Rendahnya keterampilan berpikir kreatif peserta didik masih menjadi tantangan dalam pembelajaran abad ke-21. Hasil studi pendahuluan di salah satu SMP di Bandar Lampung menunjukkan bahwa capaian indikator berpikir kreatif seperti kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi berada di bawah 60% dan termasuk kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide, kurang percaya diri, dan cenderung pasif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis kontribusi model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) berbantuan Performance Assessment terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Quasi experimental, dengan desain The Matching Only Pretest Posttest Control Group Design. Sampel penelitian terdiri dari kelas VII.8 dengan 32 peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII.9 dengan 30 peserta didik sebagai kelompok kontrol, yang dipilih melalui cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat antara model AIR berbantuan asesmen kinerja dengan keterampilan berpikir kreatif, dengan koefisien korelasi sebesar 0,75. Nilai R Square sebesar 0,56 menunjukkan bahwa model ini memberikan kontribusi sebesar 56% dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif secara signifikan, yang termasuk kategori sedang. Dengan demikian, model AIR berbantuan asesmen kinerja efektif mendorong peserta didik untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran.