Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENGHIDUPKAN NILAI-NILAI KI HAJAR DEWANTARA DALAM PEMBELAJARAN DEEP LEARNING Istihana Hoiris Zuhro; Dya Qurotul A'yun
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1190

Abstract

Pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam pengembangan sumber daya manusia dan dengan hadirnya era digital ini perkembangan teknologi, khususnya deep learning, membuka banyak peluang baru untuk merombak cara kita mengakses dan mengaplikasikan pembelajaran. Dalam hal ini, pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pionir pendidikan Indonesia memberikan dasar yang relevan dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih humanis dan terhubung dengan kemajuan teknologi. Ki Hajar Dewantara menekankan tiga nilai inti dalam pendidikan yang tetap menjadi pedoman hingga saat ini, yakni Ing Ngarso Sung Tuladha (menjadi teladan di depan), Ing Madyo Mangun Karso (memberikan semangat di tengah), dan Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan dari belakang). Nilai-nilai ini menggaris bawahi peran penting pendidik dalam memberikan bimbingan, motivasi, serta contoh yang baik bagi siswa. Di era pendidikan abad ini penerapan deep learning sangat membantu dalam mewujudkan filosofi ini dengan lebih efisien. Teknologi ini memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih personal dan teradaptasi dengan kebutuhan setiap individu. Dengan demikian, teknologi ini mendukung nilai Ing Ngarso Sung Tuladha, karena pendidik dapat menjadi contoh dalam menggunakan teknologi untuk pendekatan pembelajaran yang lebih individual. Ing Madyo Mangun Karso, yang memungkinkan siswa berkembang secara aktif melalui sistem pembelajaran yang lebih dinamis dan responsif. Lebih jauh lagi, deep learning juga mendukung prinsip Tut Wuri Handayani, di mana teknologi dapat berfungsi sebagai pendorong bagi siswa untuk terus maju, memberikan mereka peluang untuk belajar secara mandiri dengan bantuan sistem yang memotivasi dan memberikan umpan balik otomatis. Dengan menggabungkan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan potensi teknologi deep learning, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan tiap individu, sehingga menjadikannya lebih efektif dan berkelanjutan.
IMPLEMENTASI PENILAIAN INSTRUMEN NONTES BERBANTUAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DI SEKOLAH DASAR Istihana Hoiris Zuhro; Arina Hevy Alifiyah; Andika Adinanda Siswoyo
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1420

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menerapkan penilaian berdasarkan instrumen non-tes yang didukung oleh model Project-Based Learning (PJBL) dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada penerapan model pembelajaran yang memfasilitasi keterlibatan aktif siswa. Model PJBL dipilih karena dinilai efektif dalam mendukung pembelajaran berbasis proyek yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan bekerja sama, dan rasa tanggung jawab. Instrumen non-tes yang diterapkan dalam penelitian ini mencakup observasi, wawancara, dan penilaian kinerja yang bertujuan untuk mengukur secara menyeluruh kemampuan berpikir kritis, keterampilan kolaborasi, dan sikap tanggung jawab peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PJBL dengan penilaian non-tes dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas pembelajaran PKN di tingkat sekolah dasar. Proyek-proyek yang dilaksanakan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami materi PKN dengan lebih mendalam dan bermakna, serta memperkaya pengalaman belajar mereka secara keseluruhan. Melalui keterlibatan dalam proyek-proyek nyata, siswa diajak untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah secara kolaboratif, dan mengembangkan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Pengalaman ini juga memungkinkan siswa untuk menghubungkan pengetahuan teoretis dengan praktik sehari-hari, yang pada gilirannya memperkuat pemahaman mereka terhadap nilai-nilai kewarganegaraan dan partisipasi aktif. Selain itu, penggunaan penilaian non-tes dalam penelitian ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai perkembangan siswa, terutama dalam hal pembentukan karakter. Observasi, wawancara, dan penilaian kinerja memungkinkan guru untuk mengevaluasi tidak hanya hasil pembelajaran kognitif, tetapi juga keterampilan hidup penting seperti komunikasi, kerjasama, dan pengambilan keputusan yang etis. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan penilaian non-tes dalam kerangka PJBL sangat efektif dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan karakter dan memperbaiki mutu pembelajaran PKN di sekolah dasar. Pendekatan ini, dengan memperdalam pemahaman siswa tentang materi PKN serta mempromosikan kegiatan yang membangun karakter, berkontribusi pada tujuan yang lebih luas untuk menciptakan warga negara yang bertanggung jawab dan berperan aktif.