutan dalam mendukung pelestarian ekosistem perairan sungai.