Kekerasan dalam berpacaran merupakan masalah serius yang sering terjadi dalam hubungan remaja dan memiliki dampak yang luas, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya pemahaman tentang hubungan sehat sehingga upaya pencegahan menjadi penting, terutama melalui pendekatan edukatif seperti psikoedukasi. Dalam konteks Panti Asuhan Salib Putih, ditemui permasalahan terkait gaya pacaran yang melampaui batas etika, sehingga anak-anak di panti asuhan rentan menjadi korban maupun pelaku kekerasan dalam pacaran. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan psikoedukasi pada 15 November 2024 di Panti Asuhan Salib Putih, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada remaja di Panti tentang kekerasan dalam pacaran. Metode yang digunakan adalah ceramah dan role-play. Partisipan dalam kegiatan ini berjumlah 19 orang remaja yang terdiri atas 9 laki-laki dan 10 perempuan. Pre-test dan post-test digunakan untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor rata-rata naik dari 7,84 pada pre-test menjadi 8,32 pada post-test. Namun, uji statistik paired t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,120 > 0,05, yang menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan partisipan tidak signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu metode ceramah yang kurang efektif, kondisi partisipan yang kelelahan, pelaksanaan psikoedukasi yang hanya berlangsung satu kali dan pre-test dan post-test yang tidak melalui uji validitas. Meskipun secara statistik kegiatan ini tidak signifikan, namun berdasarkan data kualitatif terdapat kebermanfaatan kegiatan psikoedukasi dalam meningkatkan pemahaman partisipan di Panti Asuhan Salib Putih.