Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemikiran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme: Implikasi terhadap Pendidikan Karakter dan Pendidikan Moral Gema Adhari; Siti Nurhidayatul Marati; Herlini Puspika Sari
SURAU : Journal of Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v2i2.8714

Abstract

Reconstructionism is a school of educational philosophy that aims to reshape society through radical educational reform. Rooted in a critique of progressivism, it emerged as a response to social and economic stagnation and the desire to make education an agent of social change. Its leading figures, such as George Counts and Harold Rugg, inspired by the thought of John Dewey and Theodore Brameld, advocate for an education that is able to deal with global challenges, including moral, social and environmental issues. Reconstructionism argues that education is not only responsible for shaping individuals, but also plays a role in building a just and equal society. The principles of this school emphasize the important role of education in dealing with the global crisis, as well as the need for a relevant curriculum to foster students' character and morals. This school places teachers as agents of change who play an important role in guiding students to face the challenges of the times, as well as designing a curriculum that prioritizes social interests. Thus, reconstructionism emphasizes the importance of education in saving civilization through the formation of character, morality, and a new, more humanist culture. AbstrakRekonstruksionisme adalah aliran filsafat pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kembali tatanan masyarakat melalui reformasi pendidikan yang radikal. Berakar dari kritik terhadap progresivisme, aliran ini muncul sebagai respons terhadap stagnasi sosial dan ekonomi serta keinginan untuk menjadikan pendidikan sebagai agen perubahan sosial. Tokoh utama aliran ini, seperti George Counts dan Harold Rugg, terinspirasi oleh pemikiran John Dewey dan Theodore Brameld, mengadvokasi pendidikan yang mampu menghadapi tantangan global, termasuk isu moral, sosial, dan lingkungan. Rekonstruksionisme berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya bertanggung jawab untuk membentuk individu, tetapi jquga berperan dalam membangun masyarakat yang adil dan setara. Prinsip-prinsip aliran ini menekankan pentingnya peran pendidikan dalam menghadapi krisis global, serta perlunya kurikulum yang relevan untuk membina karakter dan moral siswa. Aliran ini menempatkan guru sebagai agen perubahan yang berperan penting dalam membimbing siswa menghadapi tantangan zaman, serta merancang kurikulum yang mengutamakan kepentingan sosial. Dengan demikian, rekonstruksionisme menekankan pentingnya pendidikan dalam menyelamatkan peradaban melalui pembentukan karakter, moralitas, dan budaya baru yang lebih humanis
Pemikiran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme: Implikasi terhadap Pendidikan Karakter dan Pendidikan Moral Gema Adhari Sutrisno; Siti Nurhidayatul Marati; Herlini Puspika Sari
Jurnal Budi Pekerti Agama Islam Vol. 3 No. 1 (2025): February: Jurnal Budi Pekerti Agama Islam
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jbpai.v3i1.870

Abstract

Reconstructionism is a school of educational philosophy that aims to reshape society through radical educational reform. Rooted in a critique of progressivism, it emerged as a response to social and economic stagnation and the desire to make education an agent of social change. Its leading figures, such as George Counts and Harold Rugg, inspired by the thought of John Dewey and Theodore Brameld, advocate for an education that is able to deal with global challenges, including moral, social and environmental issues. Reconstructionism argues that education is not only responsible for shaping individuals, but also plays a role in building a just and equal society. The principles of this school emphasize the important role of education in dealing with the global crisis, as well as the need for a relevant curriculum to foster students' character and morals. This school places teachers as agents of change who play an important role in guiding students to face the challenges of the times, as well as designing a curriculum that prioritizes social interests. Thus, reconstructionism emphasizes the importance of education in saving civilization through the formation of character, morality, and a new, more humanist culture.
Peran Pendidikan Islam Dalam Membangun Karakter Generasi Muda di Tengah Arus Globalisasi Aulia Herawati; Putri Dewi Sinta; Siti Nurhidayatul Marati; Herlini Puspika Sari
IHSAN : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3 No. 2 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/ihsan.v3i2.987

Abstract

Globalisasi membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap nilai dan karakter generasi muda. Di tengah kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, generasi muda menghadapi tantangan serius berupa krisis identitas, lunturnya nilai moral, serta meningkatnya perilaku individualistik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pendidikan Islam dalam membentuk dan memperkuat karakter generasi muda agar tetap memiliki landasan moral yang kuat di era globalisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendidikan Islam mengajarkan nilai-nilai universal seperti kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, tolong-menolong, serta rasa hormat terhadap sesama. Nilai-nilai ini jika diterapkan secara konsisten dalam proses pendidikan formal maupun nonformal, dapat menjadi filter bagi generasi muda dalam menyaring pengaruh negatif globalisasi. Selain itu, pendidikan Islam juga memiliki pendekatan holistik yang mencakup dimensi spiritual, intelektual, emosional, dan sosial, sehingga mampu membentuk manusia seutuhnya. Kesimpulannya, pendidikan Islam memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan karakter generasi muda dan dapat dijadikan sebagai solusi alternatif dalam menghadapi tantangan era globalisasi. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya revitalisasi pendidikan Islam yang kontekstual, adaptif, dan terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional agar mampu melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia dan kompeten secara global.
Pemikiran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme: Implikasi terhadap Pendidikan Karakter dan Pendidikan Moral Gema Adhari; Siti Nurhidayatul Marati; Herlini Puspika Sari
SURAU : Journal of Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v2i2.8714

Abstract

Reconstructionism is a school of educational philosophy that aims to reshape society through radical educational reform. Rooted in a critique of progressivism, it emerged as a response to social and economic stagnation and the desire to make education an agent of social change. Its leading figures, such as George Counts and Harold Rugg, inspired by the thought of John Dewey and Theodore Brameld, advocate for an education that is able to deal with global challenges, including moral, social and environmental issues. Reconstructionism argues that education is not only responsible for shaping individuals, but also plays a role in building a just and equal society. The principles of this school emphasize the important role of education in dealing with the global crisis, as well as the need for a relevant curriculum to foster students' character and morals. This school places teachers as agents of change who play an important role in guiding students to face the challenges of the times, as well as designing a curriculum that prioritizes social interests. Thus, reconstructionism emphasizes the importance of education in saving civilization through the formation of character, morality, and a new, more humanist culture. AbstrakRekonstruksionisme adalah aliran filsafat pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kembali tatanan masyarakat melalui reformasi pendidikan yang radikal. Berakar dari kritik terhadap progresivisme, aliran ini muncul sebagai respons terhadap stagnasi sosial dan ekonomi serta keinginan untuk menjadikan pendidikan sebagai agen perubahan sosial. Tokoh utama aliran ini, seperti George Counts dan Harold Rugg, terinspirasi oleh pemikiran John Dewey dan Theodore Brameld, mengadvokasi pendidikan yang mampu menghadapi tantangan global, termasuk isu moral, sosial, dan lingkungan. Rekonstruksionisme berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya bertanggung jawab untuk membentuk individu, tetapi jquga berperan dalam membangun masyarakat yang adil dan setara. Prinsip-prinsip aliran ini menekankan pentingnya peran pendidikan dalam menghadapi krisis global, serta perlunya kurikulum yang relevan untuk membina karakter dan moral siswa. Aliran ini menempatkan guru sebagai agen perubahan yang berperan penting dalam membimbing siswa menghadapi tantangan zaman, serta merancang kurikulum yang mengutamakan kepentingan sosial. Dengan demikian, rekonstruksionisme menekankan pentingnya pendidikan dalam menyelamatkan peradaban melalui pembentukan karakter, moralitas, dan budaya baru yang lebih humanis