Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN MENUJU HILIRISASI INDUSTRI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROPINSI SUMATERA UTARA Jongkers Tampubolon; Hotden Leonardo Nainggolan; Jongkers Tampubolon; Albina Ginting
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 15, No 2 (2019): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2332.16 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.15.2.139-148

Abstract

Sektor perikanan berperan strategis dalam pembangunan, karena berperan menyerap tenaga kerja, penghasil bahan pangan, bahan baku industri dan sumber devisa bagi negera. Hal ini akan tercapai jika sumber daya perikanan dikelola dengan baik sehingga menghasilkan produk yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan sektor perikanan menuju hilirisasi industri untuk mendukung pembangunan ekonomi wilayah di Serdang Bedagai. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tanjung Beringin, Teluk Mengkudu dan Pantai Cermin dengan jumlah sampel 30 responden.  Penelitian  ini menggunakan data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan Location Quotient (LQ), metode deskriptif dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan; a)  Kecamatan Bandar Khalifah, Teluk Mengkudu, Pantai Cermin dan Kecamatan Tanjung Beringin merupakan wilayah pengembangan sektor perikanan dan hilirisasi industri dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah, b) Teknologi budidaya dan penangkapan ikan, dukungan sarana dan prasarana serta modal usaha merupakan kendala utama pengembangan sektor perikanan menuju proses hilirisasi industri, c) Potensi sumber daya perikanan, kebijakan pemerintah merupakan faktor pendukung pengembangan sektor perikanan dan hilirisisasi industri, d) Strategi industrialisasi sektor perikanan dapat dilakukan dengan cara; i) meningkatkan populasi UMKM, ii) peningkatan nilai tambah, iii) insentif fiskal bagi UMKM, iv) meningkatkan daya saing produk dan penguatan rantai pasok, v) pembangunan infrastruktur. Berdasarkan kesimpulan disarankan agar pemerintah; a)  memberikan pelatihan/ penyuluhan kepada nelayan tentang peningkatan nilai tambah hasil perikanan, b)  melakukan diseminasi teknologi budidaya dan penangkapan ikan, serta menyediakan sarana dan prasarana serta bantuan modal usaha bagi nelayan, c) memberikan penyuluhan dan sosialisasi bagi nelayan tentang pemanfaatan sumber daya perikanan  berkelanjutan, d) mempermudah akses permodalan dan pasar produk hasil perikanan serta membantu  meningkatkan daya saing dan penguatan rantai pasok sektor perikanan. The fisheries sector plays a strategic role in development, because it has the role of absorbing labor, producing food, industrial raw materials and sources of foreign exchange for the country. This will be achieved if the fisheries resources are well managed so as to produce products that produce added value and are competitive. This study aims analyzed the development of the fisheries sector towards the downstream industry to support the economic development of the region in Serdang Bedagai. The study was conducted in Tanjung Beringin Sub-district, Teluk Mengkudu and Pantai Cermin with a sample of 30 respondents. This study uses primary data and secondary data analyzed by Location Quotient (LQ), descriptive methods and SWOT analysis. Based on the results of the study concluded; a) Bandar Khalifah Sub-district, Teluk Mengkudu, Pantai Cermin and Tanjung Beringin Sub-district are the right areas for the development of the fisheries sector and downstream industries in the context of regional economic development, b) Technology for fishing and fishing, supporting facilities and infrastructure and capital business is the main obstacle to the development of the fisheries sector towards the downstream process of the industry, c) the potential of fisheries resources, government policy is a supporting factor for the development of the fisheries sector and the industrialization of the industry, d) the strategy of industrialization of the fisheries sector;  i) increasing the micro small and medium enterprisess population, ii) increasing added value, iii) providing fiscal incentives for micro small and medium enterprisess, iv) increasing competitiveness and strengthening the supply chain, v) infrastructure development.
Analisis Pendapatan Usahatani Biofarmaka dan Kontribusinya Terhadap Total Pendapatan Petani di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara Hotden Leonardo Nainggolan; Maria Rumondang Sihotang; Albina Ginting
AGRIMOR Vol 7 No 1 (2022): AGRIMOR - January 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ag.v7i1.1558

