p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Sylva Scienteae
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PERMBERIAN HORMON IBA TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN DAUN TANAMAN KASTURI (Mangifera casturi) SECARA IN VITRO Hidayat, Akhmad Noor; Fitriani, Adistina; Payung, Damaris; Syahid, Yulianto; Kristyanto, Sigit
Jurnal Sylva Scienteae Vol 7, No 5 (2024): Jurnal Sylva Scienteae Vol 7 No 5 Edisi Oktober 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v7i5.8927

Abstract

Kasturi (Mangifera casturi) is an identity manga plant of South Kalimantan flora that is almost extinct. Kasturi preservation can be done in vitro, which is an efficient species propagation technique. The in vitro method is an aseptic culture of cells, tissues, organs and their components that have the same function and form. This study aims to determine the effect of IBA hormone administration and the right concentration of IBA (Indole Butyris Acid) hormone on the explants of kasturi (Mangifera casturi) leaf growth in vitro. The dose of IBA hormone used is 0.8 mg; 1.0 mg; 1.2 mg; 1.4 mg; and 1.6 mg with 5 replicates each. The results of the study are quantitative data and qualitative data. Quantitative data are the days of callus formation on explants obtained from observations in the laboratory, recorded and recapitulated. As for qualitative data in the form of explant characteristics which include (color, texture, and size) are described based on the results of the study. The results of this study are the use of auxin IBA gives a response to callus growth in kasturi leaf explants (Mangifera casturi) and the fastest concentration of IBA hormone that is appropriate for the growth of kasturi leaf explants is the first treatment with a concentration of 1 gram with the most callus produced, the fastest growth and free from browning
Pengaruh Pemberian Hormon BAP Terhadap Induksi Perkecambahan Biji Hambawang (Mangifera foetida) Secara In Vitro Rahmat, Muhammad Aldy; Fitriani, Adistina; Susilawati, Susilawati; Syahid, Yulianto; Kristyanto, Sigit
Jurnal Sylva Scienteae Vol 7, No 6 (2024): Jurnal Sylva Scienteae Vol 7 No 6 Edisi Desember 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v7i6.8947

Abstract

Hambawang (Mangifera foetida) adalah sejenis pohon buah-buahan yang termasuk dalam famili Anarcadiaceae (keluarga mangga). Habitat hambawang dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Perubahan penggunaan lahan mengakibatkan berkurangnya habitat dan tempat tumbuh hambawang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh hormon BAP dan konsentrasi hormon BAP yang tepat terhadap induksi perkecambahan benih hambawang (Mangifera foetida) secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode in vitro untuk induksi perkecambahan benih hambawang. Hambawang mengalami respon berupa perubahan warna yang semula putih kecoklatan menjadi putih kehijauan. Respon perubahan warna cepat muncul pada hari ke-17. Di urutan kelimaperlakuan penambahan hormon BAP pada media MS dengan konsentrasi 1,6 mg diperoleh respon perubahan warna yang paling cepat dan paling banyak diamati. Penggunaan hormon sitokinin jenis BAP pada biji mangga hanya memberikan respon perubahan warna dari putih kecoklatan menjadi putih kehijauan. Konsentrasi hormon BAP yang tepat terhadap respon perubahan warna benih hambawang adalah perlakuan kelima dengan konsentrasi 1,6 mg, respon terbanyak dan perubahan warna tercepat terjadi pada hari ke-17.Hambawang (Mangifera foetida) adalah jenis pohon buah yang termasuk dalam family Anarcadiaceae (keluarga mangga). Habitat tumbuh hambawang berasal dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Perubahan alih fungsi lahan mengakibatkan berkurangnya habitat dan tempat tumbuh hambawang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian hormon BAP dan konsentrasi hormon BAP yang tepat terhadap induksi perkecambahan biji hambawang (Mangifera foetida) secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode kultur jaringan untuk induksi perkecambahan biji hambawang. Hambawang mengalami respon terjadinya perubahan warna yang awalnya putih kecoklatan menjadi putih kehijauan. Respon perubahan warna tercepat muncul pada hari ke 17. Perlakuan kelima penambahan hormone BAP pada media MS dengan konsentrasi 1,6 mg hasil pengamatan respon perubahan warna tercepat dan terbanyak Penggunaan hormone sitokinin jenis BAP terhadap biji hambawang (Mangifera foetida) hanya memberikan respon perubahan warna yang awalnya putih kecoklatan menjadi putih kehijauan. Konsentrasi hormon BAP yang tepat untuk respon perubahan warna pada biji hambawang (Mangifera foetida) adalah perlakuan kelima dengan konsentrasi 1,6 mg, terjadi respon perubahan warna paling banyak dan paling cepat pada hari ke 17.