Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Edukasi Pentingnya Asupan Gizi Seimbang Pada Remaja dan Pembuatan Es Lumut Kurma Kelor Untuk Cegah Anemia di Desa Serang Mekar Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Handriati, Ade; Marwati, Marwati; Handayani, Bekti; Moedjiherwati, Trijani; Octavianti, Maria
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan untuk Masyarakat Vol 2, No 2 (2024): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan untuk Masyarakat
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jppkm.v2i2.5013

Abstract

Pendidikan mengenai gizi seimbang merupakan salah satu aspek fundamental dalam memastikan kesehatan dan pertumbuhan yang optimal pada remaja. Masalah kesehatan seperti anemia dan stunting masih menjadi isu signifikan di kalangan remaja. Stunting sebagai masalah gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terhambat, menjadi isu penting yang perlu diperhatikan di Desa Serang Mekar. Dapat dilihat dari data yang didapatkan di Puskesmas Sumber Sari bahwa terdapat  19 Balita yang  mengalami stunting. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks, baik dari aspek individu, keluarga, maupun lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan stunting tidak hanya ditujukan pada ibu hamil dan balita saja, tetapi juga kelompok remaja. Kurma (Phoenix Dactylifera) dan daun kelor (Moringa Oleifera) adalah dua jenis makanan yang telah dikenal luas akan manfaatnya untuk kesehatan. Kedua bahan ini memiliki kandungan gizi yang sangat bermanfaat dalam pencegahan dan penanganan anemia, khususnya pada remaja yang membutuhkan asupan gizi optimal selama masa pertumbuhan mereka. Namun tidak semua remaja tertarik untuk mengkonsumsi 2 jenis makanan yang kaya manfaat ini, maka perlu diolah menjadi makanan yang menarik. Dalam mengatasi kurangnya pengetahuan masyarakat dan remaja pemberian edukasi dilakukan dengan tema Gizi seimbang untuk remaja untuk cegah anemia dan pembuatan es lumut kurma kelor. Hasil edukasi yang diberikan dapat dilihat dari hasil post test yang menunjukan bahwa dari 30 remaja yang mengikuti penyuluhan yang mendapatkan nilai baik yaitu terdapat 10 orang, nilai cukup 13 orang dan kurang 7 orang. Hal ini menunjukkan bahwa remaja perlu mendapatkan edukasi kesehatan secara berkala untuk meningkatakan pengetahuannya terutama tentang kesehatan remaja sebagai calon Ibu.Kata kunci: Remaja, Stunting, Anemia, Kurma, dan Kelor
PENGELOLAAN BAHAN PANGAN PROTEIN HEWANI UNTUK MENCEGAH DAN MENGATASI STUNTING DI KECAMATAN LEBAK WANGI KABUPATEN SERANG Handriati, Ade; Marwati, Marwati; Nur Hamidah, Eva Desi; Octavianti, Maria; Handayani, Bekti; Moedjiherwati, Trijani
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi Balita Stuned/Stunting di Provinsi Banten sebesar 20 persen. Kabupaten serang menjadi urutan ketiga tertinggi prevalensi Balita Stunting sebesar 26,40%. (Kebijakan, Kesehatan, and RI 2022). Berdasarkan data EPPGBM status gizi (0-59 bulan) di Kabupaten Serang pada tahun 2018 - 2021 kondisi stunting di Lebak Wangi terdapat 4 Desa yang mengalami peningkatan prevalensi stunting. (SerangKab, 2021). Hal ini menjadi perhatian bagi Kepala Puskesmas dan Camat Kecamatan Lebak Wangi untuk mengatasi masalah stunting pada Balita. Hasil diskusi didapatkan faktor penyebab stunting yaitu kurangnya kreatifitas ibu dalam pengelolaan bahan pangan protein hewani yang menarik untuk anak balita, masyarakat lebih memilih konsumsi makanan olahan beku atau frozenfood karena memiliki kepraktisan. Solusi yang diberikan untuk masalah tersebut melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu mengangkat tema pengelolaan bahan pangan hewani untuk mencegah dan mengatasi stunting. Tujuan pengabdain masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas masyarakat tentang gizi dan pengeloaan bahan pangan protein hewani. Kegiatan dilakukan pada tanggal 20-21 November 2023 yaitu memberikan edukasi terkait Gizi seimbang untuk anak balita, dan mendemonstrasikan cara pengelolaan bahan pangan protein hewani. Hasil dari kegiatan tersebut dilakukan evaluasi 2 minggu kemudian dengan hasil capaian kenaikan berat badan anak dalam waktu 2 minggu yaitu dari 17 anak terdapat 15 anak mengalami kenaikan berat badan, 2 anak berat badan tetap dan 1 anak mengalami penurunan berat badan. Dan rata-rata mengalami kenaikan 200gram. Kata kunci: Stunting, Gizi Seimbang, Protein Hewani