Abstract

Apart from being an ingredient for medicinal plants, biopharmaceuticals also act as a source of community income. The purpose this study was to analyze the farm income of biopharmaceutical crops and their contribution to income of farmers. Area of study was conducted in Sub-district of Dolok Masagal, from February-May 2021. The population of this study were farmers who managed biopharmaceutical farming with 436 families. The research sample was determined intentionally with 30 respondents, and distributed proportionally to 3 out of 10 villages, namely; Dolok Huluan Village 16 respondents, Bangun Pane 12 respondents and Bintang Mariah 2 respondents. This study uses primary data and secondary data, and analyzed by descriptive method. Based on the results of the study concluded; 1) the average income from biopharmaceutical farming is IDR74,504,744/year, the average income from non-biopharmaceutical farming is IDR5,137,692/year and the average income outside of farming is IDR7,496,667/year; 2) farm income of biopharmaceuticals contributed 84.1% to the total income of family farmers, non-biopharmaceutical farm income contributed 5.9%, non-farm income contributed 10% to the total income of farming families. In increasing the income of biopharmaceutical crop farming, it is recommended; 1) so that farmers join farmer groups so that they can easily access seeds, fertilizers, and pesticides/drugs; 2) so that the Agricultural Extension Center of Subdistrict of Dolok Masagal actively provides counseling to farmers for the development of better biopharmaceutical farming; 3) that local governments partner with medicinal plant processing companies to ensure price stability during the harvest season.
ANALISIS DAN STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN TRADISONAL DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA Hotden Leonardo Nainggolan; Johndikson Aritonang; Albina Ginting; Maria R. Sihotang; Memo Alta Putra Gea
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 16, No 2 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9969

Abstract

Nelayan tradisional dicirikan dengan kualitas sumber daya manusia, keterampilan dan produktivititas yang rendah. Nelayan tradisional di Kabupaten Serdang Bedagai juga memiliki karakteristik aset dan teknologi alat tangkap terbatas, turut menyebabkan rendahnya produksi yang berdampak pada rendahnya pendapatan nelayan. Rendahnya pendapatan dan tidak adanya strategi peningkatan pendapatan nelayan menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pendapatan nelayan tradisional dan merumuskan strategi peningkatan pendapatannya. Penelitian dilakukan di Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan September - Desember 2020. Penelitian ini menggunaan data primer dan sekunder, yang dianalisis dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yaitu analisis pendapatan dan analisis SWOT. Berdasarkan penelitian disimpulkan: a) Pendapatan nelayan tradisional pada musim ikan rata-rata Rp65.398,00/hari atau Rp980.971,00/bulan. Pendapatan pada musim paceklik rata-rata Rp13.675,00/ hari, atau Rp205.121,00/bulan; b) Faktor kekuatan nelayan yang dominan adalah memiliki pengalaman dalam mengembangkan kelompok nelayan dan faktor kelemahan adalah waktu dan jangkauan melaut yang terbatas. c) Faktor peluang yang dominan adalah permintaan ikan yang sangat tinggi; d) Strategi peningkatan pendapatan nelayan adalah strategi agresif, dengan strategi prioritas; 1) pembentukan kelompok nelayan serta penggunaan alat tangkap modern, 2) Pelatihan dan penyuluhan nelayan, 3) Penggunaan teknologi informasi yang didukung pemerintah, 4) Pengembangan kerjasama dengan mitra. Berdasarkan penelitian direkomendasikan agar; a) Pemerintah memfasilitasi nelayan untuk membentuk kelompok untuk peningkatan kapasitas dan keterampilannya, b) Pemerintah memberikan dukungan dana untuk pengadaan sarana prasarana penangkapan ikan, c) Pemerintah rutin melakukan penyuluhan, pelatihan kepada nelayan untuk melakukan pengolahan ikan untuk meningkatkan nilai tambahnya serta cara melestarikan sumber daya laut dan pesisir yang berkelanjutan.Title: Analysis and Strategies to Increase Income of Traditional Fishers in Coastal Areas at District of Serdang Bedagai, North SumateraTraditional fishers are characterized by low of quality of human resources, lack of skills and low productivity. Traditional fishers in Serdang Bedagai are depicted as limited assets, technology and fishing gear, contributed to low production which impacted to low income of fishers. This study aims to determine the level of income and formulate strategies to increase fishers’s income. This study was conducted in September-December 2020, using primary and secondary data. Data were analyzed using qualitative and quantitative approaches with income analysis and SWOT analysis. The results conclude that average income of traditional fishers in fishing season is IDR65,398/day or IDR 980,971/month. The average income during the famine season is IDR13,675/day or IDR205,121/month. Furthermore, dominant factor of fishers strength is having experience in fishing groups. Dominant factor of opportunity is a high demand for fish. Some priority actions as aggressive strategies to increase income of fishers are needed such as forming groups of fishers and utilizing modern fishing gears, training and counseling for fishers, using information technology, and developing cooperation and network. Therefore, this paper suggests some recommendations: a) Governments need to facilitate fishers to form groups to increase their capacity and skills, b) Governments shall provide financial support to establish facilitates and infrastructure of fisheries activities, c) Governments should conduct assistance, guidance and training for fishers to implement fish processing to add values, and to sustain coastal resources.
PENINGKATAN WAWASAN PETANI TENTANG PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI KELAPA SAWIT RAKYAT Hotden Leonardo Nainggolan; Jongkers Tampubolon; Albina Ginting; Toga M. H. Siahaan
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i2.473-483

