Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi Abuboiler dan Pupukkandang pada Utisol Simalingkar untuk Meningkatkan Kadar Air Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Biji Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Lumbanraja, Parlindungan; Gari, Ricky A; Tampubolon, Yanto R; Pandiangan, Samse; Tampubolon, Bangun; Tindaon, Ferisman; Nurhayati, Nurhayati
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.10264

Abstract

 Penelitian dilakukan November 2023 hingga Maret 2024 pada ketinggian 33 meter di atas permukaan air laut (mdpl) di tanah ultisol, pH tanah 5,5-6,5 (Lumbanraja dkk., 2023).  Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor I: abu boiler kelapa sawit (B) empat taraf dan Faktor II : Pemberian dosis pupuk kandang sapi (S) empat taraf. Perlakuan diulang tiga kali pada lahan dengan ukuran  petak penelitian 100 cm x 150 cm.  Hasil ragam yang nyata atau sangat nyata pengaruhnya dilanjutkan dengan uji jarak Duncan pada taraf uji α= 0,05 dan α= 0,01 untuk membandingkan perlakuan dari kombinasi perlakuan.  Adapun parameter pengamatan pada penelitian meliputi: kadar air tanah gravimetric, tinggi tanaman,  jumlah polong per tanaman, dan produksi biji per hektar. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan: aplikasi abuboiler pada tanah ultisol simalingkar hanya berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tanaman kacang tanah berupa tinggi tanaman pada pengamatan 2, 4 dan 6 MST, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kapasitas pegang air tanah maupun jumah polong maupun produksi biji kacang tanah.   Aplikasi pukan sapi pada tanah utisol simalingkar berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman pada pengamatan 2, 4 dan 6 MST hingga sampai pada produksi biji, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan kapasitas pegang air tanah.   Aplikasi abuboiler dengan pukan sapi hanya berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tanaman saat pengamatan 2 MST, selebihnya tidak terlihat adanya pengaruh interaksi kedua perlakuan tersebut terhadap parameter yang diamati
ANALISIS PENDAPATAN DAN KETAHANAN PANGAN NELAYAN TRADISIONAL DI KOTA SIBOLGA, PROVINSI SUMATERA UTARA Nainggolan, Hotden Leonardo; Tampubolon, Marina Mariana; Ginting, Albina; Tampubolon, Yanto R; Panjaitan, Susana Tabah Trina
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 20, No 4 (2024): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.20.4.214-221

Abstract

Pendapatan nelayan yang rendah cenderung memiliki daya beli yang lemah dan mencerminkan sulitnya mengakses kebutuhan akan pangan, apalagi harga pangan mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan ketahanan pangan nelayan tradisional di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Kota Sibolga, pada Juli s/d Nopember 2021 dan lokasi  penelitian ditentukan secara sengaja. Populasi  dalam penelitian  adalah nelayan tradisional yang berada di Kecamatan Sibolga Selatan sebanyak 645 kepala keluarga (kk).  Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan formula slovin dan berdasarkan perhitungan diperoleh sampel sebanyak 42 responden.  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.  Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan; a) rata-rata pendapatan nelayan tradisional sebesar Rp3.025.921/bulan, dan pendapatan diluar melaut dengan rata-rata Rp954.762/bulan;  b) pengeluaran nelayan tradisional untuk konsumsi pangan rata-rata Rp1.626.417,86/bulan, dengan proporsi pengeluaran pangan terhadap total konsumsi  59%. Pengeluaran untuk non-pangan rata-rata Rp1.130.142,86/bulan; c) Sekitar 60 % responden memiliki proporsi pengeluaran pangan > 60,0%, dengan rata-rata konsumsi Rp1.729.482/ bulan, dengan rata-rata konsumsi non-pangan Rp877.960/ bulan; d) Sebanyak 40% responden memiliki proporsi pengeluaran pangan<60,0%, dengan rata-rata pengeluaran Rp1.474.853/ bulan, dan  pengeluaran konsumsi non-pangan  Rp1.501.000/ bulan.  Berdasarkan hasil penelitian disarankan; a) agar pemerintah memberikan pelatihan dan penyuluhan yang  berkelanjutan kepada nelayan tradisional di Kota Sibolga terkait dengan peningkatan produksi dan pendapatan nelayan; b) agar pemerintah juga memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada nelayan tradisional terkait dengan peningkatan keahanan pangan keluarga; c) agar pemerintah memberikan bantuan sarana dan prasarana serta kemudahan akses modal bagi nelayan tradisional dalam rangka peningkatan pendapatannya.