Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Deviasi Peran To'o sebagai Negosiator dalam Ruang Negosiasi Penentuan Belis Budaya Rote - Nusa Tenggara Timur Pellokila, Cynoura Marveline Paula; Sailana, Khatrin Wandelmud; Tampake, Toni Robert Christian; Kristinawati, Wahyuni
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v6i2.82249

Abstract

Artikel ini bertujuan mengargumentasikan dinamika dalam penentuan belis dalam budaya Rote, khusunya peran to’o (panggilan untuk kakak laki-laki dari ibu) sebagai negosiator dalam penentuan belis (mahar) dalam budaya Rote. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, melalui teknik pengambilan data wawancara dan data sekunder. Melalui perspektif negosiator, penelitian ini menemukan bahwa dengan peran to’o yang cukup besar dalam ruang negosiasi, tidak jarang ditemukan adanya deviasi perilaku yang menyebabkan konflik ketika penentuan belis. Meskipun ditemukan dalam beberapa acara adat banyak juga to’o yang menjalankan perannya dengan baik, karena adanya perkembangan jaman, ekonomi dan beberapa kondisi dalam beberapa prosesi adat ditemukan penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan peran to’o yang semestinya. Keluarga laki-laki maupun perempuan yang akan melaksanakan pernikahan tentu akan melewati lika-liku seperti ini dalam proses adat. Hal ini tentunya yang membuat relasi antar kedua pihak mengalami perselisihan. Berangkat dari hasil penelitian, permasalahan yang diteliti adalah deviasi peran to’o sebagai negosiator dalam ruang negosiasi penentuan belis budaya Rote terjadi karena adanya tuntutan kebutuhan, penyalahgunaan peran hingga salah dalam memaknai peran mereka. Kembali memaknai belis dan peran dalam keluargalah yang kemudian hadir menjadi resolusi konflik dalam proses penetapan belis dalam Budaya Rote.
Psikoedukasi Kekerasan dalam Berpacaran bagi Remaja di Panti Asuhan Salib Putih Psychoeducation on Dating Violence for Teenagers at Salib Putih Orphanage Sairatu, Novalen Christina Vibrasia; Aring, Kezya Jenifer; Pellokila, Cynoura Marveline Paula; Wahyuningrum, Enjang
Abdimas Galuh Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i1.16937

Abstract

Kekerasan dalam berpacaran merupakan masalah serius yang sering terjadi dalam hubungan remaja dan memiliki dampak yang luas, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya pemahaman tentang hubungan sehat sehingga upaya pencegahan menjadi penting, terutama melalui pendekatan edukatif seperti psikoedukasi. Dalam konteks Panti Asuhan Salib Putih, ditemui permasalahan terkait gaya pacaran yang melampaui batas etika, sehingga anak-anak di panti asuhan rentan menjadi korban maupun pelaku kekerasan dalam pacaran. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan psikoedukasi pada 15 November 2024 di Panti Asuhan Salib Putih, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada remaja di Panti tentang kekerasan dalam pacaran. Metode yang digunakan adalah ceramah dan role-play. Partisipan dalam kegiatan ini berjumlah 19 orang remaja yang terdiri atas 9 laki-laki dan 10 perempuan. Pre-test dan post-test digunakan untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor rata-rata naik dari 7,84 pada pre-test menjadi 8,32 pada post-test. Namun, uji statistik paired t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,120 > 0,05, yang menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan partisipan tidak signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu metode ceramah yang kurang efektif, kondisi partisipan yang kelelahan, pelaksanaan psikoedukasi yang hanya berlangsung satu kali dan pre-test dan post-test yang tidak melalui uji validitas. Meskipun secara statistik kegiatan ini tidak signifikan, namun berdasarkan data kualitatif terdapat kebermanfaatan kegiatan psikoedukasi dalam meningkatkan pemahaman partisipan di Panti Asuhan Salib Putih.