Abstract

This community service activity was carried out in Sumbul Village, Subdistrict of STM Hilir, District of Deli Serdang, in November 2020. This activity was attended by 20 smallholder oil palm farmers as participants. This service activity uses the method; participatory empowerment through counseling, discussion and ending with evaluation. Based on the counseling activities, it is concluded; a) there is an increase in the insight of farmers related to the application of technology in the development of smallholder oil palm farming through their participation in farmer groups from 30% to 80%, b) there is an increase in the insight of farmers from 35% of participants to 75% who understand that with involvement in farmer groups it will be easy to access farming technology, c) there is an increase in the insight of farmers from 15% of participants to 90% who understand that by being involved in farmer groups will help them in implementing smallholder oil palm farming technology, d) there is an increase in the insight of farmers from 25% of participants to 80 % who understand that the application of farming technology will encourage the development of smallholder oil palm farming better.
Lembaga Petani Kelapa Sawit Sebagai Wadah Pengembangan dan Modernisasi Sawit Rakyat Jongkers Tampubolon; albina ginting; Hotden Leonardo Nainggolan
Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat : Edisi Agustus 2021
Publisher : LPPM Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51622/pengabdian.v2i2.340

Abstract

Farmer institutions have a function as a forum for the learning process for farmers, a vehicle for cooperation, providers of production facilities and infrastructure, production units, processing and marketing units, and supporting service units. This service activity aims to; a) provide understanding for farmers about the benefits of farmer group institutions as a forum for obtaining capital or financing for smallholder oil palm rejuvenation sourced from the government; b) to provide understanding for farmers in forming smallholder oil palm farmer groups, as a condition for obtaining assistance from the Palm Oil Plantation Fund Management Agency (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit/BPDPKS). Based on service activities; a) an increase in the number of farmers who understand the existence of a government program on smallholder oil palm rejuvenation; b) there is an increase in the number of farmers who understand that the government provides financial assistance to farmers to rejuvenate and develop their oil palm farming; c) there is an increase in the number of farmers who understand that the government through BPDPKS can provide production facilities in the form of subsidized fertilizer for smallholder oil palm farmers; d) there is an increase in the number of farmers who understand that participation in cooperative institutions or farmer groups is a requirement to get government assistance in developing their oil palm farming.
Kebijakan Perdagangan Internasional Kopi di Indonesia Serta Dampaknya Terhadap Harga Dalam Negeri Albina Ginting; K.M.Z Basriwijaya
Jurnal Penelitian Agrisamudra Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Agrisamudra
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.004 KB) | DOI: 10.33059/jpas.v6i2.1900

