Merebaknya pandemi COVID-19 memengaruhi setiap lapisan masyarakat tanpa terkecuali, termasuk penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layanan rehabilitasi sosial dan kondisi tunanetra di Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang selama pandemi dan setelah COVID-19. Responden penelitian ditentukan sebanyak 30 responden tunanetra, 10 staf panti tunanetra, dan 10 tokoh masyarakat. Metode penelitian menggunakan pendekatan metode campuran (mixed method). Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana kondisi Tunanetra di RSBN selama dan setelah pandemi COVID-19. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pelayanan dan kondisi sosial tunanetra di Rehabilitasi Sosial Bina Netra di Malang sangat baik, ditinjau dari aspek kesehatan, hak pribadi dan penghasilannya, hal itu dibuktikan dengan partisipasi penyandang disabilitas dalam masyarakat, mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan adanya dukungan sosial keluarga dalam rehabilitasi. Pada saat pandemi COVID-19, Dirjen Bina Rehabilitasi Sosial mengeluarkan kebijakan untuk memulangkan tunanetra ke keluarganya, mengingat tunanetra harus membutuhkan bantuan orang lain dan panti yang begitu padat, sehingga kebijakan social distancing tidak bisa dilaksanakan bagi tuna netra, oleh karena itu kebijakan yang diterapkan adalah dengan memulangkan tunanetra kepada keluarganya untuk selama enam bulan, dan setelah pandemi boleh kembali lagi ke panti. Di RSBN Malang mereka mendapatkan ketrampilan memijat yang selanjutnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan dari memijat. Masyarakat sekitar panti sering menggunakan jasa pijat mereka, hal itulah yang menyebabkan mereka dapat berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penyandang tunanetra di RSBN (Rehabilitasi Sosial Tunanetra) berhasil menyesuaikan diri dengan situasi selama dan setelah pandemi COVID-19 serta mematuhi seluruh protokol yang dianjurkan oleh pemerintah.