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah 1) Untuk mengetahui perkembangan ekspor dan Impor kopi di Indonesia. 2) Untuk mengetahui Neraca Pergadangan Kopi di Indonesia. 3) Untuk mengetahui kebijakan perdagangan internasional kopi di Indonesia. 4) Untuk mengetahui dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap harga kopi di Indonesia. Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penulisan ini adalah metode deskriptif berupa kajian literatur dari beberapa tahun terkahir. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data skunder yang bersumber dari beberapa instansi terkait. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1) Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia setiap tahunnya berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat. 2) Perkembangan volume impor kopi Indonesia berfluktuasi cukup tajam selama 10 tahun terakhir, namun cenderung meningkat. 3) Neraca perdagangan kopi menunjukkan secara absolut berfluktuasi dengan kecenderungan volume ekspor lebih tinggi dibanding volume impor dan menjadikan nilai ekspor kopi Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai impornya. Kondisi perdagangan kopi yang cenderung mengalami surplus ini menjadikan kopi di Indonesia bisa sebagai penyumbang devisa negara. 4) Dari peningkatan harga kopi selama 8 tahun terakhir yang sangat signifikan maka dapat diketahui bahwa kebijakan perdagangan internasional kopi berdampak positif bagi peningkatan harga di tingkat produsen dalam negeri.
PENINGKATAN PEMAHAMAN PETANI DALAM PENGELOLAAN USAHATANI SAWIT RAKYAT BERKELANJUTAN DI DESA SUMBUL KECAMATAN STM HILIR, DELI SERDANG, SUMATERA UTARA Hotden Leonardo Nainggolan; Albina Ginting; Susana Tabah Trina; Ferlist Rio Siahaan
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 5 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i5.1865-1878

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pemahaman petani dalam mengelola usahatani kelapa sawit rakyat berkelanjutan, yang dilaksanakan bulan Nopember 2020 di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan pengabdian diikuti 25 petani kelapa sawit rakyat sebagai partisipan. Metode kegiatan pengabdian ini adalah pemberdayaan partisipatif melalui penyuluhan yang meliputi, ceramah, diskusi dan evaluasi. Berdasarkan kegiatan disimpulkan; terjadi peningkatan petani yang paham bahwa faktor ekologi-biofisik konservasi merupakan indikator penting dalam pengelolaan usahatani kelapa sawit rakyat berkelanjutan; terjadi peningkatan jumlah petani yang paham bahwa penanaman penutup lahan dapat memperbaiki tingkat kesuburan lahan; terjadi peningkatan jumlah petani yang paham bahwa tumpang sari merupakan tindakan konservasi; terjadi peningkatan jumlah petani yang paham bahwa penggunaan pupuk anorganik terus-menerus akan merusak struktur lahan usahatani; terjadi peningkatan jumlah petani yang paham bahwa penggunaan pupuk organik pada lahannya merupakan  tindakan konservasi; terjadi peningkatan jumlah petani yang paham bahwa keikutsertaan dalam kelompok tani atau koperasi berperan dalam pengembangan dan pengelolaan usahatani kelapa sawit rakyat berkelanjutan. Berdasarkan kesimpulan disarankan; agar pemerintah melakukan penyuluhan secara rutin kepada petani kelapa sawit rakyat; agar pemerintah melakukan pelatihan kepada petani kelapa sawit rakyat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sektor pertanian dan membantu petani kelapa sawit rakyat  dalam penyediaan sarana dan prasarana pendukung usahatani secara berkelanjutan.
PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) BAGI PENDAPATAN PETANI: LITERATURE REVIEW Omirais Lawolo; Hotden Leonardo Nainggolan; Albina Ginting; Yanto Raya Tampubolon; Ritha Tarigan
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 10 No. 4 (2022): Ilmu Pertanian
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) adalah program Kementrian Pertanian berupa fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani penggarap, petani pemilik, rumah tangga tani maupun buruh tani untuk mengatasi kemiskinan dan menciptaan lapangan kerja di perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian literatur terkait program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) bagi pendapatan petani. Penelitian ini mengkaji hasil-hasil   penelitian yang sudah dipublikasikan pada jurnal ilmiah, buku dan sumber terpercaya. Dengan demikian, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengalaman langsung, melainkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terdahulu. Metode analisis data berdasarkan hasil penelitian terpublikasi yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian jurnal dikumpulkan dan dibuat ringkasan meliputi nama peneliti, tahun terbit, tujuan penelitian, metode penelitian, dan ringkasan hasil atau temuan. Dalam 10 tahun terakhir terdapat sembilan literatur yang membahas tentang program usaha agribisnis pedesaan  yang dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi sinta dengan pencarian melalui portal google scholar dan research gate dengan mengetik kata kunci “program pengembangan usaha agribisnis pedesaan”. Hasil penelitian yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis critical appraisal untuk menganalisis dari inti artikel jurnal, sehingga mengetahui persamaan dan perbedaan dari artikel-artikel jurnal dimaksud.
Impact of the COVID-19 Pandemic on the Socio-Economic Conditions of Farmers and Alternatives for Their Recovery in Deli Serdang District Hotden Leonardo Nainggolan; Albina Ginting; Susana Tabah Trina; Yanto Raya Tampubolon; Tavi Supriana
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v11i3.47274

Abstract

The COVID-19 pandemic has caused various negative impacts on people, both those living in urban areas and farmers in rural areas. This study aims to determine the socio-economic impact of the COVID-19 pandemic on farmers and to find alternative approaches to recovering the socio-economic conditions of farmers in the District of Deli Serdang, North Sumatra Province. The research was conducted from June to November 2021 in the District of Deli Serdang. The data used in this research are primary and secondary data, which were analyzed by descriptive methods with qualitative and quantitative approaches to determine the pandemic's impact on social and economic conditions. Statistical tests were carried out to compare the socio-economic conditions of farmers before and during the pandemic with the t-test. Based on the study's findings, it was determined that the COVID-19 pandemic had negatively impacted farmers' socio-economic conditions, which are demonstrated by a decline in their frequency of social interactions, frequency of community visits, family income, and level of savings during the pandemic. Moreover, the recovery of the social-economic conditions of farmers during the COVID-19 pandemic has been achieved through farmer empowerment activities, market development, and institutional and capital sources aspects. Based on the research results, there are three recommendations. Restoration of the socio-economic conditions of farmers will be optimal if carried out collaboratively between the government, the private sector, and the farmers themselves. The government must optimize the empowerment of farmers through training, counseling, and innovation in farming technology. Private institutions are expected to participate in socialization and counseling about optimal farming development during the COVID-19 pandemic.
PEMAHAMAN PETANI TENTANG ASPEK KONSERVASI DAN ASPEK SOSIAL-EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT RAKYAT BERKELANJUTAN DI KECAMATAN SINEMBAH TANJUNG MUDA (STM) HILIR KABUPATEN DELI SERDANG Hotden Leonardo Nainggolan; Albina Ginting; Susana Tabah Trina; Yanto Raya Tampubolon; Ferlist Rio Siahaan
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2023): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i3.953-963

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuian petani tentang aspek konservasi dan sosial-ekonomi dalam pengembangan atau pembudidayaan usahatani sawit rakyat berkelanjutan. Pengabdian ini diadakan pada Nopember 2020  di Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir, yang berlokasi di Desa Sumbul. Kegiatan pengabdian diikuti 20 petani partisipan. Metode yang adalah penyuluhan melalui; ceramah, focus group discussion (FGD) dilanjutkan proses evaluasi. Sesuai dengan kegiatan yang dilakukan diambil kesimpulan; a) Petani partisipan yang memahami konsep perkebunan berkelanjutan meningkat dan yang paham bahwa pengelolaan atau budidaya kelapa sawit berkelanjutan berdampak bagi peningkatan pendapatan petani juga meningkat; b) terjadi peningakan petani partisipan yang memahami aspek konservasi lingkungan penting  dalam pengembangan sawit rakyat  berkelanjutan; c) Terdapat peningkatan  petani partisipan yang paham bahwa penggunaan pupuk kimiawi berbahaya bagi kondisi usahatani dan lingkungan; d) Terjadi peningkatan partisipan yang memahami bahwa kondisi sosial dan ekonomi merupakan merupakan indikator penting pengembangan kelapa sawit rakyat yang berkelanjutan.